Hohohoho.. dear BBM akan diresmikan naik
Gaungnya sudah terdengar beberapa bulan lalu, dan menguar lagi beberapa hari ini. alasannya karena akan direalisasikan.
seperti biasanya banyak aksi demonstrasi menolaknya. ntah karena mengerti dampaknya atau sekedar ikut-ikut saja. dan aku bukan orang yang pro maupun kontra, buat ku saat ini harga naik ya monggo ga naik ya bagus. sikap warga negara kurang baik sepertinya, tapi karena aku termasuk waga yang tidak diuntungkan dengan kenaikan ini juga bukan warga yang terlalu merugi akan hal ini jadi bingung mau seperti apa bereaksi.
Heboh, Lebay, dan ya sudahlah.
Dimana-mana ada saja satu dua kepala yang mengkitik, mengumpat, tapi ada pula yang menganggap hal yang tak terlalu penting. sebagai penonton yang baik, ya dilihat saja, cekikikan sendiri saja, mengernyit sendiri saja.
mungkin kondisiku saat ini serupa dengan apa yang dikatakan cak nun saat mengisi acara di maroko, aku tak mampu membedakan lagi yang mana Roti dan yang mana Tai. karena menerima apa saja yang ada, termasuk kebijakan seperti ini.
tanggal 21 pagi sudah ada informasi kalau pukul 21.00 akan diumumkan secara resmi kenaikan harga BBM. reaksiku hanya oh, tapi ternyata warga sekitar tempat tinggalku tidak sepaham. Jam pulang kantor SPBU dekat kantor disesaki oleh kendaraan roda dua dan empat. membuat kemacetan di jalan. dalam pikirku baikah nanti malam saja kembali untuk isi kendaraanku. Pukul 20 sekian menit melintas, bukan lengang malah antrian semakin mengular ke jalan. kemacetan tak terhindar, beberapa orang berseragam polisi membantu pengamanan. Oh Tuhan, ternyata orang-orang jaman sekarang begitu tamaknya. mereka pun tak akan bisa membeli melebihi kapasitas tangki kendaraan masing-masing, nanti-nanti pun mereka masih harus mengisi BBM lagi.
yang tak kalah membuatku berkata "Bisa-bisanya" mengapa kenaikan harga BBM diiringi kebijakan BSLM. yang sering di utaran balsem oleh beberapa kepala, :D mengapa warga miskin selalu jadi tameng. mengapa yang diatas juga senang akan adanya kemiskinan, hingga memelihara kemiskinan dan membuat si miskin menjadi bangga akan miskinnya. tak bisakah pengusa memberi sesuatu yang bisa berguna dalam waktu lama, tak bisakah memberi bekal untuk menghidupi diri sendiri, tak bisakan membantu dengan cara bukan disuapi.
mungkin susah ya, apalagi untuk kapasitasku sebagai penonton. karena menurutku setelah semua tenang, hangatnya balsem pun mungkin menghilang.
:)) hidup ini memang pantas untuk ditertawai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda Pikirkan