Apapun yg terlintas dibenak ...dalam Idiom, dalam Puisi, dalam cerpen yang dapat membuat merasa hidup. karena dapat berbagi...walau nyatanya memang untukku sendiri, hanya untukku sendiri
Rabu, 25 Mei 2011
Hanya cermin
Kamis, 19 Mei 2011
kata sejenismu buat cermin lumayan
****
Laki-laki seringkali disebut sebagai makhluk yang cuek, ternyata selama ini pria juga mengamati wanita. Buktinya, mereka sangat ingin wanita tahu akan 10 hal ini.
Senin, 02 Mei 2011
hmmm...
lelaki diam seribu kata
hanya memandang
hatinya luka hatinya luka
hatinya luka
Udara terasa berat
karena asmara sesakkan dada
ketika cinta terbentur dinding
terbentur dinding
Bukalah hatiku hatimu yang selalu membeku
agar ku lihat lagi rembulan di wajahmu
jangan sembunyikan hatimu padaku
Lelaki dan rembulan
bersatu di malam
angin sepoi-sepoi
Hangatnya cinta
Tautkan jiwa berpadu kasih
Esok yang datang penuh harapan
Menggatikan hangatnya malam
REFF:
Kupandangi rembulan agar harapan tak hilang
Takkan mungkin kutelan sepi
Tanpa hangat cintamu...oh..kasih
Aku tetap kagumi matamu
Aku tetap cinta padamu
Kenikmatan malam yang indah
Slalu berulang lagi...oh..
Kala kau sentuh sudut keningku
Mataku terpejam menerawang jauh
Esok kan datang penuh harapan
Sambutlah pagi harumnya kembang
Minggu, 01 Mei 2011
komunikasi penuh "?"
Dear mine,
bercerita ini, sudah tidak ada yang ku rasakan. hanya sedikit berkas dalam logika (gak apa ya kalau sesekali ku gunakan kata yang mungkin kurang sering kamu dengar, bukan sengaja hanya kadang-kadang hanya kata itu yang terlintas)
Kamu tentu tidak asing dengan kalimat "don't judge the book by it's cover", mungkin juga kamu sering melontarkan kalimat itu. tapi bagaimana jadinya kalau kamu sudah berada di tengah-tengah buku dan masih salah menilai atau masih belum tau apa sebenarnya buku ini?seberapa bermutu buku ini? apakah memutuskan untuk terus membacanya sampai akhir dan ditutup dengan pernyataan "Ohh" atau ya sudah tinggalkan tanpa membuat statement apapun. melantur lagi (yang kalau kamu bilang berputar-putar).
***
Awal topik sabtu siang kemarin adalah saat obrolan ringanku dengan seorang kawan malam sebelumnya.
m : "sudah bisa nutup kepala ya skrg? hebat, selamat ya"
S : "kok bisa bilang gitu sih? belum, tp mudah-mudahan"
m : "kirain, liat pic di FB"
S : "oh! itu mah kerjaan pacar g tuh, ganti ganti profil g"
-----
Karena percakapan diatas ku temukan bahasan untuk bertanya pada kawanku, "seandainya aku pacarnya dan meminta pswd akun dunia mayamu, apa kamu kasih?" berawal dari pertanyaan ini yang membuat kami selisih paham. Ntah kenapa rasanya begitu mudah kami menemukan topik untuk bersitegang atau ini hanya perasaanku saja.
