Aku yang sedang menjalin ke intiman dengan gadget hitamku tiba-tiba menyadari adanya contact baru di salah satu media chat yang belum lama juga ku install. aku sedikit bingung karena aku tak pernah merasa mengundangnya bergabung dan juga tak pernah merasa diundangnya. sapaan khas teman yang lama tak berjumpa kami layangkan satu sama lain. dan berakhir dengan bertukar PIN, dan awal dari obrolan-obrolan kami berikutnya.
ku kenalkan dia padamu.
namanya sri, kalau kamu duga dia perempuan, kamu salah. yah dia seorang laki-laki berasal dari daerah karang anyar, kalau kamu tak tau dimana itu, ku beritahu, itu adalah nama kecamatan didaerah jawa tengah. dia punya background pendidikan sebagai arsitek. pertama mengenalnya saat dia tersasar ke kantorku, bekerja sebagai pelaksana. saat mengenalku dia masih lajang, belum lama menamatkan kuliahnya. tapi saat ini sudah berkeluarga dan punya seorang putri, usianya 3 tahun.
lama tak berjumpa banyak hal terjadi juga padanya.
dia memutuskan untuk berhenti dari kantor, karena tuntutan mental yang tak bisa diadaptasi olehnya. selain itu ibunya memintanya untuk tetap dekat (budaya timur bukan :) ). Dia dijodohkan dengan perempuan yang masih berbau saudara, yang katanya saat itu diterima karena tak punya alasan lain untuk menolak tak ada orang yang bisa diajukan dihadapan ibunya sebagai calon pendamping, yang juga katanya ibu sudah ingin melihatnya berkeluarga (masih dalam budaya jawa, yang kalau bisa menikah cepat jangan ditunda-tunda).
dari kabar burung yang terdengar dia sempat menganggur beberapa waktu sebelum bekerja lagi di perusahaan konsultan, sebagai penggambar seperti background pendidikannya.
waktu memulihkan banyak hal, menghempas banyak hal dan juga mendamaikan banyak hal.
ada simpati saat aku mengenalnya dibawah bendera perusahaan. dia sosok yang sederhana, bicara perlahan, mudah tersinggung, sopan, berparas ganteng (menurut banyak orang, menurutku sih biasa aja :)). gaya, nda dia cakep kok tapi ga membuatku tertarik aja). Dia sering bicara banyak hal, dari kesehariannya selama berada disana sampai perubahan perubahan yang dialaminya selama merantau disini. Dia sempat ucapkan terimakasih karena mau berteman dengannya, yang katanya dari kampung, cukup tergelitik mendengarnya, tapi mungkin memang begitu yang dirasa. Beberapa kali menyempatkan diri mampir ke rumah sekedar bicara hal-hal yang remeh-temeh. sesekali berbincang dengan Bunda dengan bahasa kromo yang hampir tak dapat ku mengerti. Dia sering menggodaku untuk alasan yang satu itu. mendengar cerita semasa dikampung ku simpulkan (lagi-lagi ku otoritas kepalaku ya) kalau kehidupannya biasa-bisa saja, tak ada hobby yang terlalu ekstreme atau menyenangi suatu hal dengan gila dan sikap patuhnya terhadap orang tua terkadang membuatku malu tetapi juga geregetan.
Aku menganggapnya teman, walau ku akui awalnya kasihan karena disini hampir tak ada yang bisa dia ajak bicara. dia juga cukup membuka diri pada ku, mempercayaiku untuk mendengar kisahnya (tak tahu apakah dia ceritakan juga pada teman-teman baru yang dia jumpai). Dia sempat mengantarku ke kampus, kalau tidak salah dua kali. yang pertama karena tidak sengaja dia ada dikantor sore hari, dengan baik hati dia menawarkan diri. sempat berkata jauh juga kampusku, tau apa yang ada dikepalanya? hmm dia menanyakan apakah aman, dia tanya pulang jam berapa? mau dijemput atau tidak, khas teman laki-laki, try to be hero (hahahaha.. mungkin menurut mereka aku terlalu rapuh). ku katakan tak perlu, tak terbayang saja aku pulang hampir 21.30, dari daan mogot sampai cisauk. kasihan untuk orang yang sebatas teman. dikali kedua, sebelum aku masuk kampus dia tanya pulang jam berapa? cepat mungkin jam 7 an. ternyata dia menungguku di depan kampus. dia bilang dia lapar, dia ajak aku makan. Kalau ga salah ingat, ku minta kami makan di dadu (resto sea food tempo hari aku ajak kawanku kesana bertemu teman-teman sma). kenapa disana, karena menurutku dekat dengan rumah :D.
ku mengira-ngira, tak biasanya traktir makan. dan ga lama semua terjawab. dia bertanya apa rencanaku dalam satu dua tahun, kapan berencana menikah, ingin bertemu yang seperti apa. dan dia menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, bagaimana jika aku yang ada diposisinya. ku katakan padanya, jangan paksa siapa pun termasuk diri sendiri menerima sesuatu yang bukan ingin. dibicarakan cari solusi. ga akan banyak yang berubah walau kita bilang "tidak".
ga lama dari itu dia mengajukan surat resign, dan caw ke kampung halaman. dan setelah itu ada kabar dari beberapa teman yang bilang dia pernah tertarik sama cewe di sini tapi ga direspon. tak ada yang tau apa yang kami bicarakan, tapi aku tersadar mungkin malam itu dia sedang membuat BAP untuk ku. cara yang manis, keputusan yang manis, kalau firasatku benar jauh di dalam hatiku, aku berterimakasih.
