Kamis, 31 Maret 2011

ah..ah..ah.. aja

Aku rindu kecilku dulu. sangat sangat sangat rindu gadis kecil bertubuh penuh, yang hampir semua yang ditemuiny memujinya dalam banyak hal. Rindu pikiran-pikiran bebas yang tak mudah dimengerti orang tapi selalu ciptakan senyum.

Aku rindu.......rindu....rindu....





Aku jatuh sayang pada anak kecil satu ini. Anak yang dari kecil senang berada dalam dekapku, yang sampai saat ini selalu memilihku daripada orang tuanya. ^_^ yang selalu jadi bulan-bulanan "Iman emang anak siapa? kok nempel terus sama idan". Dia hanya senyum-senyum terus merajuk "itut".

Tak tau, Apa yang ada dikepala kecilnya. Apakah aku memang orang yang menyenangkan atau karena aku seperti anak kecil sama sepertinya?

Yang kutau aku senang mendengarnya berceloteh, memanggil namaku lucu, membututiku kemana aku pergi (kadang-kadang perlu menghindar agar dia tak tahu aku pergi), bertanya banyak hal, mencium pipi tembemnya, dan saat dia memcium pipiku.




Sekarang dia tak sekecil dulu lagi, semakin banyak pertanyaan yang dia lontarkan, tentang apa saja yang menggelitik hatinya. Orang bilang Aku mengajarinya tapi buat ku dia adalah pengingat, caraku bicara bisa ditirunya, caraku berlaku bisa diingatnya, caraku menegurnya bisa menyisakan luka, dan banyak lagi.

Ada obrolan yang sampai sekarang masih bisa membuatku tertawa:

minggu siang ntah kapan (lupa), listrik padam untuk beberapa waktu lamanya.. mengisi waktu diluar menemaninya dan adiknya main bola di pelataran. saat listrik nyala, sontak Bunda bilang "Alhamdulillah" dengan entengnya dia bilang "yeee... bukan Alhamdulillah!.... Terimakasih!" hahahahahahahahahha....

Belajar dari anak kecil soal keterbukaan

Rabu, 23 Maret 2011

dONut'S....


SORE...SORE... DIKIRIM j.cO dONUTS....HMMM..... nyummy..


ngarep besok-besok dikirim SPAGETI or LASAGNA ...hmmm...


Diterima dengan tangan terbuka dan senyum mengmbang...

hohoho.....hohoho...

mirror

Hai Mentari,

Hari ini setiap kepala punya kesibukan masing-masing kecuali aku. Pagi-pagi sudah ada yang keluar menuju harco mangga-2, yang lain sedang menimang-nimang untuk memeriksakan giginya kedokter dan aku hanya melihat diantar kesibukan ini.

Pagi ini bikin telur orak-arik (dan emang bener gak karu-karuan hasilnya, rasanya not bad lah), masak sendiri, makannya juga sendiri kalau sakit perut juga sendiri nih. Rutinitas selesai, sampai kantor jam 8.15, hmm.. tinggal tunggu teguran aja bentar lagi.

***

Aku mulai baca buku pemberian kawanku. Gak bisa secepat yang aku kira ternyata bacanya, banyak istilah yang asing ditelingaku dari institute, gelar, nama tokoh atau bahkan nama kota. Cara menulisnya sebenarnya sederhana, dia hanya bercerita, tapi karena dia bercerita itu terkadang aku harus mengulang membaca untuk satu paragraph agar tau setting tempat pada paragraph itu, di Bandung atau di Jakarta. Aku masih punya PR untuk melihat beberapa profil takoh yang tertera dibuku itu, sebelum aku semakin jauh membacanya. Seperti yang kamu tau, awal perjalanan mereka dimulai jauh sebelum aku ada.

Aku mulai merapikan bacaan-bacaan sholatku, buka buku-buku lama, sedang mencoba menghafal beberapa doa lagi (lucu ya, bukankah Tuhan itu universal yang sanggup mengerti bahasa yang tidak kita mengerti, lalu kenapa tidak ku gunakan bahasaku saja. Ada penjelasannya kok, bukan sesuatu yang di telan mentah-mentah). Mulai terasa susah dibanding dulu.

***

Semalam sudah mulai berkomunikasi dengan kawanku, mengesampingkan isi kepala masing-masing (mungkin seperti itu gambarnnya).

