:D
Apapun yg terlintas dibenak ...dalam Idiom, dalam Puisi, dalam cerpen yang dapat membuat merasa hidup. karena dapat berbagi...walau nyatanya memang untukku sendiri, hanya untukku sendiri
Senin, 15 April 2013
Sabtu, 06 April 2013
apeh ajeh boleh
Hmmmm...
hm..
Mhhhhhh..
hhhhhhmmmm...
ouhhhh......
artikan sendiri aja bebas... have a nice day
hm..
Mhhhhhh..
hhhhhhmmmm...
ouhhhh......
artikan sendiri aja bebas... have a nice day
Kamis, 04 April 2013
Rabu, 03 April 2013
opo
Aku ingin tanya ke kamu blog aku kok penasaran ya. apa benar cuma aku yang bisa mengakses mu
penasarannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn....
penasarannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn....
hampir
Marah adalah bentuk kekecewaan. Lebih dari itu menurutku
marah adalah memenangkan ego. Bukan berarti aku tak suka marah, rasanya munafik
dan terlalu berlebihan kalau ku bilang “aku tak pernah marah”. Manusia kasar sepertiku gitu loh.
Tanggal 2 April 2013, ini ceritanya.
Nyonyo minta pulang bareng, dan ku sanggupi karena ku kira
dia tidak akan menungguku terlalu lama. Pekerjaanku sudah kuselesaikan yang
seharusnya selesai dihari itu setidaknya. Lagi pula aku sudah melewatkan jam
makan siang dengan tetap berada dibelakang meja.
Jam 4.30 ku telpon dia mengabarkan . kita pulang 10 menit
sebelum jam 5. Tak ada sanggahan disana, yang berarti setuju. Dijam yang sudah
disepakati dia tidak menampakkan diri didepan kantorku. Ku putuskan untuk
menghampirinya , sampai didepan kantornya kudapati kantor sudah tertutup rapat
dan tak ada telpon masuk di hp-ku. Ku kira mungkin dia sudah pulang lebih dulu
bersama temannya. Aku tak telpon karena seperti biasa pulsa nya tidak cukup :D.
ku kira nanti saja sembari ku laju motorku perlahan, mungkin dia akan telpon
atau didepan akan ku beli pulsa aku yang telpon.
Tengteng aku terlupa sampai dekat rumah sudah, ku isikan
pulsa. Ku telpon dia bertanya sudah dimana dia, dijawabnya “jalan” lalu
diputus. Dan tiba-tiba sms “cepet”. Aku masih
menenangkan hati sekali lagi menggunakan kata *maklum* ku jawab “tunggu disitu
sebentar”.
Tak sabar menungguku, dia menelpon “mba ada dimana”. Aku berbohong
menjawabnya, kukatakan “dianggrek”. Dia “sudah dianggrek?”. Aku “loh memang
belinya di anggrek”.dia “………..” lalu putus. Saat itu aku masih didepan
kelurahan depan makam dan masih belum bias berpikir tenang karena hampir saja bertatapan dengan motor
lain yang melaju kencang. Masih belum hilang suara denyit rem saat pengendara
itu menariknya. Masih belum berhenti berpikir seandainya aku melajukan simerah
dengan lebih cepat dari itu, akankah reflex ku bagus untuk menghindarinya. Masih mengungucapkan terimakasih tanpa putus
untuk perlindungan-Nya.
Tiba-tiba hp ku berdering lagi, dan sekali lagi aku
berbohong dengan mengatakan kalau aku
sudah berada didepan kantor pos. padahal gang kantorpos msh beberapa meter
didepan. Disambungnya dengan omelan tanpa putus, dan sekali lagi telponnya
diaputus begitu saja. Aku melaju si merah sedikit lebih cepat sampai di depan
McD, ku perlahan karena aku tak tau dimana dia menungguku. ketika kulihat dia
ada disebrang kantor, ku lajukan si merah perlahan dengan tidak memasang lampu.
Dan salahku juga kurang kepinggir . sampai –sampai motor dibelakangku tak
menyadari kalau aku mulai berhenti. Terlihat jelas dia berusaha untuk
menghentikan motornya. Berusaha agar tidak menabrakku juga agar dia tidak
terjatuh. Sekali lagi atas lindungan-Nya.
Dimukanya, lalu dia katakan “..pulang naik umum aja”. Mengerti
rasanya saat mendengar itu? Hahaha.. baiklah. Tanpa bertanya ku lajukan si
merah “menyemangati diri kalau hal ini hanya intermezzo”.
Sesaat kemudian jadi teringat mengapa sebelum pulang ku
sempatkan membuat update status twitter “Hari yang luar biasa”. Kalau tak
terkikik rasanya bukan diriku. Ya hari ini memang luar biasa
Seketika aku berandai-andai, andai saja tadi didepan kelurahan jadi dihantam motor lain atau
didepan kantor tertabrak keras akan
bagaimana? kalau aku terluka tak ku bayangkan, tapi bagaimana reaksi yang
sedang menungguku saat itu. Menangis? Merengek minta maaf? Menyesal? Pura-pura
menyesal? Hahahahaha…
Terimakasih ya Allah masih Kau ijinkan aku nikmati
sepoi-sepoi angin
Label:
corat-coret
Langganan:
Postingan (Atom)