Selasa, 25 Juni 2013

my body drop on road (judulnya ngaco)



Hi dear,
Senang bisa menyapamu, berbagi denganmu J. Kamu apa kabar? –masih perlukah ku tanyakan ini, sedang tak pernah ku dapati kabarmu- baiklah, itu hakmu bukan

Kamu tau? Tentu tidak ya, aku belum bicara apapun.

Ternyata insting itu luar biasa. Ku sebut sebagai kekuatan pikiran.  Bagaimana tidak, hari sabtu, tepatnya seminggu yang lalu. Aku berkendara disekitar gading serpong. Kebetulan, ah tidak ada yang kebetulan, ku ulangi.

Saat melangkah keluar hendak pulang, dari arah gading. Firasatku bilang jangan pulang dulu, karena tepat magrib dan ntah ada sesuatu yang tak bisa ku jelaskan. Ada kekhawatiran yang bergumul dihati, tapi kalah dengan logika yang menyuruhku segera pulang. Saat itu gerimis halus-halus. Ku minta keponakanku untuk menarik penutup kepalanya, saat itu tidak mengenakan helm. Ku minta juga kaka agar berkendara pelan-pelan, yang ditanggapi dengan seloroh, yah aku tau ia tak pernah berkendara denganku dengan kecepatan tinggi.

Sesuatu yang tak pernah kuharapkan atau siapapun harapkan saat berada dijalan terjadi. Di putaran depan pabrik tifico, brakk! Dari sisi kiri disenggol angkutan umum berwana hijau. Kalau kamu kira jatuhnya kearah kanan , tidak begitu. Jatuhlah kami ke arah kiri. Saat melayang yang terpikir adalah gadis kecil dibagian depan, mengkhawatirkan hal terburuk jika terjadi sesuatu.  Tak mempedulikan nyeri yang kurasaku, aku bergegas mencari sosoknya. Terimakasih Tuhan dia bisa berdiri, terimakasih karena dia tak menangis hingga bisa membuatku panik. Ku dekap, kuangkat sampai ketepi jalan. Ku minta dia berdiri, ku telusuri detail tubuhnya tak ada luka yang serius terlihat. Terimakasih Tuhan, gadis ini begitu mengerti saat kutanya dibagian mana yang sakit , ditunjukan tempat yang dirasanya tidak nyaman. Ada lega yg kurasa.

Melanjutan perjalanan pulang ku rasakan perih dikaki dan tanganku, ternyata ada luka terbuka disana. Hahaha sepertinya akan mengganggu untuk beberapa waktu.

Sampai dirumah, hal pertama adalah antar si kecilke tukang urut. Bantu bayangkan kaki nyeri diajak jalan kaki 200m’. mengeluh? Tidak. Aku takut diurut, pasti sakit :D . bersyukur karena si kecil tak ada keluhan apapun saat diurut.

Buatku, lucu juga. Satu minggu tak bisa pakai sepatu, tak bisa pakai sandal jepit. Bersukur masih punya sandal bertali model selop.  Pagi harinya masih diminta untuk ikut keundangan salah satu keluarga (ga bisa maksimal karena wedges pun hanya masuk setengah. Untung tertutup kain sampai bawah dan untung digedung jadi ga terlalu lama). Gantung jaket fav lebih cepat dari prakiraan. Sampai saat ini telapak kaki masih sakit kalau digunakan menahan beban.

Sepertinya list rencananya, harus ditambah untuk beli kendaraan roda empat.  Hahahaha.. planning again?????????? Yuk lah mari nikmati yang disediakan Tuhan. Termasuk ketidak nyamanan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan