Senin, 30 Desember 2013

Flashback

Hidup itu kotak misteri! yah, rasanya layak juga di maknai seperti itu.

Ku maknai seperti itu karena ada kaitannya dengan seorang kawan. Kamu percaya buku kehidupan, say? tentang hidup, mati, jodoh, rejeki dan lainnya?

Beberapa waktu lalu membaca kolom komentar di sebuah status yng kawanku buat. Kali ini bukan unsur kesengajaan, dibaca karena postingnya ada dilaman pertama. Teman wanitanya menanyakan alamat rumah padanya, yang dia jawab diiringi pertanyaan apakah akan mengirimkan undangan.

Wanita itu dulu pernah menjadi penunggu hati kawanku, dan aku pun tergelitik untuk melihat dindingnya. Wanita itu memajang foto yang nampaknya sedang bertunangan. Jadi ku pikir wajar kalau kawanku menduga seperti itu.

Hal yang mengusik ruang pikirku adalah mendapati kalau kawanku ini berkali-kali dilepaskan oleh teman dekat wanitanya. Aku bepikir adakah yang salah? Apakah Cinta begitu bersyarat?

Dari penilaianku pribadi, kawanku ga jelek. Fisik dan bahasa tubuhnya menarik. Pola tingkah dan tuturnya terhadap wanita pun mempesona. Lalu pertanyaannya kenapa sampai detik ini yang mampu bertahan bersamanya? sedang menurutku rupa beberapa penggantinya dihidup mantan wanitanya tak lebih rupawan darinya. Mungkin untuk menjalani hidup bersama yang dibutuhkan bukan sekedar melihat wajah yang rupawan atau buaian pesona.

Lebih terbuka, kalau bicara materi. Kawan ku bukan orang yang tidak berpenghasilan, bukan orang yang senang menjadi benalu, sepengetahuanku dia bisa menghidupi dirinya. Dia juga di besarkan dalam keluarga baik-baik. Mamanya baik. Papanya sanggup memberikan tempat tinggal layak untuk keluarga. laki-laki lain pun tak jauh lebih baik darinya menurutku. Tapi sekali lagi mengapa tak ada wanita yang bisa bertahan? Mungkin hidup bersama dibutuhkan lebih dari sekedar penghasilan, karena kemapanan secara materi nyatanya sangat relatif.

Menompangkan dagu dengan tangan diatas meja, pelan-pelan menghembuskan nafas. mencoba mengingat semua alasan wanita-wanitanya saat melepaskannya. Kalau yang sebelum-sebelumnya masih ku mengerti mengapa mengambil keputusan untuk berpisah, umur selalu menjadi alasan klasik yang tak bisa dielak bukan. tapi untuk wanita yang ini, aku agak bergidik bukan karena berpikir kecil akan dia tapi usianya itu masih muda jauh lebih muda dari ku, apalagi jika dibandingkan dengan kawanku. Tapi membuat keputusan cepat, cepat melepaskannya, cepat mengikatkan diri secara serius dengan orang lain. Keraguannya akan sosok kawanku sebentar-sebentar saat mengingatnya membuatku tercengang, semuda itu bisa pikir jauh. Mungkinkah ini yang orang-orang gaungkan kalau kedewasaan bukan sekedar soal umur atau wajud dari "umur hanya soal angka" ? Kalau memang begitu, tak pernah belajar dari kesalahankah kawanku ini? atau wanita-wanita disekitarnya yang berpikir terlalu berat? tak ada tenggang waktukah? atau kawanku tak punya batasan? mereka tuntut ada apanya kah? atau kawanku yang kekeuh untuk diterima apa adanya?

No... Cinta yang memilih tapi hidup kita yang tentukan. apa yang menurut kami harusnya untuk kawanku itu tapi sudah layak baginya sendiri tak akan punya banyak pengaruh. 

yang kulihat saat ini kawanku sedang bergerak, tak putus doa agar kawanku temukan sosok yang dianggapnya pas dihati dan dilogikanya, melihat kawanku menciptakan kebahagiannya sendiri di hidup dan lingkungannya sendiri.menompang pikiran-pikiran liarnya dengan ilmu yang tepat. tidak berbesar hati dengan idealismenya sendiri. 

Senin, 23 Desember 2013

Souvenir



Kata orang menjelang pernikahan itu akan nervous. Ntah aku hampir tak merasakannya, ku tanya si kaka juga biasa saja memikirkan prosesinya. Tapi jelas kami stress menyiapkannya, mungkin karena itu juga kami jadi kehilangan moment euphoria? Ah tapi banyak pasangan yang juga mengurus segala sesuatunya sendiri. Mungkin kami stress karena harus berpikir –menimang budget dengan keperluaan, mengingat kami bukan orang yang berpenghasilan luar biasa.
Kali ini mau share cara yang kupilih untuk pilih-pilih souvenir.

