Rabu, 24 Februari 2010

'membatu'

Semua membatu
kaki ini tak dapat berlari
tangan ini tak dapat menggenggam
mata ini tak dapat memandang
hidung ini tak dapat menghirup
telinga ini tak dapat mendengar

tak terpikir kalau akan sedalam ini
Kapan ku menggalinya?

sederhana
begitu sederhana kau boikot hati ini
logika ku pun tak bekerja untuk ini
dan aku membatu


yang berharap rasa ini bukan rasanya

Selasa, 23 Februari 2010

Rindu

Menghitung hari usia ku kan genap 24 tahun. Buku-buku hati ku menyimpan banyak pertanyaan, banyak rasa. Engkau yang sibuk diatas sana, urusi begitu banyak masalah, bolehkah ku tahu urutan keberapakan diri ku di list manusia bermasalah-Mu? Punya waktu untuk ku kah untuk ku sekedar berbagi-cerita, menginformasikan kemajuan skenario yang apik Kau tulis? Adakah waktu luang untuk janji kita bertemu agar aku bisa dipeluk-Mu dalam tangis cerita-ceritaku mengalir? Atau bisakah Kau sediakan selular yang hanya untuk ku agar aku dapat jawaban untuk semua pertanyaan-pertanyaan bodoh ku?

belum apa-apa sudah ku tunjukan sifat kemanusia-an ku yang terlalu banyak keinginan, lebih suka menuntut, lebih suka meminta tanpa susah payah bertindak atau sekedar bergerak. Robb, Setebal apa sudah buku dosaku di arsip-Mu? Aku takut buku amal baikku tak lebih tebal dari pada buku dosaku. Robb jika tak ada penghapus untuk dosa-dosaku, bisakah kau membantuku? bantu aku melapangkan dada ini untuk melangkah, mengaku salah dihadapanmu, meminta maaf pada orang-orang disekitarku, melakukan yang sudah Kau anjurkan? Jika melapangkan dada tak dapat serta merta Kau beri cuma-cuma pada ku, Maukah Kau beriku waktu untuk belajar, belajar lebih mendekat pada-Mu? atau berlebihankah aku bila meminta-Mu mencukupkan usia ku saat buku amalku lebih berat walau sebiji zahrah dari buku dosaku?

Aku rindu menjadi bocah. Bocah yang selalu riang berlari bukan karena harus berlari tapi memang ingin berlari untuk terus tertawa. Kerinduan kekanakan yang membuat ku tersenyum. Sadar semua yang bernyawa akan mati dari tiada akan kembali menjadi tiada, jujur ketakutan ini timbul tenggelam, sekarang 23 tahun sekian hari, beberapa hari lagi genap 24 tahun, besok lusa, esok lusa, minggu depan, bulan depan. Menuju Limit yang hanya Engkau yang tahu...

Jumat, 19 Februari 2010

Anand Krishna

Semalam berdua bunda nonton TV, Sepakat ga ada yang boleh nonton sinetron akhirnya Kami nonton Berita. Masih dengan masalah-masalah yang menurutku itu-itu saja, dari Century yang Bunda bilang berita membosankan, dan aku cuma senyum ngedengernya. Paling seru kalau yang diliput bencana, yang trend sekarang ini Banjir. Komentar Bunda ' Oh..ternyata yang banjir bukan cuma disini aja ya (waktu itu buenos aires, argentina) ' , lagi-lagi aku cuma bisa senyum, Pikir nakalku ' ya iyalah '. Sampai ada berita tentang pelecehan Guru Spiritual Anand Krishna pada mantan muridnya, Bunda tanya 'Anand Krishna, tuh siapa?' ..Aku diam

Aku ingat saat masuk kamar seseorang, ada buku Mr. Anand ini juga saat singgah ke gramedia ku luangkan tuk baca penggalan beberapa kalimat yang kubutuh. Rasanya Kok belum terlalu lama saat orang itu bercerita , Saat ku lihat bukunya dan saat ku lihat sosoknya dilayar kaca dalam konflik.

Suara gemas menyadarkan, Sedikit menekan
Bunda : " tau ga Siapa? "
Takut bunda banyak tanya ku jawab sekenanya " Penulis Buku "
.........Diam.........
Bunda : Loh, td kan bilangnya Guru. Kok jadi penulis?
- Hmm...Iya (dengan berat mencoba menjawab yang umum agar gak salah) tapi Endang ga pernah tau kalau Dia buka kelas... Kan yang dibilang Guru bukan cuma yang ada dikelas
Bunda : Oh...
- (akhirnya)
Bunda : Emang Apa yang dia tulis? Sama kaya buku-buku kamu? Kamu punya?
- Upss, Long question! buku-buku nasehat gitu sih menurut Endang, Bedalah, Nggak
Bunda : Hm, Orang gitu aja bisa kena masalah kaya gitu. Kamu hati-hati bergaul
- Heeh

Aku senyum-senyum, gara-gara masalah ini Bunda ku kenalan sama Anand Krishna. Makasih TV dah ngeliput masalahnya Anand, Makasih Mr. Anand masalah Anda buat ku melihat halaman baru buku dunia ku.

Senin, 15 Februari 2010

Waktu

Siapa Kau Waktu?
yang ku kenal Kau arogan
Kau pastikan semua kan berubah
seiring langkahmu

Tapi Apa ini? Mana Arogansi mu? Mana Kuasa mu?
Duduk ku di teras ini, Ku lihatnya melintas dengan sebuat buku
Berdiriku di teras ini, Ku lihatnya bergurau dengan kawan
Berdiriku di lantai tiga ini, Ku lihatnya bersama gadis
yang ku tahu persis siapa dia

Aku berhenti disini
Aku begidik ngeri
Bukan karena gambar itu terlihat jelas
Tapi takut penuh kalut gambar-gambar itu
Meringis menatapku

Hey Waktu! kau biarkan ku berjuang
meneriaki diri "Ini nyatamu"
Hey Waktu! bekerjalah
Bukankah ruang mu adalah milik mu
Hey Waktu! jangan biarkan dirimu tak berguna
Lebih lambat dari ingatanku...
Hey waktu! Bergeraklah lebih cepat
Walau Aku akan tetap menyimpan gambarnya

Sabtu, 13 Februari 2010

teduh

Hey... Kau yang slalu menyinari dunia
Bersembunyi dimana dirimu?

Semua terlihat teduh, smua terlihat lembab
Ku mohon nampaklah walau sekejap

Hangatkan dingin hati ini,
atau tunjukkan arah mu berada
agar mata nanar ini terobati

Keteduhan ini tak buat hati ku meneduh
Kesenyapan in tak buat ku lebih tenang

Berhentilah bersembunyi
beri cahaya mu
buat aku tersenyum

Senin, 08 Februari 2010

Cinta tuh punya mata, Tau...!

Semalam duduk manis di depan TV sampai jauh malam. Film yang di putar di station Trans TV Kisah 'Zorro'. Film action yang ga mungkin ga berbumbu cinta Alehandro dan Elena. Kunikmati alur sendiri, tanpa banyak comentar (ga ada yang bisa diajak bicara).

Film ini berakhir aku pun belum terpejam ku tarik mundur Kisah Zorro.' Elena Wanita dari keturunan bangsawan, sedang alehandro Pria dengan kasta buruh' Saling mencintai. Orang kebanyakan bilang itu lah Cinta 'buta' tak mau kompromi. Ga terlalu setuju sama statement Cinta yang seperti itu buta. Menurutku malah jauh dari sebaliknya, pasti ada yang mereka lihat dari pasangannya. Elena digambarkan wanita cantik, pintar, beradab, menyenangkan Kok rasanya hampir semua Pria bisa jatuh hati padanya, sedang Alehandro begitu tampan, berkharisma, berani, baik hati, cerdas Ah..tak usah yang lain kalau ada yang seperti itu sulit Saya tidak menaruh hati. Lalu masih setuju kalau cinta mereka cinta buta hanya karena Kasta?

Kutarik Kisah Romeo & Juliete, saling cinta diantara conflik keluarga. Cinta mereka buta, Kurasa tidak dua orang yang sama-sama berkarakter, begitu anggun lemah lembut dan sebaliknya Berani, menawan. Masih berani bilang itu cinta 'Buta'?

Hanya kembali berpikir itukah Cinta Sejati?

