Menghitung hari usia ku kan genap 24 tahun. Buku-buku hati ku menyimpan banyak pertanyaan, banyak rasa. Engkau yang sibuk diatas sana, urusi begitu banyak masalah, bolehkah ku tahu urutan keberapakan diri ku di list manusia bermasalah-Mu? Punya waktu untuk ku kah untuk ku sekedar berbagi-cerita, menginformasikan kemajuan skenario yang apik Kau tulis? Adakah waktu luang untuk janji kita bertemu agar aku bisa dipeluk-Mu dalam tangis cerita-ceritaku mengalir? Atau bisakah Kau sediakan selular yang hanya untuk ku agar aku dapat jawaban untuk semua pertanyaan-pertanyaan bodoh ku?
belum apa-apa sudah ku tunjukan sifat kemanusia-an ku yang terlalu banyak keinginan, lebih suka menuntut, lebih suka meminta tanpa susah payah bertindak atau sekedar bergerak. Robb, Setebal apa sudah buku dosaku di arsip-Mu? Aku takut buku amal baikku tak lebih tebal dari pada buku dosaku. Robb jika tak ada penghapus untuk dosa-dosaku, bisakah kau membantuku? bantu aku melapangkan dada ini untuk melangkah, mengaku salah dihadapanmu, meminta maaf pada orang-orang disekitarku, melakukan yang sudah Kau anjurkan? Jika melapangkan dada tak dapat serta merta Kau beri cuma-cuma pada ku, Maukah Kau beriku waktu untuk belajar, belajar lebih mendekat pada-Mu? atau berlebihankah aku bila meminta-Mu mencukupkan usia ku saat buku amalku lebih berat walau sebiji zahrah dari buku dosaku?
Aku rindu menjadi bocah. Bocah yang selalu riang berlari bukan karena harus berlari tapi memang ingin berlari untuk terus tertawa. Kerinduan kekanakan yang membuat ku tersenyum. Sadar semua yang bernyawa akan mati dari tiada akan kembali menjadi tiada, jujur ketakutan ini timbul tenggelam, sekarang 23 tahun sekian hari, beberapa hari lagi genap 24 tahun, besok lusa, esok lusa, minggu depan, bulan depan. Menuju Limit yang hanya Engkau yang tahu...