Sebenarnya urusan souvenir ini tidak terlalu repot. Karena seperti biasa semua terserah aku dan untuk kali ini tidak ada kompromi. Orang rumah sempat menanyakan mau beli dimana? Mau cari sama siapa? Kapan mau perginya? Nanti ku terangkan

Seperti biasa juga souvenir dari teman-teman selalu menginspirasi dan yang lebih biasa lagi ‘google’ selalu menjadi teman sharing bisuku, dia pandai menjaga rahasia J. Sebelum pencarianku, aku sudah memberi clue kalau souvenirku, aku yang pilih aku budget  untuk souvenir max Rp.5000,- si kaka setuju-setuju aja. 

Dan pencarian pun dimulai.

Aku tidak pernah berpikir untuk memberikan gantungan kunci, pembuka botol, tempelan kulkas, saputangan, kipas lipat, bros, tempat lilin atau pernak-pernik kecil lainnya. Bukan karena terlihat murah (nyatanya untuk kualitas bagus harganya cukup membuat berpikir 2-3kali red-tergantung yang bikin acara) tapi karena aku pribadi saat mendapatkan itu tidak pernah ku gunakan. Tempat tujuan akhirnya tempat sampah, membayangkannya rasanya sayang sekali, walau sebenarnya tak semua orang akan berlaku seperti apa yang ku lakukan.

Aku memilih untuk tidak berpikir memberikan souvenir berupa dompet batik(katanya sedang tren), cermin saku, kotak perhiasan, pembungkus kotak tissue, taplak meja kecil. Biasanya aku ini akan bosan dengan benda-benda serupa itu, lagi-lagi penilaian personal.

Aku putuskan untuk memilih souvenir  gelas, cangkir, toples, mangkok atau asbak. Karena menurutku ada manfaatnya, jangan marah ya Sekali lagi itu menurutku.

Hmmm.. tercengang juga lihat daftar harganya. Don’t give up!!!! Cemungud. Toples, asbak coret. Okeh sekarang lebih mudah melakukan pencarian.

Ku lempar waktu untuk mengantarku yang katanya cari di pasar jati Negara saja, karena pilihannya banyak, tokonya pun banyak. Tapi tiba diwaktu yang dijanjikan tidak ada pergerakan karena banyak alasan. Bukan hal yang besar buatku walau ada rasa kesal, aku hampir terbiasa untuk tidak terlalu berharap pada orang lain. Semua harus bisa diselesaikan dengan atau tanpa bantuan orang lain. Acara googling pun semakin asik, jadi bisa tahu banyak cerita dari teman-teman blog yang pernah mengalami hal serupa. Menyiapkan pernikahan dari keributan-keributannya sampai hal-hal menyenangkannya, buatku rasanya sesuatu. Dari situ aku dapat beberapa tempat dan contak yang bisa ku hubungi, baik dari web pemilik souvenir sendiri atau contact telponnya. Lebih banyak mendapatkan penjual tangan ke dua sih, tapi itulah serunya mencari sesuatu di dunia maya semua serba abu-abu. Sampai ku temukan fix dua nama penyedia souvenir tangan pertama yang harganya relative murah.

Yang pertama ada dicipayung- alamat jelasnya sudah ku hapus beberapa waktu lalu tapi masih ada nomor telp yang bisa dihub. 081219716715-02136162353

Yang kedua Yana souvenir alamatnya di cipinang, belakang LP PIN BB 22903883 telp 02199616347





Setalah diskusi kalau sudah temuin dua alamat ini akhirnya si kaka pilih untuk menyambangin yang dicipinang dulu semoga ada yang cocok jadi ga perlu buka google map untuk cari alamat yang dicipayung. Ku bilang palingpesenan jadi paling cepet 3 minggu paling lama 1.5 bulan. Tergantung stok barang sama detailnya. Kecuali mau pernak-pernik kecil, itu bisa langsung dibawa pulang. Waktu yang tentuin si kaka, biasa sok sibuk kalau ga gitu alasan cuaca. 

Sampai disana, benar saja segala rupa souvenir ada. Tempatnya besar, bau lem menguar dimana-mana. Malah jatuh cinta sama toples mungil untuk tempat permen atau kacang-kacangan harganya Rp.7500,- sudah dalam kemasan. O ow, secinta-cintanya ga akan ku beli juga lah itu barang gila aja lebih dari budget, walau si kaka bilang kalau emang suka ambil aja. Oh tentu tidak sayang aja pengeluaran masih cukup banyak. Akhirnya lihat gelas gendut, suka deh. Mantap dipegangnya, dan bodynya itu loh, aihhh sesuatu aja buatku harganya Rp.5000,-an cocok dengan budget. Dia bilang bisa jadinya satu bulan, bisa kirim (si kaka seneng banget denger bisa kirim jadi dia ga perlu kesini lagi untuk ambil) tentu ada biaya, tapi sebanding kok apalagi kalau tidak ada keperluaan lain yang ingin dicari. 