Hanya hal hal sederhana, dan aku mendapati realita yang ku akui cukup membuatku kecewa (Kami bicara tentang yang katanya tidak diingatnya, proyek melafal surat ke-36 di Al-quran. Yang pernah ku minta Ia bisa membacanya tanpa menggunakan teks alphabet). Bukan kecewa karena Ia tidak menjalankannya atau bahkan karena ia lupa tapi lebih dari itu, Aku kecewa ternyata apa yang kita bicarakan hanya sebuah intermezzo yang mungkin tidak berkesan. Ntah dia pandai membual atau memang seperti itu dia, inikah maksud kata-katanya “kalau mau bicara ke orang bicara aja, kita butuh second opinion tapi yang nentuinkan tetap kita”. Ada sanggahan dikepalaku yang tak ingin ku keluarkan.

Seperti yang selalu Ia katakan “Kamu suka menarik kesimpulan sendiri”, begitu juga kali ini. Aku kira selama ini belumlah siapa-siapa untuknya, tak pernah ku dapati bayanganku di jalannya, tak kudapati bauku ditubuhnya atau itu hanya piciknya pikirku, ntahlah.

Banyak rasa saat itu, yang tak tau bagaimana harus ku deskripsikan. Kenapa aku bisa tiba-tiba marah, tiba-tiba tanpa isak menangis, setelah itu bisa tersenyum. Tapi saat ini aku mengerti, Aku marah karena aku dibahongi (Aku yang merasa,mungkin), Aku menangis karena aku dibodohi dan aku tersenyum karena saat ini aku tidak bersamanya.

***

Pagi ini, masih bisa kirim-kirim pesan. Sampai di sebuah topik yang katanya tak dimengerti. Aku berusaha bilang kalau emang bicaraku yang tak biasa makanya mungkin dia bingung. Tapi kami sering berkirim pesan, sampai hal sederhana itu tak terpecahkan bukankah itu pertanda perbedaan yang ada diantara kami. Bukan mengecilkan dia, tapi memang dunia kami berbeda, pola yang melekat pada kami dan yang kami tinggalkan juga berbeda.

Aku berpikir-pikir semua yang lalu-lalu yang menurutnya tak jauh berbeda dengan yang Ia lakukan sebelumnya. Menarik nafas panjang, habis pikir hingga stak di tempat, terheran-heran dengan karakternya, pola tingkahnya bisa menarik banyak perempuan dalam peluknya dan mungkin lebih dari sekedar peluk. Bukan ingin membunuh karakter seseorang tapi coba dipikir deh apakah dia yang pintar dimata perempuan-perempuan itu? Atau perempuan-perempuan itu yang terserang blind syndrome terhadapnya?. Aku tak katakan dia jahat atau tak baik, tapi penasaran bagaimana komunikasi yang terjalin yang mungkin menurutnya normal.

Aku tertawa juga, mengingatkan diriku akan sosok itu juga yang ku sayang. Ingat saat ia katakan berjuang harus sama-sama, saat ini lebih bisa kumengerti mengapa aku tak bisa menyanggupinya, terlalu banyak keraguan atasnya dihati dan logikaku. Aku sayang dia dan tak ingin ku sangkal itu, tapi mampukah aku berjalan bersamanya dengan masalah-masalah ku dan dia. Nyatanya aku orang yang selalu berusaha realistis masalah tidak selesai hanya dengan membicarakannya. Aku tak menemukan jalannya. Aku tak tau bagaimana caranya agar aku layak berdiri disisinya, dan meyakinkan dunia bahwa dia layak untukku.

Kalau mereka bilang aku aneh, ya memang. Aku tak pernah berusaha sama dengan siapapun, atau sebenarnya tidak seperti itu, aku sama dengan yang lain, yang hidupnya melulu dirinya. Hanya caranya saja yang berbeda, saat yang lain berusaha mengaktualkan diri dengan dinamis mengikuti perubahan yang terjadi, aku lebih memilih santai melihat untuk tau dan menyingkirkan yang membuatku tidak nyaman acuh akan pandangan dunia. Kalau orang bilang Aku cuek, sebenarnya tidak juga aku sama dengan yang lain mengikuti arus, hanya cara kami mengalir yang berbeda. Sebagian mereka ikut yang lain mengalir atau membuat yang lain mengalir bersamanya dan aku, ikut mereka saat ku rasa aku nyaman dan tidak berusaha membuat mereka tertarik pada duniaku. Seperti inikah yang dunia tangkap akan diriku? Aku hanya sedang berusaha menikmati penelaahanku.

