Rabu, 19 November 2014

9 month

Heihoooo...

Sudah tanggal 19 Nov aja. Sekalinya cerita ga mau  berhenti. Hufft bikin yang baca bingung. kehamilanku masuk bukan ke 9 nih. Belum cuti karena kurasa masih baik-baik aja dan inginnya lebih lam sama debay nanti setelah diluar.

Tanggal 27 Oktober lalu sempat USG 4D. ga bisa berbagi foto karena Flashisknya dirumah, seperti biasa debaynya kurang suka diliat wajahnya. seingatku dari awal dia terbentyuk dia tak pernah suka memperlihatkan wajahnya pada kami. hanya potongan-potongan kecil saja yang ditampilkannya. hahahaha.. misterius like a mother.

Aku tak mempersiapkan banyak hal untuk kelahirannya nanti, ga rempong banget gitu deh. ku kira jaman sekarang gampang lah kalau kurang dikit-dikit gampang dicari sudah dekat-dekat pula tempatnya. lagi pula sisi pelitnya muncul kalau beli yang tidak-tidak lalu tidak terpakai kan sayang. mubajir kalau orang betawi bilang. persiapan untukku pribadipun tidak banyak karena aku ingin lihat kesiapanku menghadapinya.

persiapan mental, seperti yang lain-lainnya inginnya persalinan secara normal tapi jujur malah malas olah raga, semoga di kuatkan untuk menjalani persalinan normal.

Aku baru cuti awal bulan, prediksi lahiran tanggal 4 :D semoga lancar hahahahahaha.. sudah banyak yang tanya sih kapan cuti lama bener ga cuti-cuti. :D

Hmm.. kado pertama untuk debaynya belum juga ketemu. masih ngambang semua. pucing aku suka ayahnya ga suka, ayahnya suka aku kurang sreg.. jadi tunggu beberapa hari lagi kali yah buat menetapkan hati

hal bisa ku katakan, mengandung memang sesuatu yang tak bisa dijelakan. Kehamilanku mungkin memang tak rewel tapi aku selalu sulit tidur, hingga bangun pun menjadi lebih siang. alibi :))

ceritanya ke Gunung Pantjar

Late story.. 

Tanggal 5 Oktober lalu jalan-jalan ke kawasan sentul. Awalnya sih karena bosan ga tau mau kemana, hari itu Idul Adha. seperti biasa dirumah ga pernah ada perayaan atau menyediankan menu santap yang bagaimana-bagaimana karena sebelum-belumnya Idul Adha dirumah almarhum kakek. Karena semua tidak tau mau kemana dan karena aku penasaran dengan kawasan ini maka ku usulkanlah kesini. seperti biasanya tak pernah ada persiapan untuk perjalanan-perjalanan singkat. jam 10 kami berangkat

Tujuannya Gunung Pantjar, sentul, tempat pemandian air panas. Jam makan siang kami sampai disana, sempat salah keluar tol karena keluar di sirkuit harusnya yang lebih didepan. Wow sentul city itu bagus ya, nyaman sepertinya :D tapi tak tahu ya untuk wilayah disekitarnya, maklum sentul city kan diciptakan sebagai kota mandiri. 

ku kira perjalanan akan mulus-mulus saja. untung kuda besi si kaka ga trouble setelahnya. maklum bukan medan yang harus dilewati. medannya cukup membuat berdecak, tinggi menjulang tidak mulus alias berbatu-batu. ah memphotonya pun terasa enggan, tak ada dokumentasi untuk perjalannan saat itu. sampai dilokasinya kecewa bukan kepalang. tempatnya tak sebagus yang di treat di internet dan tak sebanding dengan mahalnya biaya masuk.

tapi kalau mau kesana juga tak dilarang, nampaknya banyak juga orang yang kesana mungkin pembuktian untuk terapi benar-benar ampuh disana. Kalau aku sih pilih enggak, berendam bersama begitu rasanya jijik. Aku ga dikasih ijin untuk turun lebih jauh karena ada debay dipeyut, akhirnya hanya duduk diwarung kecil diarah masuk kolam air panas. 