Penampakan hasil jadinya



Aku pesen Cuma 300 pcs, seperti undangan juga minimal order saja karena memang yang diundang tidak banyak. Tapi Mba ku malah takut kurang jadi di tambahi olehnya deh gelas lain, walau ga serupa karena ga bisa nemuin yang sama dimana-mana padahal menurut ceritanya sudah dikitarinya mulai dari cipulir, asemka, jatinegara, tanah abang akhirnya menyerah di jembatan lima dengan membeli gelas bernuansa ungu dan ini pun hadiah, tidak masuk dalam budgetku. Ah big love for my best sister, ga sempat ke foto.

And I want saying Success


Pilih gelas ini walau kepikir ada yang ga mau pake setidaknya saat ada di dapur akan ada orang yang menggunakanya. Dan akan selsai jika pecah, kecuali memang jika setelah diterima langsung dibanting.
Jadi mau siapkan souvenir seperti apa????


Senin, 16 Desember 2013

invitation



Hai sayang, masih bahas persiapan pernikahan ku nih. Semoga ga bosen bacanya

Urusan yang besar bisa dibilang sudah selesai. Eng..ing.. eng.. printilannya nih. Kali ini aku mau share pilih-pilih undangan.

Kami sepakat acara ga digelar besar-besaran, karena akan memakan budget besar *ga rela rasanya. Bunda juga bisa di kondisikan. Jadi sepakat hanya bikin acara untuk 250 undangan kalau yang hadir berpasangan berarti ada sekitar 500 kepala. Undangan mulai di seleksi , jadi hanya yang benar-benar dekat saja yang diundang, baik dari undangan ku, undangan dari si kaka atau undangan Bunda.

Bikin acara untuk orang yang sedikit memang luar biasa nanggung repotnya dan akan merepotkan. Jadi kalau mau gelar acara lebih baik disiapkan budget lebih jadi bisa dimaksimalkan segala detailnya J.

Jauh hari, seperti biasa internet adalah teman yang jujur. Jadi lebih enak tanya apa-apa lewat mesin pencari dari pada tanya ke banyak teman. Boleh lah tanya ke beberapa teman yang bisa dipercaya kalau jawabannya jujur.  Lihat-lihat di internet, mulai dari design, kisaran harga sampai detail isi undangannya.

Seperti biasa aku yang cari warna, bukannya si kaka ga mau nentuin warna tapi bukannya emang perempuankan yang repot soal warna. Orang rumah sama si kaka tanya aku mau cetak undangan warna apa? Ku bilang kuning emas. Bunda bilang kenapa ga pilih warna Pink?  hahahahahaha bukan ga suka warna pink. But pink isnt my colour, ntah kenapa aku selalu tergila-gila warna emas dalam even-even seperti ini. Yang menurut banyak orang warna konvensional, buat ku Gold itu everlasting lah. Si kaka bilang ga mencolok ? xixixixixixixixi.. tenang aja kaka aku bukan gadis yang ga ngerti warna kan. Nantinya pilihnya yang kuning gading gitu. Kan banyak warna sama tipe kertas. Akhirnya di iyakan sambil jalan.
Lewat internet aku tau harga pasar undangan yang sering ku terima. Jadi bisa memperkirakan saat hunting ke percetakan. Sampai saat hunting ke percetakan dari pondok kacang sampai karang tengah, hohohoho. Harganya mahal karena cetak sedikit. Si kaka tanya gimana sudah dapet tempat cetak sama designnya belum. Si kaka orang yang ga suka aneh-aneh jadi ga ribet berurusan dengannya karena ku suka yang simple-simple aja walau kadang dikata sedikit nyeleneh, ku bilang harganya mahal kisaran Rp. 7000,-. Malah ditantang emangnya mau cari yang harganya berapa? Ku bilang aku tuh udah ngeset kalau undangan ga boleh lebih dari Rp. 4.000,- sayang aja kalau nantipun hanya akan dibuang-buang. Tapi aku juga ga mau beli yang blangko gitu, ga kece aja *tuhkan nyeleneh. Agak tarik nafas juga sih si kaka ngadepin aku, ku bilang kita masih harus beli souvenir loh. Akhirnya pencarianku tertambat di percetakan warna lokasinya depan pertigaan semanan, dekat dengan sekolah SMA ku di Ciledug.  Dari awal sudah ku katakana mau cetak undangan dengan ukuran kecil, tapi yang bagaimana aku juga tidak mengerti, smpai di percetakan ini langsung suka sama undangan hard cover 14x15 yang di pajang itu warna krem buat badan undangan dan coklat untuk amplop kecil tempat undangan dengan pita kecil ditengahnya, Harganya kalau cetak dikit Rp.5000,-. Aku bilang ini murah, jauh lebih murah dari kebanyakan percetakan lainuntuk cetak minim. Estimasi  kalau dibuat soft cover bisa dengan harga Rp.3000,- atau Rp.3500,- mari buat designnya.

