Sabtu, 05 Juli 2014

4 juli-nya Ia



Pagi Sayang.. maybe I must give hastag ‘late post’ J

Tanggal 4 juli, hari jumat.. hari yang tidak beda dengan hari lain atau hari yang sama diminggu yang lain, tapi tanggal ini milik seseorang. Yah walau mungkin bagi orangnya sendiri 4 juli hanya sebuah tanggal, biarlah. Tanggal 4 juli hari kelahiran kawanku, yang ntah masih dekat dihati atau sudah sama jauhnya dengan raga.

Tanggal kelahiran buatku lebih dari sekedar tanggal, secara kasat mata jelas point dihitungnya penambahan usia, lebih dari itu adalah cermin. Cermin ketika setiap hal yang ku kerjakan selalu mengarah kedepan berhenti sesaat untuk menengok hasil yang sudah ku capai J.

Aku berpikir untuk menelponnya, mungkin bias memperbaiki hubungan kami jadi jauh lebih baik. Tapi urung, ku kira tak perlulah aku memaksanya mengubah apa yang Ia pikirkan, ku tak pernah tau apa yang dipikirkannya tapi aku tak ingin membuatnya terganggu atas hadirku. 

Malam pergantian angka usianya ntah apa yang sedang ia lakukan, mungkin seperti kebiasaannya yang lalu-lalu, begadang dengan cangkir kopi dan teman-temannya atau pandangin televisi seorang diri.  Dan aku terjaga, bukan sengaja juga mengingat tanggal 4 karena bukan kapasitasku. Disela renunganku akan banyak hal ternyata tak terhindari juga akan ia. 

Angka yang genap, apakah tiap hal dalam hidupnya sudah tergenapi? Apakah harapan-harapannya sebelum mengijak angka 30 ini sudah bias ia gapai? Apakah hal-hal yang sebelum ini dipikirkan sudah tidak lagi penting untuknya? Apakah ia sedang bermanouver dengan jalan hidupnya yang berlainan dengan yang sebelumnya? Apakah ia masih belum menemukan tempat berbagi? Apakah idealismenya semakin tinggi atau sudah lebih sederhana?

Tuhan ku yang maha baik, seseorang disana mungkin tak pernah meminta apapu pada-Mu. Tapi kali ini aku ingin sampaikan sesuatu, tolong jaga ia untuk orang-orang yang menyayanginya, tolong kuatkan ia untuk hadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, tolong beri ia sesuatu kalau-kalau ia berjalan dijalan yang gelap.

Tuhan ku sang pemilik hati, berikan ia kelembutan hati, kalau bahasa yang tepat adalah hidayah tolong berikan kepadanya agar jadi lebih-lebih baik lagi, pertemukan ia dengan seseorang untuk saling mengisi kehidupan.

Tuhan ku sang pemilik kehidupan, beri ia apapun agar tetap tersenyum karena mengingatnya aku dapat pula tersenyum.