Jadi untuk kali ini, tak ada perjalanan ku yang tak menyenangkan karena perjalanan buatku adalah pemuasan hasrat untuk tau hal baru tapi untuk tempatnya ya aku tidak puas. kesana lagi? hahaha.. selain tidak asik berkunjung lebih dari sekali ketempat yang sama tempatnya kurasa tidak membuatku rindu.

penasaran Googling aja ya lokasi Gunung Pantjar.. Have a nice trip

cuap-cuap

Yippi.. 
 lama sekali rasanya tak bercengkrama dengan mu. Kamu tau apa yang ku pikirkan? ku rasa saat ini orang-orang semakin banyak bicara dan sedikit berpikir. sekali lagi itu menurutku, bagaimana menurutmu? bukan memandang mereka sebelah mata tapi lebih dari itu, banyak hal yang bisa dicermati dibalik semua yang terjadi ketimbang hanya mengomentari apa yang sekedar nampak. tahun ini tahun rakyat bicara, yup.. bicara dalam konteks sebenarnya. karena dari yang berpendidikan hingga yang tidak dari yang kuper sampai yang gaul, dari yang pakai otak sampai yang pakai otot :D semuanya bicara kadang-kadang Aku berpikir apa teman-teman dilingkungan lain mereka begitu kejam saat mengomentari sesuatu yang diluar idealisme teman-teman ku hingga mereka harus merespon juga. ntah lah.. 

Kalau Aku terdengar mengatakan hal seperti itu kepada sebagian teman yang lebih senang melihat dan melakukan sesuatu untuknya pribadi karena sadar tak mampu berbuat banyak jawaban mereka hanya akan "Ember" lain hal jika ke beberapa teman yang memang senang berkomentar ntah pro atau kontra yang terasa lebay jika hanya berperan sebagai penonton :D *sekali lagi ini hanya pendapatku pribadi.

Terlewat bagaimana aku memandang pengumuman kabinet kerja, aku sih merasa lucu. Apa salahnya memakai pakaian resmi yang lebih necis agak trendy toh tak banyak dari kami yang memperhatikan penampilan. mungkin untuk yang lain mereka terlihat sederhana. lagi-lagi persepsi sederhana yang ku tak sepaham. memang kerja tuh harus pakai kemeja longgar, satu warna tanpa aksesoris, lalu digulung dan dikeluarkan. Apa kalau lengan baju tidak digulung, pakai kemeja dengan aksesoris, dimasukan ke celana akan seperti menampilkan profesi tertentu? *read: sales :)) . Aku sedikit kasihan dengan ibu-ibu yang diberi mandat menjadi menteri terlihat kurang apik dengan kemeja kebesaran seperti itu. tapi untung saat pelantikan mereka memakai batik tidak dengan kostume yang sama.

Aku bukan orang yang suka dengan figur presidenku saat ini secara personal dengan alasan yang juga tidak dapat ku jelaskan dengan jelas, seperti biasa bicara dengan insting. tapi sebagai presiden negara dimana aku tinggal aku cukup dapat menghargai dan menghormati beliau, bagaimana pun beliau tetap Presiden ku. Sebagai manusia biasa boleh dong cuap-cuap sedikit :D *apa bedanya sama komentator-komentator diluar sana kalau begitu.

Waktu selesai pengumuman jajaran kabinet kerja yang terus terang tak ku ikuti dan baru cari informasi setelahnya, biasa bertanya pada uncle google. nama-namanya membuat cengir-cengir sendiri juga sih, ga tau kenapa. lalu terdengarlah menteri wanita yang menghebohkan, yup Ibu Susi Pudjiastuti. Aku heran kenapa baik yang pro maupun yang kontra senang sekali menambahkan embel-embel tingkat pendidikannya saat mencela/mengkritik atau memuji sepak terjangnya. rasa penasaran membawaku untuk mencari tahu apa saja tentangnya, background keluarganya yang ternyata bukan orang miskin untuk bisa menyekolahkannya secara lebih saat itu. Keputusannya menghentikan pendidikan SMA nya saat di Jogya. Kesukaannya akan bahasa asing. Awal karirnya yang menurut ceritanya dari nol. perjalanan hidup pribadi yang pernah gagal dalam pernikahan. siapa yang mendampinginya meraih yang terlihat saat ini. Sampai detik ini aku bukan orang yang percaya bahwa kita dapat berdiri sendiri tanpa bantuan atau campur tangan orang lain terlebih Tuhan. Melihatnya sebagai seorang perempuan, aku salut karena perjalanan hidup seperti itu luar biasa kalau saja detail ceritanya mungkin akan ada tangis atau tawa dalam cerita itu. Karena karakter terbangun tidak dalam waktu sekejap. Sebagai Menteri, aku belum melihat banyak.. kalau kabar berita membuatnya luar biasa diawal itukan biasa, aku lebih memilih untuk tetap melihatnya semoga sukses. oh iya.. aku merinding dengar suaranya.. khas perokok :)

Semoga yang lainnya juga dapat bekerja dengan baik. ada beberapa nama lagi yang membuatku penasaran tapi tak usahlah ku ceritakan disini, karena nama-nama yang lain tidak terlalu asing dilayar kaca.

Beberapa waktu lalu Pak Presiden pidato dalam acara APEC dengan bahasa inggris. Seperti biasa akan ramai dibicarakan, Aku heran bukannya kita sudah sama-sama tau kalau presiden kita itu kurang mahir berbahasa inggris, kenapa harus dikomentari lagi. menurutku dapat dimengerti saja bagus, kalau dipuji karena tanpa teks, loh kan sebelum pidato selalu ada persiapan materi jangan terlalu berlebihan. lebih baik membicarakan isi dari pidatonya, melihat kearah mana negara kita akan dibawa dalam pertemuan itu, menguntungkan atau malah merugikan, mengomentari itu akan terasa lebih enak dibahas. Saat itu ntah ya, aku melihatnya sebagai bisnis man. tidak seerti kepala negara. Oh iya.. Komentator-komentator aneh diluar sana bangga karena presiden kita disalami barack obama dan difoto dibarisan depan. apa ya itu namanya?

Tanggal 18 November, harga premium naik dari 6000rp ke 8500rp. Bukan hal yang patut dibesar-besarkan karena wacana kenaikan itu sudah ada jauh hari sebelum tanggal ini. dan seperti biasa bukan saat ini saja kenaikan harga BBM disambut dengan penolakan kecil dan kritik-kritik diawal lalu menghilang dan berjalan normal kembali. Tapi lucunya, ntah yang mereka baca itu apa yang mereka pikir itu apa, yang pro dengan presiden saat ini merasa kritik dan penolakan-penolakan itu sebagai hal yang tidak perlu bahkan melakukan pembelaan-pembelaan yang aneh di mataku. Helloo.. menurutku siapapun yang jadi presidennya naik ya naik saja harganya ga terpengaruh figur. mungkin saat ini kurang tepatnya karena Beliau ini berangkat dari janji-janji yang disalah persepsikan oleh sebagian orang.

Kamu tau hal yang tak terpikirkan banyak komentator-komentator yang bersliweran di wall  sosmed ku. mereka lupa kalau kriteria miskin itu ga sekecil kartu sakti yang sedang dianggarkan. Aku ingin berbagi keherananku, kenapa presidenku ini senang sekali membuat kartu yang beraneka ragam. cetak kartu butuh biayakan? benar ga sih. lalu setelah mengeluarkan biaya banyak untuk pembuatan E-KTP pada pemerintahan sebelumnya sekarang mau dihentikan, kenapa tidak diperbaiki? tak ada dana lagikah untuk itu? sedang beberapa orang saja KTPnya masih ada yang belum jadi. Tak bisakah kita hanya memakai satu ID untuk banyak keperluan? mimpikah. kartu-kartu yang beredar saat ini itu bagaimana ya? bukan tidak percaya atau underestimate. tapi apa yakin akan tepat sasaran dan merata, yang benar-benar miskin itu biasanya rendah pengetahuan tidak terjamah informasi tidak memakai barang-barang sekunder. lalu mereka harus mengurus kartu-kartu itu, tempat tinggal mereka sampai ke kantor pemerintahan sekelas kelurahan saja cukup jauh. apa yang dipikir oleh kita-kita ini sebenarnya. Kenapa ga langsung di gratisi di Rumah Sakit, di gratisi di sekolah. sedang dana BLT dipemerintahan yang sebelumnya saja tidak merata. Masyarakat menengah keatas pun akan memilih sendiri dimana merek akan berobat atau akan menyekolahkan karena mereka bisa menghitung sendiri kemampuan. ya beda mungkin dengan masyarakat menengah dengan mental ogah rugi :D itu menurutku loh ya.. 

udahan ah serius amat nanggapin yang cuma bisa dilihat.