Design by me, hohohoho.. kasih liat ke orang rumah design mentahnya. Katanya kok sepia mat, nanti ini polos, diatasnya selipin tulisan arab ya, ga bisa lebih besar. Xixixixixi.. sebagian besar ku dengar saja, selain permintaan ada tulisan arabnya *kulakukan juga untuk menghargai. Si kaka bilang ini polos, ga ada apa-apanya.  Design ku emang polos-polos aja, ku bilang nanti didepannya ini ku mau tempel gambar gunungan *yang seperti daun dalam gelaran wayang kulit itu loh atau Loro Blonyo *pasangan jawa dan semua berjalan seperti yang kuinginkan. Ternyata ada sablon loro-blonyo yang mengusik perhatian. Akhirnya deal pilih itu.

Seperti prakiraanku kalau harga nya bisa dapat Rp.3000-3500, aku cetak dengan jumlah minimal 300 lembar diberikan harga Rp.3000 untuk undangan soft cover tanpa sablon tinta timbul dan diberi harga Rp.3500 soft cover dengan sablon tinta timbul. Yang katanya diberikan harga sama untuk hard cover asalkan pesannya minimal 1000 lbr. Ini penampakan undanganku









 Successsssssss.....



 

Jumat, 13 Desember 2013

catering oh Catering

Sambung urusan persiapan pernikahanku

Urusan menentukan gedung kelar , Cheklist --- sip

sekarang nentuin Cateringnya. eng-ing-eng, banyak bintang dikepala. Sekali lagi orang rumah nggak terlibat. Ada sih yang mau terlibat, walau terkesan ngegerecokin doang tapi yah itu lah manusia, sulit nemuin yang sejalan sepikirankan. Sebelum datang ke bani umar, sempet nge-record rasa dari tempat hajatan temen-temen yang sebelumnya. yang enak di list untuk nanti dihubungi dan di bandingkan dengan yang lain. lagi-lagi nego dengan Budget.

Dengan berbekal beberapa list catering aku coba untuk datang ke Masjid Bani Umar untuk booking, juga untuk bertanya beberapa hal. sebelumnya sudah diberi tahu teman-teman kalau biasanya gedung punya rekanan catering dan biasanya akan lebih mudah kalau menggunakan cateriang yang ada (ga tambah beban pikiran karena mengurusi hal yang kecil-kecil dan ga tambah budget)

Setelah melakukan Booking hari, baca perjanjiannya.
- uang booking akan di masukan sebagai infak masjid jika terjadi pembatalan
- pelunasan dilaksanakan paling lambat 2 minggu sebelum acara
- Catering yang bukan rekanan dikenakan biaya tambahan 25% dari total biaya catering, belum termasuk subsidi untuk kebersihan dan keamanan

wo ow ow... Ku tanyakan apakah di sana menyimpan list rekanan catering, dan aku disodorkan beberapa brosur. Lima nama catering ditangan, mulai telpon satu-satu tanya alamat jelas, tanya paket, tanya harga setelah di perjelas tiga nama catering dipilih alasan budget karena belum liat hasil akhirnya. Tiga nama itu Nisa catering, Hj.Tini suherlan, Iko Catering. ketiganya punya harga yang saling melengkapi. langsung mengajukan diri untuk bisa diundang test food disetiap catering. Akhirnya tidak bisa menghadiri setiap undangan test food Nisa Catering karena waktu nya sering di hari Sabtu kalau pun hari minggu acara cukup jauh. lalu memenuhi undangan Hj. Tni di masjid Raya Bintaro, ngeliat gelagat si kaka kayaknya ga sreg nih. coba berusaha antusias buat tanya lengkapnya. buat kami sih cuma dapat poin 7.

Akhirnya coba telepon IKO Catering buat ikut test food dan percaya atau tidak test foodnya di Ms. Bani Umar dapat poin plus karena bisa langsung liat settingan mejanya. sudah diingatkan sama ownernya untuk booking dulu karena akan ada kenaikan harga, tapi mana berani karena belum tau rasa masakannya. enaknya test food di IKO kami tidak dibiarkan mengambil makanan dari jamuan yang punya hajat, tapi sudah disediakan di pantry, dijelaskan detailnya, diberi masukan padu-padan rasa, pelayanan yang menyenangkan. Si kaka Oke, aku cukup sreg sama semua detailnya, tinggal tunggu pendapat Bunda.

