Rabu, 15 Juni 2016

single or couple must happy




Hai..
Semalam dapat sesuatu yang hati degub-degub gimana gitu :D

Ceritanya nih, adikku perempuan 28thn, single. Sore kemarin chit chat via jempol, ternyata sore dia belum pulang kerja ga seperti biasa, katanya ada acara Bukber dikantor. Sampai dirumah setelah magrib, ku kontak dia lagi tanya pulang ada temen barengnya ga. Mengingat dia berkendara sendiri pake roda 2 pula, dengan pemberitaan-pemberitaan yang ada ya aku akui aku sih takut. Menjawab pikiranku, dia bilang “Kalau parno terus ga bisa kemana-mana mesti tunggu ada yang antar” :D. Ku jawab santai “itu saya-itu saya”.

Jawaban ini yang langsung mengingatkanku ke seorang teman lainnya.

Perempuan, 35thn, single. Dengan kesadaran penuh dia bilang kalau dia perempuan mandiri, dia udah biasa ngelakuin apa-apa sendiri, rasanya aneh kalau tiba-tiba ada yang care.

Aku jadi kepikir ternyata keputusan single itu membentuk karakter bertahan sendiri. Cerita gini jadi ngaca sendiri, sepertinya aku bukan orang yang bergantung atau orang yang mandiri. Tapi memang hampir selalu ada yang menyertai kalau mau kemana-mana, dan aku pribadi yang lebih memilih dikunjungi dibanding mengunjungi. Nempelnya ajaran bunda buat keluar rumah inget waktu, yang ngerasa salah kalau keluar rumah sampai dicariin (berartikan ga bisa dipercaya, ga bisa ngatur waktu). 

Catatannya, kondisi ku saat itu (belum nikah) tidak benar-benar sendiri. Dari masa sekolah selalu punya beberapa temen laki-laki, dan seperti kebanyakan temen laki-laki pasti ketemen perempuan perlakuannya baik (dimasa aku sekolah berteman dengan laki-laki tidak membuat Bunda khawatir, mereka bandelnya ga jorok (anaknya Bunda juga bandel sih :D)), Biasanya salah satu jemput aku. Temen-temen perempuanku pun jarang yang suka keluar terlalu jauh atau pulang malam-malam untuk sekedar ngobrol. Ketika sama mantan pacar lebih protektif, kemana-mana ga boleh sendiri diantar aja (semoga sampai kakek-nenek sampai bertemu dialam lain juga begitu). Dan memang pribadiku bukan orang yang risih dengan perhatian-perhatian seperti itu, banyak mikir daripada jalan sendiri iseng, lama, cape, etc, mending dijemput atau disamperin :D. Aku nikah umur 27thn, umur yang ga terlalu muda menurutku untuk berumah tangga.

Itu catatanku, DULU. Pertanyaan kediri sendiri “Seandainya aku belum nikah?mungkinkah aku single?lalu mungkinkah aku juga berpikir seperti mereka?” 

Sedang baca respon adik saya saja langsung berpikir, emang kalau perempuan ga bisa ga keluar malam-malam? Emang kodrat perempuan buat dilindungi di-di yang lain-lainnya lalu kenapa ga mau ditemuin sama yg bisa?mungkin mecari yang benar-benar pas?

Eits, mereka single dengan alasan pribadi loh. Aku ga tau menahu soal itu, terlalu pribadi.

Semoga kita semua selalu bahagia dengan keputusan dan kondisi kita masing-masing... Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan