Hi dear,
Senang bisa menyapamu, berbagi denganmu J. Kamu apa kabar? –masih perlukah ku tanyakan ini, sedang
tak pernah ku dapati kabarmu- baiklah, itu hakmu bukan
Kamu tau? Tentu tidak ya, aku belum bicara apapun.
Ternyata insting itu luar biasa. Ku sebut sebagai kekuatan
pikiran. Bagaimana tidak, hari sabtu,
tepatnya seminggu yang lalu. Aku berkendara disekitar gading serpong. Kebetulan,
ah tidak ada yang kebetulan, ku ulangi.
Saat melangkah keluar hendak pulang, dari arah gading. Firasatku
bilang jangan pulang dulu, karena tepat magrib dan ntah ada sesuatu yang tak
bisa ku jelaskan. Ada kekhawatiran yang bergumul dihati, tapi kalah dengan
logika yang menyuruhku segera pulang. Saat itu gerimis halus-halus. Ku minta
keponakanku untuk menarik penutup kepalanya, saat itu tidak mengenakan helm. Ku
minta juga kaka agar berkendara pelan-pelan, yang ditanggapi dengan seloroh,
yah aku tau ia tak pernah berkendara denganku dengan kecepatan tinggi.
Sesuatu yang tak pernah kuharapkan atau siapapun harapkan
saat berada dijalan terjadi. Di putaran depan pabrik tifico, brakk! Dari sisi
kiri disenggol angkutan umum berwana hijau. Kalau kamu kira jatuhnya kearah
kanan , tidak begitu. Jatuhlah kami ke arah kiri. Saat melayang yang terpikir
adalah gadis kecil dibagian depan, mengkhawatirkan hal terburuk jika terjadi
sesuatu. Tak mempedulikan nyeri yang
kurasaku, aku bergegas mencari sosoknya. Terimakasih Tuhan dia bisa berdiri,
terimakasih karena dia tak menangis hingga bisa membuatku panik. Ku dekap,
kuangkat sampai ketepi jalan. Ku minta dia berdiri, ku telusuri detail tubuhnya
tak ada luka yang serius terlihat. Terimakasih Tuhan, gadis ini begitu mengerti
saat kutanya dibagian mana yang sakit , ditunjukan tempat yang dirasanya tidak
nyaman. Ada lega yg kurasa.
Melanjutan perjalanan pulang ku rasakan perih dikaki dan
tanganku, ternyata ada luka terbuka disana. Hahaha sepertinya akan mengganggu
untuk beberapa waktu.
Sampai dirumah, hal pertama adalah antar si kecilke tukang
urut. Bantu bayangkan kaki nyeri diajak jalan kaki 200m’. mengeluh? Tidak. Aku takut
diurut, pasti sakit :D . bersyukur karena si kecil tak ada keluhan apapun saat
diurut.
Buatku, lucu juga. Satu minggu tak bisa pakai sepatu, tak
bisa pakai sandal jepit. Bersukur masih punya sandal bertali model selop. Pagi harinya masih diminta untuk ikut
keundangan salah satu keluarga (ga bisa maksimal karena wedges pun hanya masuk
setengah. Untung tertutup kain sampai bawah dan untung digedung jadi ga terlalu
lama). Gantung jaket fav lebih cepat dari prakiraan. Sampai saat ini telapak
kaki masih sakit kalau digunakan menahan beban.
Sepertinya list rencananya, harus ditambah untuk beli
kendaraan roda empat. Hahahaha..
planning again?????????? Yuk lah mari nikmati yang disediakan Tuhan. Termasuk ketidak
nyamanan ini.