Kamis, 26 Maret 2015

Nama oh nama

seperti yang ku ceritakan tanggal 19 November, kami belum sepakat soal nama untuk gadis kecil kami.

Aku tak ingin nama anakku bernuansa barat, alasannya kenapa. Ayah Bundanya ga fasih kok berbahasa asing ga ingin anak ku nanti terperosok aja *alasan ngeles.

Ayahnya gak ingin nama yang kearab-araban, menurutnya Tuhan mengerti banyak bahasa mengapa harus diarab-arabkan sedang kemampuan beragama kami mungkin tak sejauh jengkal.

Baiklah pertarungan terjadi, masukan ku ditepis masukannya ku tepis. sampai kami menyudahi dan gencatan senjata biar urusan ini kelar.

tadinya aku ingin membubuhi  kata "Zahira" :D tepisnya sederhana. katanya "mainstream"

kubilang, aku  suka kata "Gendis" dan "Kinan". katanya "Gendis" aja kalau gitu, karena "kinan" sudah ada yang pakai tetangga di desa. lalu dia memastikannya itu kata jawa sekali loh, apa aku serius mau pakai kata itu. ya, kenapa tidak, ayah Bundanya jelas diwajah jawa sekali jadi ga salah kan kasih kata itu untuknya. ga sulit dilafal ga sulit dihafal.

nama tengahnya mau disemat Almeera oleh ayahnya yang artinya putri. tapi aku mengajukan kata Lacita yang salah satu artinya berpengetahuan luas; Nacita yang artinya sukses; Pramudhita yang artinya pandai. dia memilihkan kata Lacita dengan alasan kami ingin anak kami kelak bisa bijaksana, menjadi bijaksana maka ia harus berpengetahuan.

kata ayahnya tambah satu kata ya, "Vinaya" ada yang mengatakan teratur ada juga yang bilang rendah hati. ku ajukan kata lain Xena-rendah hati(spain), Maysha-membanggakan. "tidak" jawabnya, ok terserah aja. yang lebih beratkan bukan memberikan gadis ku nama, tapi membentuknya kelak.

so my baby Girl's name is Gendis Lacita Vinaya.

dari kaka, ade dan teman bilang namanya gambaran Bundanya sekali. tak tau ya maksudnya apa.

Cinta lain ku saat ini ya Gendis :) 

kamu mau jumpa ga?


21 Nov hari G

Hei ho....
Apa kabar sayangku? baik pasti baik walau lama tak ku bagi yang ku jalani.

ternyata postingan sebelum ini hanya 2 hari sebelum my baby memandang dunia. begitulah kalau Tuhan berkehendak tak satu pun mampu menunda. perkiraan hanya tinggal perkiraan :)

xixixixi.. bingung ya apa yang mau diceritakan?

Aku resmi menjadi Ibu hari Jumat tanggal 21 November 2014 Pukul 08.55 wib dari seorang baby perempuan dengan berat 2,82Kg dan panjang 47cm yang saat ini bernama Gendis Lacita V. tanggal itu 2 minggu lebih awal dari perkiraan dokter kalau Gendis akan Lahir tanggal 4 Desember. Proses melahirkannya melalui Operasi sesar dengan bantuan drSpog Christina Handoko dan beberapa dokter serta bidan yang tak dapat kusebut satu per satu di RSIA st. Carolous Gading Serpong. 

tidak aku, suami, kerabat, teman bahkan dokter CH punya firasat kalau ditanggal tersebut gendis akan menangisi dunia. Karena tanggal 20 malam, adalah jadwal rutin periksa kandungan dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan, posisi kepala gendis masih terlalu diatas dan kondisi ketuban masih bagus. 

sampai sekitar jam 3 dini hari terbangun seperti biasa, lalu ke kamar mandi dan ada cairan yg berbeda mengalir dari my V. Aku yang awam dan tiggal jauh dari orang tua dan memiliki suami yang sama-sama tak pahamnya, berusaha tenang. mencoba mengendalikan semuanya, terutama kegelisahanku. karena hal itu tidak akan membantu. dengan tenang ku coba merasakan apa yang terjadi didalam tubuhku, mereka-reka apakah ini berkelanjutan atau hanya tanda saja sambil ku siapkan barang-barang yang bisa ku bawa ke RS semua detailnya. bahkan ku sempatkan untuk makan buah. sampai kurasakan ada rembesan air yang mengalir. ku gugah juga suami untuk mengantar ke RS dengan linglung dia bertanya apa memang sudah ingin melahirkan kenapa tidak mulas-mulas atau menurutnya panik seperti yang ada di tivi-tivi. Sekitar jam 4 kami melaju ke RS, meminta suami untuk melaju perlahan saja karena gendis tidak terlalu aktif dan dr buku yang ku baca berarti belum ada kontraksi yang berarti berarti belum saatnya. Ada debar yang tak bisa ku jelaskan di perjalanan ke RS saat itu walau tetap ku usahakan tenang, tergambar jelas ada kerisauan di wajah setengah mengantuk suamiku. yang berkali-kali menanyakan apa dan bagaimana yang ku rasakan, berusaha merasakan yang kurasakan atau lebih untuk menyakinkan dirinya kalau semua baik-baik saja dan normal. 

sampai di RS pun aku masih memilih berjalan dari parkiran sampai ke UGD, di sana masih duduk dan menjelaskan dengan tenang yang ku rasakan. di bawa ke ruang bersalin pun memilih berjalan. sesampai diruang itu langsung diberi tindakan pertama. seperti yang ku ceritakan sebelumnya aku ingin kelahiran secara normal, maka saat itu dibantu untuk bisa mewujudkannya. semua petugas medis bekerja dengan sabar tidak tergesa-gesa. tindakan untuk bisa melahirkan normal telah diusahakan dengan mengontak drspog ku, walau dari Bidan yang menanganiku diawal aku merasa berkecil hati karena bayi ku belum juga mau turun. dr CH datang jam 6.30 karena jam 7 ada jadwal operasi. katanya dia hanya akan bertanggung jawab sampai jam 7.30 untuk mencoba kelahiran normal karena kondisi tidak bisa menunggu sampai siang hari. berat hati aku mengiyakan juga. ternyata memang bayi ku tak beraksi banyak sampai jam 7.30. mau tidak mau, suka tidak suka aku harus menjalani operasi melihat perutku yang kian mengempis karena ketuban yang merembes keluar aku takut bayiku kenapa-napa. mengalir juga air mata ku bukan karena tak bisa lahir normal, karena aku orang yang percaya Tuhan merencakan setiap detail yang terjadi dalam hidupku, tapi karena takut apakah proses ini berjalan lancar atau tidak sampai kalimat ngawur pun terlontar dari mulutku.

Ketika di RS bahkan sebelum sampai, suami bertanya mau kabari mama kapan. mungkin dia merasa perlu orang yang berpengalama untuk memastikan segala benar. tapi aku memilih untuk memberitahu nanti dulu, baru setelah dokter anastesi memeriksa apakah aku ada alergi, aku meminta suami mengabari mama dirumah. karena jam segitu beliau sudah selesai sarapan jadi tidak membuatnya panik sampai tidak sarapan.

melihat gadis kecilku pertama kali "takjub". karena di RS pro ASI jadi mereka menjalankan IMD, merasakan tubuh ringkih gadisku diatas dadaku oh.. banyak hal kurasa tanpa bisa kujelaskan. mungkin itu yang mereka bilang keajaiban.

"Gendis" cerita baru dihidupku.