Selasa, 23 Maret 2010

20032010

Langit pagi sabtu ini cerah, aku pun terbawa. tah ada apa dengan bumiku, Siang perlahan menghitam, gelap. Ku syukuri ku tlah ada di rumah. mencekam, iya mencekam suasana siang itu. semua rencana ku batalkan. menjelang sore hujan mereda, Aku hanya dapat tersenyum. ku tengadahkan wajah menghadap langit berharap mentari masih sisakan sedikit cahaya agar spektum warna itu keluar. sayang harapan hanya tinggal harapan. Bersama bunda ku nikmati Sore itu, mengamatinya lekat-lekat, Betapa aku tak pernah bisa setulus dia.

Perubahan cuaca tak pernah bisa ku lewati tanpa masalah. Bukan hanya saat ku dewasa, jauh dari hari ini dingin selalu dapat membuat tubuh ku memerah, bertambah usia bertambah keluhan, dingin sangat dapat membuat perutku melilit. Dan mlam ini udara bagi ku dingin, sangat dingin bahkan. Sebelum jauh malam sudah ku coba untuk dapat memejamkan mata agar dingin tak kurasakan, tapi sia. dingin setia menemaniku.

Ku putuskan beranjak dari peraduanku. TV, ya TV mungkin dapat membantuku. Poseidon selesai menemaniku, ah ntah berapa kali sudah ku tekan tuts remote control ini. Suara Bunda menggugah ku tuk beranjak dari ruangan ini. walau enggan ku turut juga, aku pilih ikut ke Kamar Bunda tetap tak dapat terpejam ku putuskan tuk menyalakan TV. Tak juga membuatku lelah.

Seketika ku raih ponsel, begitu saja tanpa berpikir panjang Short message ku terkirim. Semula tak ku harapkan jawab di ponsel ku, tapi ponsel ku berbunyi. Ada sesuatu yang ntah apa saat tahu yang menerima merespons. sempat terpikir yang disana belum juga terlelap atau sms itu membuatnya terjaga. sampai pada pertanyaannya "mengapa aku yang km sms, ...." Aku terperanjat banyak tandatanya dibenakku. Aku terduduk, tak mampu harus menjawab apa. Bukan bukan tak tau harus menjawab apa, tapi memilih tak menjawab. Akan terlalu banyak kata jika bukan permintaan maaf yang ku kirimkan.

kutarik kakiku dalam dekapku, ku benamkan wajah diantaranya. bicaraku pada diriku sendiri " apa ini? egoisnya aku, mungkin sekarang Ia sudah memulai berpaling ke depan. begitu tega diri ini terhadapnya" Kepalaku menenangkan "jangan terlalu di dramatisir", tapi kalimat itu malah membuat wajahku menghangat dan basah. Kokok ayam sudah terdengar dikejauhan.. hingga sampaiku pada ketidak sadaran akhirnya aku tertidur. Aku kaget, saat Mentari menciumku hangat. Selamat pagi dunia.... smoga hari ini juga cerah untuknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan