Hidup itu punya aransement yang luar biasa complex. seperti halnya music tak semua orang menyukai semua genre yang ada. mungkin kata pro dan kontra sering kita dengar dari tayangan televisi program infotaiment atau diskusi-diskusi politik. dimana kata"memang" hampir tak pernah lepas dari kata "tapi", hahahaha
Jangan menarik dahi seperti itu, terlihat lebih tua dari usiamu loh. masih dengan tema sebelumnya aku ingin bercerita tentang teman, masih apa yang dijalaninya, masih dengan sebelum dan saat ini baginya, masih pikiran-pikiran yang tertangkap olehku, masih dengan caranya bercerita padaku.
Dan aku disini masih menunggu seorang kawan berbagi cerita padaku. tentang apa pun itu :) sampaikan ya kalau nanti kau berjumpa.
(seperti kata teman kuliahku : ini undangan bukan maksa. *apa coba, teman masa gitu.lain waktu ku ceritakan. itupun kalau ku ingat)
Sabar sedikit, kian hari menjadi tak sabaran ya? :) memancing emosi ya, dengan memperlambat seperti ini. Aku sedang belajar tidak mengeluh, tapi terkadang malah banyak yang bilang menyebalkan. mungkin seharusnya saat sakit, ku harus katakan aku sakit. atau paling tidak tunjukan kalau aku juga punya masalaha sendiri. ah bingung, dijelaskan juga belum tentu banyak yang mengerti jadi biar saja. loh kok jadi kesini ya.
Kalau masih ada yang ingin diseruput, silakan. aku mau mulai nih
---
Dia laki-laki yang tak pernah ku bayangkan akan memiliki pikiran seperti itu. mengapa? :) sesuatu yang harus kamu cari tau sendiri.
Kawanku pernah berteman cukup dekat dengannya dibanding dengan aku. Aku mengenalnya saat kami pura-pura kuliah hahahahha. dia orang yang plin-plan, sering berganti-ganti pikiran, mencla-mencle, senang bicara kanan-kiri ga jelas. lucu dengan berbagaimacam pola tingkah dan keinginannya. aku seperti biasa lebih senang mendengarkannya sambil mengambil potongan-potongan yang menurutku password.
Benar-benar mengenalnya karena sering jumpa di musolah kampus. ga ada perkenalan yang bisa diceritakan ga ada kesan pertama, ga ada ucapan pertama bahkan ga ada sapaan pertama. mengalir saja, berbicara dengannya ku anggap seperti membuka buku, nikmati saja. menurutku pribadi sepertinya ga mungkin untuk di intervensi, cape aja bicara sama orang yang sudah punya pikirannya sendiri :).
dari dulu sampai sekarang ga ada yang berubah masih berkomunikasi kadang-kadang. bertukar kabar, walau tak banyak yang dapat ku tukar. hidupnya seper banyak yang terjadi, hidupku rasanya masih dengan ritme yang sama.
Dia bekerja di badan narkotika, aku tak terlalu peduli bagaimana dia bisa sampai disana. mengapa kesana atau apapun itu. aku hanya bertanya dia tak jadi masuk dikepolisian, tentu dia punya seribu satu alasan untuk menjawabnya. ya di iyakan saja kalau sudah begitu.
Beberapa hari yang lalu kami ngobrol tanpa tatap muka tentu. dia menginformasikan lowongan kerja di Garuda Indonesia, berusaha menyemangatiku untuk keep fighting (itu bahasaku, bahasanya: berjuang terus). saat kutanya buat apa, dijawabnya dengan santai dan membuatku berpikir mundur "untuk kasih liat keorang-orang yang dulu pernah ngeremehin". berbanding terbalik dengan informasi yang disampaikan aku malah penasaran bagaimana dia bisa menunjukkan semua kata-katanya juga bagaimana bisa hatinya terluka. dan akhirnya cerita pun dimulai, menurutnya dulu teman dan orang dekat mengomentarinya untuk tidak memaksakan diri saat hendak mengambil KPR (menurutku wajar, memberikan masukan kepada teman. walau memang kadang-kadang memberikan masukan bisa juga berarti meragukan). menurutnya bekerja disini membuatnya kehilangan banyak waktu, bahkan untuk keluarga kecilnya, menyakitkan ada teman yang memberinya label sombong karena alasannya itu. dia berusaha meyakinkan ku kalau memang dirinya sibuk dan bukan menyibukan diri.
Bagaimana caranya dia menampar wajah-wajah yang menurutnya telah melukai. dia bilang ditahun ini dia akan melunasi sisa KPR yang ditanggungnya, setelah itu dia ingin memberangkatkan orang tuanya umroh, sebelum terlambat. dia mau lihat akan bicara apalagi mereka, dia ingin kasih lihat ini loh hasil dari waktu yang dikatakan teman-temannya sok sibuk. dia mau lihat apa yang sudah mereka kerjakan. aku berseloroh, tidak ingin menyombongkan dirikan. hahahaha...
---
tau kenapa aku berpikir kebelakang? karena jauh sebelum ini, saat ia memulai yang saat ini dijalaninya. Aku dan kawan ku pernah asik membicarakannya. bahkan kawanku dan teman baiknya yang lain memang sering menghujatnya sombong, sok sibuk dan sebagainya. Apakah mereka bagian dari orang-orang yang ingin ditamparnya.
Mungkin lebih baik kalau apa yang dipikirkan tidak juga diucapkan.
inilah hidup, negosiasi hanya berlaku untuk orang yang bergerak untuk mengubah bukan diubah.