Apapun yg terlintas dibenak ...dalam Idiom, dalam Puisi, dalam cerpen yang dapat membuat merasa hidup. karena dapat berbagi...walau nyatanya memang untukku sendiri, hanya untukku sendiri
Selasa, 28 Desember 2010
Senin, 27 Desember 2010
dia-dia-dia
Aku tak mampu menemukan pena untuk gambarkan
Aku tak mampu menemukan nada untuk senandung
Aku tak mampu menemukan kata untuk bicara
Ntah apa yang terjadi
Senang atau malah takut
Saat jantung ini berdegub hebat
Mungkin aku rasakan dua hal itu bersamaan
Oh..My God
What is this real?
He’s here, now
Dream comes true
I’ll see him
Aku harus bisa biasa-biasa saja
Oh … Tuhan
Lama rupa nya tak ku pandang wajah ini
Lama rupa nya tak ku lihat senyum ini
Lama rupa nya tak ku dengar gelak ini
Tuhan serupa inikah rindu
Aroma tubuhnya tak sekuat dulu
Sinar matanya tak semenantang dulu
Gurat wajahnya mulai banyak
Coklatnya semakin coklat
Dan dia tetap tidak berubah
Harap-harap cemas melanda
Saat ku terpaku pada matanya
Tuhan jangan biarkan jantung ini lebih kencang lagi
Tuhan jangan biarkan pipi ini merona
Tuhan jangan biarkan Ia tau apa yang ku rasa saat ini
Aku takut datangnya Ia bukan sekedar membawa rindu
Aku takut datangnya Ia bukan hanya ingin bertemu
Aku takut apa yang ku pikirkan itu benar
Dan semakin takut saat di mintanya Aku duduk mendekat
Aku berharap disela-sela degub jantungku
Aku berharap disela-sela nafas penuh aroma tubuhnya
Aku berharap disela-sela deru nafasnya
Aku berharap disela-sela gelisahnya
Semoga bukan tentang kami, Ia bicara
Aku salah dan Ia bicara
Aku hanya ingin katakan maaf
Saat aku tak kuasa untuk tidak menciumnya
Saat aku tak kuasa untuk tidak katakan sayang
Diduniaku saat ini tidak mungkin
Aku galau melihat parasnya
Banyak tanda tanya yang urung ku lontarkan
Aku takut, aku buatnya berantakan
Aku takut, aku buatnya tak kenal akan dirinya
Karena ku tau ini berbeda untuk ku dan untuknya
Karena ku tau sebelum ini
Tak pernah ada dua kali dalam hidupnya
Tak pernah ada meminta dalam hidupnya
Dan mungkin tak ada banyak air mata
Kamis, 23 Desember 2010
Rabu, 22 Desember 2010
Sabtu, 11 Desember 2010
surat 081210
Salam sayang,
Banyak hal terjadi padaku, mungkin juga padamu. Aku tak ingin tanyakan kabarmu, karena jika kamu ingin pasti sudah kamu beri tanpa harus ku minta. Seperti kau ingin aku bercerita tentang apapun padamu tanpa sungkan. Aku disini biasa-biasa saja menjalani rutinitas yang mungkin itu-itu saja. Sampai saat ini masih memendam keinginan duduk di bangku kuliah lagi, yang tak bisa ku realisasikan dalam waktu dekat karena banyak hal yang tak ngin kulewatkan. Ukuran tubuh ku tidak jauh berbeda dari terakhir kali kita ketemu, hanya pipiku saja yang mungkin lebih berisi malu mau bilang tembem. Tidak ada masalah yang telalu berarti untuk ditanggapi serius, aku pikir kamu tau kalau aku akan berhati-hati untuk terlibat di dalam suatu masalah (orang yang egois tak mungkin tertarik ngurusin urusan orang, kira-kira seperti itu). Bisa dibilang keseharianku terlalu asik untuk dianggap biasa-biasa saja oleh banyak orang, semuanya plus minus ada yang senang tak sedikit yang tidak, sampai saat ini ku anggap angin lalu karena sedikit orang yang tau apa dan bagaimana aku. Aku masih selalu risih banyak orang tau tentang ku. Aku masih sering bicara pada angin, bercanda dengan hujan walau tanpa basah aku tak mengerti mengapa dia tak bisa lagi menyentuhku, masih manja dengan coklat dan masih berteman buku walau tak melulu membaca, masih sering dapat ciuman ^_^ .
Pagi tadi acc Fb ku mendapat banyak pesan, kukira seperti biasa undangan perkawinan ternyata salah. Gak semua isinya undangan, Aku terkejut ( “AHHH..!!!” :D, gak gitu juga sih) liat pesan dari hengky temen daan mogot ku (aku selalu buka pesan dari orang yang kukenal dulu baru orang yang kutau), isi pesannya dia marah karena berpikir aku dah tandai dia disalah satu foto milik kita dulu baru-baru ini, dari pesanya aku ngerti dia minta aku buat ngerti itu gak bener dan kasih tw aku buat ngerti posisinya saat ini, walau agak keras tapi kuanggap normal sebagai teman dan wajar karena dia harus ngejaga perasaan pasangannya, toh pasti dah clear saat ini masalahnya. Setelah itu ku lihat satu pesan dari seseorang yang kutau dia istri dari hengky, ku pikir pasti dia marah juga aku sudah bilang pada hati ini untuk tidak membuka pintu manapun tapi gagal Cuma karena kalimat “lo tw dr aj ya”. Ku jawab keras dengan cara ku yang kupikir kami bisa sama-sama berpikir yang terjadi bukan inginku dan semua diluar tanggung jawabku dan juga hal itu bukan apa-apa. Tetapi perkiraan ku salah, aku malah dapat pesan balik dari setiap kata yang ku baca sepertinya dia tersinggung sekali dan tidak ku tanggapi karena memang tak ada yang perlu di tanggapi setidaknya tidak penting buatku, lagi pula foo itu bukan hal yang seronok untuk menciptakan sebuah aib atau merusak citra (xixixixixi tapi jujur membaca tulisannya aku tergelak, ntah lah dia bodoh atau menjadi bodoh karena marah… cara dia menulis gak pake otak gakgitu diperhalus hmmm… caranya menulis lebih mementingkan hati… sudah aku perkirakan jika aku jawab dengan caraku tak mustahil dia akan lebih meradang bahkan malu .. tapi sudah lah kurasa kata-kataku cukup untuk menamparnya balik)
Setelah menanggapi pesannya aku jadi berpikir akan samakah jika aku yang ada di posisinya (melihat suami berfoto berdua diruang terbuka bersama teman-temannya dengan busana lengkap tidak mesra). Menunjukkan rasa tidk suka pada orang hanya aku tau dan tidak ku kenal ( xixixixixiixixixi). Aku baca lagi pesan ku untuknya apa yang salah hingga membuat nya meradang, tak kutemukan kata-kata kasar. Tapi jadi teringat ucapan adik manisku, “emang mba gak pake kata-kata kasar, justru karena itu jadi bikin lawan bicara mba ngerasa kecil atau mengira mba anggap remeh dia, lagian mba
Merasa apa yang ku lakukan tak seutuhnya benar, ku coba berbagi. Dan jawaban yang kudapat hanya “kamu berlebihan menanggapinya” dan sudah. Ku coba cerna walau gak bohong kesel “apa coba jawab menjudge tanpa penjelasan” tapi sudah lah mungkin iya harusnya malah tak usah ku tanggapi. Rasa nya campur-campur kesel, malu dah kayak anak kecil, lucu masih ada yang terbawa sama anak kecil satu ini :D.
Kutanyakan pada teman perempuanku yang berpikir ringan, yang saat ini sedang dalam masa pacaran “ bagaimana jika dengan statusnya dia sebagai pacar dalam posisi istri hengky menghadapi persoalan seperti itu?” jawabannya “g pernah kok ngalamin, dan g ngambek berminggu-minggu” (O..ow… berarti aku nih yang gak normal) lalu ku tanya “apa yang lo lakuin sama yang udah ngetag foto itu?” jawabnya “lo kenapa sih tanyanya kayak gitu?
Aku belajar sesuatu yang tidak ku perkirakan.
Betapa isi kepala itu tak terukur, saat ku tulis “harusnya belajar percaya” bukan sekedar bilang foto itu bukan apa-apa. Lebih dari itu, percaya bahwa pasangannya bisa memastikan hal itu tak terulang ke dua kalinya.
Rasa percaya, sulit di terapkan secara total. Mudah bicara sulit meyakinkan hati, bukankah mata bisa bicara lebih dari yang terucap oleh bibir. Bagaimana cara mereka bicara? tak saling pandangkah?
Memang lebih mudah berteriak ke orang lain daripada meneriaki diri sendiri. Tak tau dimana batas sebuah toleransi, untuk mengerti apa yang kita tanam hari ini esok kita petik. Banyak orang yang mengerti bahwa saat ini ia berteriak karena marah dan kecewa tapi saat orang lain marah dan berteriak padanya sedikit orang yang sadar kalau yang dilakukan orang itu serupa apa yang dilakukannya saat marah, lalu bersembunyi dalam ketidak terimaan ‘salah g apa’ dan kata sabar ‘nanti juga ada yang bales’. Jujur kadang ingin meneriaki orang-orang yang bilang sabar itu BEGO, kalau gak terima ya ubah dong pribadi sendiri jangan ngarep doang, aku yakin kata ‘sabar’ akan jadi kata terakhir yang bisa dipake dan kata itu bisa jadi lebih berarti dari apapun.
Ah…
Small room, 081210
Yang selalu ingin merindu