Satu-dua tahun setelah kepulangannya kami msh saling bertukar pesan walau hanya ucapan selamat ulang tahun satu sama lain, berakhir setelah nomor GSM ku hilang.
ini yang membuatku tak habis pikir bagaimana bisa kutemukan contactnya, bagaimana dia menemukan contact baru ku
***
sosoknya saat ini yang kutangkap, tak banyak berubah. masih sederhana dengan keinginan-keinginan sederhana, dengan pikiran-pikiran sederhana, dengan cara hidup yang juga sederhana.
Saat ini dia bekerja di perusahaan BUMN di lepas pantai. tercengang juga mendengarnya, karena menurutku dia laki-laki yang manja. bukan aku kalau aku tak ingin tau pola hidup dilepas pantai. Bagaimana bisa berada disana.
Dia yang tidak terlalu diburu untuk mencari pekerjaan, katanya sempat berada dijakarta lagi beberapa waktu sebelum bekerja disini. tapi toh akhirnya tak mampu bertahan lagi. ntah apa yang membedakan pergaulan disini dan disana, sampai begitu sulitnya dia beradaptasi. lalu dia kembali lagi ke kampung halaman dan memulai kembali dari nol. diterima diperusahaan konsultan dan mendapat kesempatan berkarir di perusahaan BUMN (ntah mengapa yang ku tangkap banyak sekali orang yang merindukan menjadi PNS atau bekerja di perusahaan BUMN; aku tak ingin tau bagaimana caranya ia bisa dapat kesempatan itu). Dia tidak bekerja dikilang minyaknya, hanya sesekali saja kesana. dia stay dikapal tokang gudang sementara dari bahan bakar impor yang akan didistribusikan ke wilayah lain. sekali dalam seminggu awak kapal di perkenankan turun ke daratan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, dan kegiatan itu jarang dilakukannya. awalnya tidak kerasan, tapi karena ada cita-cita yang ingin diwujudkannya dia berusaha bertahan. katanya ada enaknya kerja disini, makanannya tiap hari ikan laut fresh (lucu, tapi wajar memang didaerah asalnya ikan laut terkesan langka, bukan berarti tidak ada, jarang peminat dan harga yang lebih mahal dibanding hasil ternak. hahaha ya iyalah). dan pernyataan itu kukir tak berlebihan karena melihat tambun tubuhnya tak bisa ditutupi. tak terlintas mencari ladang pekerjaan yang baru katanya, walau dengan begini dia harus rela tidak bertemu keluarga berbulan-bulan, dan libur dirumah hanya dalan hitungan hari (kalau tidak mengajukan ijin libur). katanya keluar dari sini ga ingin kerja lagi sama orang, harus bisa buka usaha sendiri. salut -salut-salut. dia juga tidak meminta sang istri untuk bekerja, nampaknya sang istri pun tak masalah dia tidak berproduksi. Katanya tak apa istri dirumah jaga dede, kasihan kalau semuanya sibuk masing-masing (manis bener :D).
Dia tanyakan, kapan aku nikah? tunggu apa? cari apa? hahahahahaha
***
Uang ya, sampai-sampai rela berlama-lama tak jumpa keluarga. mungkin wujudnya uang tapi lebih dari itu, ada tanggung jawab lahir yang harus dipenuhinya sebagi suami dan ayah, ada biaya untuk cita-citanya. tapi tak ada pilihankah? ada, pasti ada hanya mungkin dia tak membuatnya.
Aku tak pernah terlintas punya pendamping yang memiliki ikatan dinas yang tak bisa kusertai. aku selalu salut dengan orang-orang yang bisa melakukan itu. aku ingin tumbuh tua bersama, bukan bertemu lagi saat tua menjelang. belajar mengenal satu-sama lain dari hari kehari, bertengkar untuk hal-hal kecil, bercanda mengisi waktu luang. buakan sekedar bercerita lewat teknologi dan nyatakan rindu lewat sepotong kata serta ungkapan cinta sebatas kiriman.
semoga kita semua dengan apa pun pilihan kita selalu dilimpahi kebahagiaan. aamiin
hidup harus terus berjalan bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda Pikirkan