Karena ga mau belikucing dalam karung, kami putuskan untuk menyambangi rumah sekaligus tempat usaha IKO Catering di Jalan Sumatra di perumahan Villa Bintaro Indah (gak terlalu jauh dr tempat acara dan dari rumah), dilihatdari luar bisa dipercaya. Booking dengan 2 juta rupiah lagi-lagi aku jalan hanya dengan kaka, pilih menu, tambah gubukan, menghapus ini-itu, ganti ini-itu (walau tetep ada yang ketinggalan). Atur jadwal untuk Bunda test food dan jodohnya lokasinya di Ms.Bani Umar lagi.

Kedatangan ke-Dua untuk melakukan angsuran, kali ini sama Bunda dan si Cerewet. Ngeset makanan, warna kain dekorasi, gebyok, busana Among tamu, busana orang tua dan tentu busana pengantin. yang ke tiga pelunasan dan fix-in busana si kaka busanaku baru bisa di fix seminggu sebelum acara.

Setelah mix n match sama orang rumah, :D dapet sponsor buat tambah gubukan.ihiyyyy love u guy's. jadi dealnya ini :
- Busana Bapak Full dari Iko warna hitam
- Kebaya Ibu milik pribadi warna Coklat Gold, kain dari Iko
- Busana Among tamu Pria full dari iko Coklat Mocha ( Pas harinya Adanya Hitam)
- Busana Among tamu wanita 3 pribadi (Kuning Gold);3 dari Iko (Cream)
- Busana pagar ayu 2 psg full dari Iko warna kuning kunyit (pas hari H: Beskap Hitam; Kebaya Kuning)
- Busana pengantin Pria akad Full dari Iko Nasional Putih
- Kebaya pengantin wanita pribadi; kain dari Iko
- Busana pengantin Resepsi full dari Iko it's a must Black
Dekorasi
- Gebyok jawa full warna coklat (tapi jadinya Putih- ga apa deh)
- Kain penutup meja Coklat, Gold - sudah sesuai
- Dekorasi yang lainnya inisiatif pihak Iko
Pelengkap
- Studio Mini diruang Ganti
- Photo dan Video ada
- Ga pakai Hiburan (kurang penting, sayang aja Budgetntya buat gituan :D)
- Cucuk Lampah (Pemanis ini, biar fokus ga cuma ke pengantin :)) akal-akalan) penarinya cantik
- Buku tamu free (tapi pilih pakai punya sendiri)
- Janur dari Iko
Hidangan
*Menu utama
- Nasi puti (pasti, ini kan Indonesia)
- Rolade Daging sapi (sebelumnya nasi goreng, efek klo ke pesta orang ga pernah ambil nasi goreng :D)
- Kakap Asam manis (biasalah ya)
- Ayam Bumbu Rica-rica
- Sop Kimlo
- Rujak pengantin
- Kerupuk, air mineral
*Menu Gubukan
- Ice Cream 200 cup (paketnya)
- Soto Betawi 100 porsi (paketnya)
- Somay 100 porsi (Paket) + tambah 100 porsi *sponsor
- Sate Ayam 100 porsi (paket) + tambah 50 porsi *sponsor
- Bakwan malang 100 porsi *sponsor
- Es cendol 1 galon *sponsor
- Zuppa Sup 100 porsi
*Menu pelengkap
- Snack (paket)
- Soft drink ; lemon tea, fruitpunch (paket)
- air mancur coklat (tukar dari Ice Crafting;paket)

Semua siap tinggal tunggu harinyauntuk urusan catering

terima kasih untuk semua support yang diberikan begitu banyak orang. kalau ada yang terlewat maklumi saja ya...

let's say The GOAL, Success


 link IKO Catering : http://www.ikocatering.com/


Selasa, 03 Desember 2013

Gedung Untuk Resepsi

Menyiapkan acara pernikahan itu sesuatu sekali. Dirasa sesuatu sekali karena acara yang hanya satu haru menyita perhatian begitu banyak. menguras energi, menguras isi dompet lebih parah menguras emosi.

Mengawali kepenatan dari menentukan lokasi acara. Kami sepakat untuk tidak menggelar acara dirumah karena alasan kondisi Bunda. Berarti harus cari gedung yang serba-serbi, Baik untuk acara pernikahan, baik dilihat dari isi dompet, baik dari lokasi mengingat undangan.

Karena aku yang diminta mencari ku sodorkan dulu point-pointnya. Mau tempatnya seperti apa Rumah Makan, Hotel, Gedung Serbaguna, Sport Club atau Masjid.