Aku paham memulai topik ini gak akan mudah selesainya. Yang paling mungkin adalah pertanyaan “untuk apa tanya” atau “apa yang disana mau tahu” atau malah “bagaimana dengan yang disana”. Dia jelaskan, “iya, pernah ada. secara gak sengaja begitu saja. Bahkan sampai saat ini ia masih bisa mengaksesnya” (membaca ini ada sesuatu dihatiku ntah apa seperti kata kebanyakan orang jelous...hahahahaha gak seharusnya, tapi aku tahu satu hal dia tak setertutup seperti pikirku. Ada senengnya juga). Sampai aku menerima pertanyaan yang sama, aku merasa geram. Geram menyadari dia tidak pernah benar-benar mendengar aku bicara, geram karena secara tidak langsung jauh sebelum kita memulai topik ini dia sudah satu langkah tau aku dari sebaliknya, geram karena aku tak ingin mengulangi cerita lagi, dan akhirnya aku menjawab sedikit-sedikit mencoba berkelakar (gak usah pswd dunia maya yang gak seberapa penting, PIN atm juga ku kasih se no.rek nya sekalian.. jadi kalau uang jajan habis gak usah susah-susah bisa transfer). Hmmm.. ku kira akan dapat jawaban standart “hmmm..”, “dasar”, “iyakah”, “oh gitu ya” tapi salah ternyata. Dia buat statement yang membuatku tercengang karena gak pernah nyangka ada isi kepalanya yang seperti ini “dengan pacar2 sebelumnya selalu bicara berhubungan dengan duit ya (kira2 gitu)”, dan dipertegas dengan “sadar gak sih”. Dia, kenal aku dan Ia bilang seperti itu “iyakah Ia mampu katakan itu? Iyakah benar hanya seperti itu?” ku beranikan bertanya ntah untuk membuat membuat hati lebih tenang atau malah mencari sesuatu yang mungkin belum kulihat. Dan Ia memberi “Iya, tp ku maklum memang latar belakang yang berbeda”. Kali ini aku gak bisa menahan genangan air dikelopak mata. Katanya soal ini “aku terlalu egois menanggapi statementnya”.
Pindah ke private room
Saat ini dengan coklat bar dan air mineral yang kubiarkan terongok disamping komputer, saat malam digerogoti waktu menjelang pagi ku buka, ku baca tiap kata yang pernah ku tulis dan mungkin pernah juga dia baca. Mencoba menarik benang merah dari statementnya kemarin sore, tak kutemukan sesuatu hingga harus ada kepala yang membisiki telingaku seperti itu.
Sampai ku baca sms nya “incubus-pardon me” aku tersenyum menerka apa ini “mungkin lagu yang sedang ia dengar saat ini” atau “kata yang ingin ia sampaikan”. Bukankah kalau itu adalah ia dan ia katakan memang adalah aku tak perlu ada kata maaf. Sudahlah aku pun tak mampu menjawab.
Ku tarik bantal untukku sandaran di sisi dipan. Mengingat-ingat banyak hal, ada sesuatu yang ku ingat “yang, Allah itu gak pernah tidur. Kalau saat ini belum punya belum tentu nanti begitu juga kalau saat ini ada blum tentu nanti. Syukuri yang kita punya saat ini” itu kata Bunda jauh sebelum aku bisa punuhi yang aku mau. Mengingat hidupku dulu melihat dengan mata kecilku dari besar ke tempat kecil lalu pindah ketempat besar dan sedikit lebih besar lalu tenang ditempat kecil dengan semua hal yang terjadi didalamnya, aku berpikir saat yang mana yang dilihatnya menjadi latar belakangku. Ayah selalu bilang hati-hati sama yang namanya duit, saudara tetep saudara tapi duit bukan saudara. Betapa dari dulu tuh aku sudah di peringatkan jangan membicarakan materi karena sangat sensitif, dan saat ini aku benar-benar-benar terkena itu. Kali ini kecolongan habis, Aku biasanya saat temen-temen bilang cekak, no piti, urgent gak pernah menanggapi hanya sesekali tersungging senyum, gak ingin lebih tau dari itu. Tapi saat ini jadi berpikir mungkin normalnya kalau aku cerita sama banyak temen bukan ke orang dekat, tapi normal dari mata siapa? Tuhan, bukankah tak ada kebetulan didunia ini melainkan karenamu, smoga ini membuatku berhati-hati gunakan kata.
Karena termakan emosi aku mampu katakan yang seharusnya tak perlu. Untuk apa pula diluruskan, nyatanya memang tidak ada yang diberati (kataku), tidak perlu ada ralat, tidak perlu ada pengakuan dunia. Aku merasa bodoh, sangat bodoh, mungkin dia disana menertawakanku. Huffft..... Tuhan sertai aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi, amin
***
jadi berpikir untuk mencari buku-buku cara berkomunikasi..... nilai untuk matakuliah kehidupan sub komunikasi dibawah rata-rata..