Selasa, 02 Februari 2010

CERPEN yang menghantui

Minggu sore 31 Januari 2010 Kubaca harian KOMPAS, lembar demi lembar kutelusuri. seperti biasa tak ada yang terlalu menarik, sampai ku temukan lembaran cerpen itu. Aku lupa judulnya kalau tidak salah 'Kedai tuak Martohab' dengan ilustrasi gambar dari kiri ke kanan, pas photo seorang pria dewasa dan seorang wanita dalam frame photo masing2. Ke tak acuhan ku terusik oleh ilustrasi gambar tersebut, 'kenapa Ilustrasinya harus seperti itu? Pria itu pemilik kedai, lalu apa masalahnya? atau wanita itu, kembang kedai tersebut? terlalu sederhana jika kusimpulkan tanpa membaca ceritanya.

huruf ke huruf, kata ke kata, kalimat ke kalimat mata ini lama ke lamaan semakin buas memburu. Dalam beberapa menit huruf huruf itu ku telan habis. Aku mengerti mengapa ilustrasi gambarnya itu sekarang. Sesaat kemudian dalam ke tak acuhan logikaku, hati ini berbisik 'Itu Cinta loh..', Kekejap kemudian semua bagian tubuh ini tersinkron sendirinya mengurai karakter demi karakter, setting dari cerpen itu, alur cerita. Angkat topi untuk peran kedua karakter utama, tentu juga untuk yang menulis.

Ceritanya begini (tentu dalam versiku) :

Dua orang muda-mudi saling berkasih, seperti biasa sang muda hanya orang biasa (dalam level nya masing2). Dan seperti biasa orang tua sigadis menentang hubungan tersebut dan menjodohkan si gadis dengan pemuda anak orang terpandang (masih dalam levelnya masing2), seperti gadis pada umumnya hanya bisa menangis. Saat si gadis mantap untuk tidak menerima perjodohan tersebut dan hendak mempertahankan hubungannya dengan sang pujaan hati. Sang pria malah melarikan diri, tak ingin berspekulasi untuk melawan atau bertahan tapi memilih kalah. waduh ndelalah..pemuda yang dijodohkan orang tua gadis tersebut terlibat masalah hukum dan harus pergi menyembunyikan diri. si gadis bertahun bertahan hidup seorang diri tak mampu dustai diri bahwa hatinya telah dicuri habis oleh pujaan hatinya. bertahun berlalu, di usianya yang menjelang senja pujaan hatinya datang membawa pesan 'Aku senang bisa terus mengenangmu tanpa ada seseorang pun yang berhak melarang ku'. seperti biasa tak ada cerpen yang tak menggantung, cerita ini pun putus disini.

Dua orang manusia bercinta dengan cintanya sendiri-sendiri, dalam deskripsiku tentu. tak ada kata menyalahkan satu dengan lainnya.

Cerpen itu terus menghantui ruang logikaku atas pengertian cinta. Andai kita, rasanya berat menyerah pada cinta seperti yang mereka lakukan.

Senin, 01 Februari 2010

senin

Terjaga dari lelap segera ku raih 2505, tah mengapa kegiatan ini terjadi berulang hampir setiap hari. Hari ini Senin, 2505 ku menunjukan jam 4.50. Bukan cuma berniat buat tau jam berapa saat itu, jauh Aku berharap mendapat kabar atau setidaknya sebuah kabar lewat pesan pendek. Ada satu pesan segera ku buka ternyata hanya pemberitahuaan dari provider esia. Kuhentak kembali kepala ini keatas bantal, sambil terpejam ku berpikir hari apa ini? Bukan hari secara harfiah. tapi lebih dari itu aku berpikir akan melakukan apa hari ini, agar senin tak membosankan,agar senin menyenangkan, agar senin bukan rutinitas biasa...semua tersket rapi di benak.

Lalu aku tergelitik dibuat isi kepalaku. andai aku bisa memutar-mutar waktu tentu semua akan terasa hidup. Tercekoki tulisan dalam 'Negeri 5 Menara' yang rutinitas santri dari Sabtu-kamis. tentu bagi mereka senin nya adalah hari sabtu. Samakah yang mereka pikirkan tentang rutinitas hari-hari atau otak ku terlalu kosong untuk tidak memikirkan hal-hal menggelikan seperti ini.

whatever It's Me...