Lagi-lagi terserah aku, okey. Ku bilang aku ingin nikah di Masjid, kalau tempat resepsi bebas. Dan lagi aku di iyakan, dengan syarat atur waktu agar tetap satu hari selesai. ow.. ow.. ow.. Big Job

Ini yang ku ajukan :
- Rumah Makan Istana Nelayan, ditolak karena beberapa kali hadiri acara disana menu yang dihidangkan kurang variatif dan kurang untuk lidah kami. lokasi Jauh dari rumah, Budget Besar
- Rumah Makan Pondok lesehan RUM- dekat Bandara, ditolak Rasa masakannya kurang enak, tempat jauh, padahal Budgetnya Bersahabat
- Hotel Narita - Cipondoh, ditolak karena tidak suka aja.
- Padang Golf Modernland - Katanya Budgetnya dari siapa :))
- Sport Club Alam Sutera - ditolak karena Rekan kerja pernah disana :D
- Masjid Alam Sutera - Ditolak karena penampakan kurang menarik
- Masjid di Cipondoh - tak sempat didatangi karena sudah jatuh hati ditempat lain
- Masjid Al-madinah - Ciledug, yang dari tangerang kasian katanya, lagi pula mesti tambah tenda.
- Gedung Serba guna - dekat TPU Taman bahagia Bintaro, lokasi sempit ga sreg, nikah dari Bani umar ke sini repot.
- Masjid Raya Bintaro di dekat Bintaro Nine Walk, yang tau alamat sini siapaaaaaaa
- Masjid Raya Bani Umar- Graha Raya Perigi pdk Aren

Si kaka suka, minta untuk ditanyakan masih bisa booking atau full schedule sekalian direview harga sewa dan lain-lainnya detail. Si Bunda juga setali tiga uang sama kaka, setuju. Okeh analisa dimulai

Budget tidak lebih dari 8 jt
Semua biaya keamanan dan kebersihan sudah dihitung, tidak perlu siapkan lagi
Untuk akad nikah dan Resepsi di hari yang sama tak ada penambahan biaya
Sound system, meja  disediakan
satu kali perubahan tanggal free /bisa selama tanggal masih kosong

dan semua sepakat acara dilaksanakan ditempat ini. tempat yang pernah kupandangi dengan seorang kawan. mungkin ini jodoh. Oh iya, keluarga si kaka untuk ini tidak ikut tau menahu karena tempat tinggal jauh untuk mengerti lokasi.

dan saatnya untuk bilang the goal, success......

Kamis, 28 November 2013

Rencanaku dalam pengawasan-Nya

Hai sayang,

Bagaimana kabarmu? Selalu luar biasa bukan? Selalu menawankan? Selalu mempesona tiap matakan? Selalu perlihatkan senyum mautmukan? Aku berharap hal yang indah-indah terjadi pada kita.

Saat menulis ini statusku sudah berbeda sayang, sudah tak sendiri lagi. Dan sampai dititik ini aku sesekali masih terpikir pertanyaan seorang kawan “Mengapa meng-iyakan, saat diajak menikah?” aku masih belum menemukan kata untuk menjawabnya selain “Karena dia”.

Idealisme kami menyeruak, ntah bias diterima oleh kepala lain atau tidak saat itu. Semua konsep, menu, detail undangan, souvenir, tempat acara hampir semuanya kami urus hanya berdua. Bukan karena tidak ada yang ingin bantu, tapi terkadang melibatkan banyak kepala bukan membuat kaki kami melangkah lebih ringan.

Jauh sebelum plan ini, aku memang sudah diminta untuk cari-cari gedung dengan harga sewa dan persyaratannya. Karena kami tak ingin merepotkan Bunda dengan urusan masak-memasak atau urusan mengkoordinir catering yang sampai dirumah, jika acara kami adakan dirumah. Selain itu kami tak pernah ingin berada sebagai tontonan dalam jangka waktu yang panjang. Jadi semua harus terhitung.

Semua pencarian ku lakukan dengan perlahan-lahan, kata orang rumah terkesan santai dan cuek. Cari informasi di google tentang semua hal yang terlintas tentang pernikahan disana. Sedikit banyak informasi yang ku baca bermanfaat dan sangat membantu. Bagus untuk tidak membuatku panic dan mengandalkan orang lain.

Tak ada suara untuk acara pernikahanku, karena aku ingin orang yang pertama kali tau dari mulutku adalah seorang kawan. Aku tak inginberhutang lebih banyak lagi padanya, walau ntah hutang apa. Memilih waktu yang tepat, bukan untuknya tapi untukku sendiri untuk menghadapinya. Egois karena aku tak bberpikir apakah waktu itu adalah waktu yang tepat baginya.

Okey, target pertamaku sukses. Tak ada kebocoran akan hal ini. Tanggal 30 September 2013 resmi rencanaku terpublikasi, walau nyatanya tak seperti itu.  Yang namanya jalan memang ga asik kalau ga ada belokan atau pun persimpangan. Akan  semraut kalau tak ada rambu jalan, tanggal 1 oktober 2013 keponakan gendut ku harus kembali ke asal kita diciptakan.
Terbayangkah apa yang terjadi dikepalaku dan hatiku. Tiga minggu jelang pernikahanku duka ini menyambangi keluargaku.  Semakin berkecamuk ketika ada saja duka yang tertangkap mata jelang hari H.

Selasa, 08 Oktober 2013

Selamat Jalan sayang



Hai dear,

Saat menceritakan ini perasaanku sudah jauh lebih lega dari hari-hari kemarin. Hari ini tepat seminggu kepergiannya.  Selamanya Ia menurutku masih terlalu singkat. Semua terjadi begitu cepat, bahkan aku masih belum mendengar Ia memanggil namaku , membandingkan dengan lafal keponakan-keponakanku yang lain, yang tak pernah seragam dan benar memanggil namaku. Ia belum lagi mau ku ajak jalan-jalan tanpa mamanya. Bukan penyesalan apa yang ku utarakann ini, karena aku sadar tak ada yang luput dari campur tangan-Nya, ini adalah waktunya tidak lebih cepat, tidak juga terlalu lambat.

Untuk anak, adik, cucu, keponakan, sepupu dan orang-orang yang mengenalnya, sosoknya begitu menggemaskan. Kehilangan ini seolah milik bersama. 

Banyak yang bertanya kejadiannya seperti apa, aku tertegun karena aku ragu memulainya. Karena memang tak mengerti sejarahnya, menjawab semampuku walau terkadang ku merasa jawabanku tak memuaskan.  

Itu yang ku rasakan, lain lagi adik manisku. Yang menurutku memperhatikannya lebih dari yang lainnya. Apapun bisa dibelinya untuk keponakanku itu.  Yah memang si kecil ini lahir di bulan yang sama dengannya, bahkan hanya berbeda beberapa hari. Banyak hal yang ingin dilakukan bersama dengan si kecil ini,  yang belum mampu direalisasikan dan membuatnya sangat terpukul. Mendengar kabar kepergian si kecil membuatnya histeris. Mungkin ini juga yang dihindari kakaku lalu memilih untuk menghubungiku lebih dulu untuk mengabarkan duka itu bukan adik ku padahal baru setengah jam sebelumnya adikku mengupdate kabar si kecil.

Sedang Bunda lebih tenang, karena sudah punya rasa akan ditinggal sejak melihatnya dirumah sakit. Untuk membuat semuanya juga lebih tenang.  Memastikan adik ku tidak berlebihan, membujuk agar kembali ke kesadarannya. Menguatkanku yang dilihatnya hanya diam membiarkan air mata mengalir tanpa isak bahwa semua ini sudah ketentuan-Nya, jangan dihubungkan dengan apapun. Aku merasa luar biasa sekali seorang Bunda, mengerti apa yang dirasakan anaknya bahkan dalam diamku. Takut tangisku pecah ku hanya menunduk-nundukkan kepala mencoba memberitahunya aku mengerti.
Yang disini, yang hanya berjumpa dengan si kecil beberapa jam dalam sebulan bisa merasa begitu kehilangan apa lagi kedua orang tuanya. Bagaimana mereka menjelaskan kepada dua kakaknya yang menunggu dirumah, berharap adiknya kembali pulang dan bisa mereka ajak bercanda. Bukankah akan lebih berat. 

Saat adikku mengupdate keadaannya, kondisi si kecil sedang kritis. Adik dan aku memutuskan untuk kembali ke RS saat itu, padahal baru saja mendaratkan kaki dirumah sejak pagi berada di RS. Menyempatkan membersihkan diri, bertemu dengan-Nya dulu. Menghubungi orang-oarang yang bersedia mengantar, ternyata jeda waktu 30 menit terlalu lama. Sampai kabar duka itu ku terima, Adikku lalu bertanya kita masih ingin kesana? Yang ku jawab “aku iya”. Karena menurutku meninggal bukanlah akhir dari semuanya, akan ada urusan-urusan yang harus diselesaikan. Si kakak dating tepat waktu padahal  ku tau Ia pasti sangat lelah, membersihkan diri sekedarnya berganti pakaian sebelum langsung melanjutkan perjalanan dan masih sempat mengingatkan untuk  membawa jaket “jaketnya jangan lupa kita ga pulangkan”. Oh my God, bahkan aku pun belum berpikir kalau sampai tidk pulang, Bunda pun memastikan apa yang didengarnya “Jadi ga pulang emangnya”. Yang ku jawab sekenanya “bisa jadi”. Sampai disana semua sudah tersetting selayaknya ada duka, kekompakan lingkungan yang ku acungi jempol. 

Mendapati kakaku yang biasanya cengeng bisa berusaha setegar ini, aku terenyuh. Dalam benakku jangan juga aku menangis disini. Masku sudah berada disana lebih dulu ternyata, menggoda kenapa lebih cepat dia yang sampai. Belum lama meletakkan pantat  nak membuka surat yasin, aku diajak bicara si mas. Membicarakan seputar pemakaman si kecil, ketua lingkungan disana seorang perempuan dan luar biasa peduli bahkan masyarakatnya juga peduli. “terimakasih ya Allah atas kemudahan ini”, si mas dan si kakak ada dikiri-kananku saat si ibu menjelaskan semua keperluan si kecil. Si mas memang selalu gitu menganggapku adik laki-lakinya sampai-sampai menurutnya hal seperti ini aku harus tau sedang si kakak membiarkan ku melakukan sesuatu untuk membantu, tidak mencegah atau mengintrupsi siap pasang badan untuk membantu. Si mas harus pulang karena anaknya akan ga tidur kalau dia ga pulang, besok pun harus kerja karena belum berstatus karyawan tetap dan akan mengusahakan datang lagi sebelum pemakaman. Si adik inginnya pulang besok pagi-pagi baru datang. Si kakak dengan legowo bilang “ya sudah kita saja, kalau besok ga akan kekejar, kasihan yang disini” (Nikmat mana lagi yang kamu ingkari).

Aku ga tau apa yang ku lakukan benar atau salah, tepat atau tidak, semua menerima atau tersinggung. Melangkahi siapa atau tidak, saat itu. Yang ku pikir hanya perjalanan si kecil kembvali pada-Nya lancar tanpa rusuh, orang tuanya focus untuk melepas kepulangan si kecil tanpa memikirkan hal-hal yang mengikutinya. Aku bersyukur untuk semua hal yang terjadi hari itu, semua jalan dipermudah atau memang orang-orang yang membantuku luarbiasa. Malam itu juga semua dibikin deal, si ayah bilang terserah waktunya kapan si ibu terserah si ayah, no way! Ku bilang kalau bisa (*harus) pagi.  Kekeuh minta bantuan si RT buat urus, karena si ibu dan si ayah masih berkedudukan di Pinang secara administrasi maka harus ada surat yang harus diurus, dan memang sudah ku perkirakan sebelumnya. Bahkan aku sempat berpikir untuk siap menyiapkan tempat disini kalau ada penolakan, ternyata tidak. setelah bicara banyak dengan si RT, maka semua berjalan dengan alurnya. Si RT bersedia membeli rangkaian bunga di pasar kembang rawa belong (sebenarnya ingin pergi sendiri tapi ga tau dimana tepatnya, ngubek-ngubek pasar malam-malam? Serahkan yang lebih berpengalaman). Si RT atur jadwal buat yang mandiin si kecil, booking ambulance dan waktu untuk ke TPU rawa kopi setelah deal siapa yang bertanggungjawab (bisa diterima).

Pagi begitu cepat datang, aku berpikir kalau aku akan kuat melihat si kecil masuk ke liang lahat. Si kakak selalu mengingatkanku untuk tidak tersedu karena tiap kali terisak aku akansulit bernapas dan itu sakit sekali efeknya sampai kemana-mana. Jam enam sekian menit, tak lagimemikirkan mandi bahkan sarapan sama-sama pergi ke TPU untuk cari tempat dan urusan administrasi. Kembali harus bersyukur si RT punya chanel begitu luas, hingga tak terlalu sulit. Urusan negosiasi ku serahkan ke si kakak, aku Cuma ingin si kecil ada ditmpat yang layak. Ga lama urusan disana, kembali ke rumah si kecil sudah siap dimandikan. Waktunya juga semakin dekat untuk ku melihatnya.  Melihatnya wajah bulatnya untuk terakhir kali. Kilasan apa saja yang terjadi bersamanya menyeruak, terlebih hari itu aku menemaninya saat berada di IGD , saat pertama kali melihatnya, memegangnya aku sudah begitu takut karena begitu dingin tangannya. Aku lebih takut saat dititipi bersamanya, mesin cardionya melambat. Saat menemaninya masuk ruang PICU.  

Sekali lagi aku harus bersyukur, si kecil dapat tempat yang mudah dijangkau saat berziarah. Dibawah pohon juga. Semoga pohon itu bisa terus bersholawat untuk si kecil. Saat diliang aku masih sempat melihat wajahnya, ku pikir begitukah wajah orang yang pulang ketempat-Nya tanpa dosa? Begitu bersih, damai. Akan sedamai itukah wajahku nanti saat terkhirku.

Selamat jalan saying kecilku, semoga kita dapat berjumpa di Jannah-Nya yang indah.