Saat membaca “yang disana sudah merasa nyaman sepertinya” aku tersenyum. Kalau aku bilang aku tak nyaman apa yang bisa dunia perbuat untukku, buatku hidup tetap banyak pilihan.

***

Aku sayang dia dan kamu boleh tanyakan langsung padaku akan itu

Senin, 21 Maret 2011

Happy... sunday...

Gak ada olah raga
Gak ada mandi pagi

full day with eating... :)

***

Pagi :Air mineral
teh manis hangat
Nasi + Mie instant rebus
Pisang

siang : Nasi+ sup
Air mineral
pisang+peer

Lebih siang : Kolak labu/squash+pisang
Air mineral

Sore : kesini

Bukit Pelayangan; adanya di cilenggang tepat disisi The Green

Menunya :
Yup... Ayam ijo pelayangan (Gak pedes, ijo doang kayaknya dicampur sama tausi(hahahahaha... gak tau tausi ya? tausi tuh =tauco)

Cah kangkung (relatif, tapi kebangetan masa ada rumputnya :D)

Tahu+Tempe goreng (gak ada rasa, merek lokal kali ya)

Lalap+sambel dadap (sambelnya kurang enak, masih enam dikokom atau di rm.betawi deket kantor, masih kalah Hot dibanding sambal h.slamet)
Markisa squash (standart ah, dimana-mana juga ada biasa aja)

teh tawar hangat (buat yang ini senyum aja, free gitu loh)

***

Hmmmm.... kenyang!!! pingin jalan-jalan sama temen-temen, bukan cuma sama orang rumah. Tapi jarang yang mau, alasan klasik tanggung bulan atau emang enak....

Masih penasaran sama coto makasar, masih belum-belum-belum-belum nemu tempat yang klik!!!!!!!!!!!

Semoga jadi referensi buat yang baca.

Tipsnya : Gak ada yang mahal selama masih bisa bayar :P
Tak ada keindahan yang tak memiliki resiko

Hmm..cekidot

jeg..jeg.jeg..


Melajulah
ku ikuti caramu melaju

Jumat, 18 Maret 2011

yin-yang


Belajar menyeimbangkan hidup


tidak mudah tapi pasti bisa

gak tw apa


bukan karena juga karena kantong plastik
marah



Aku sedikit sekali menerima pelajaran tentang memaklumi

mengalir

Kenyakan bilang hidup itu mengalir bagai air
tapi aku tak ingin menjadi air
karena aku tak suka terkontaminasi sesuai lingkungan

walau aku setuju hidup harus mengalir
tapi tunggulah sebentar
kusiap sampan dulu

$AY@Ng

Sayang, rasanya ingin bicara denganmu dengan suara, melihat matamu bicara atau sekedar tau ada senyum tersungging diujung bibir keabuanmu. Maafkan aku memanggilmu dengan kata sayang, mungkin untuk sebagian orang terdengar kurang pantas mengingat yang terjadi antara kita tapi siapa peduli itu bahkan jika kamu keberatanpun itu hal pribadimu. Aku pernah menginginkan bisa duduk santai diatas longer mengenakan piyama berteman coklat panas dan sedikit camilan di pinggir pantai atau di dak rumah atau sekedar dihalaman rumah yang hanya beratap langit, penuh kesederhanaan yang bukan apa adanya, sambil mendengar nyanyian sang malam yang benar-benar bicara bukan sekedar menikmati kesunyian diantara kita seperti yang sudah-sudah.

Sayang, Kamu selalu katakan komunikasi dari pertama kita berjumpa memang aneh terkesan salah, Aku mengerti dan tidak sekaligus. Setiap kali Kamu menatap dan mengatakan aku berbeda, Aku mengerti dan tidak sekaligus. Saat Kamu tergelak atau berkaca-kaca, Aku mengerti dan tidak sekaligus.

Sayang, Kamu tau terkadang aku pun merasa tak mengenal siapa diriku. Kalau dunia meneriakiku aneh, aku pun tak merasa keberatan. Kalaupun dunia katakan aku berbeda, terkadang akupun tak ingin merasa sama. Yang jauh sebelum ini aku tau, dan mengenalmu aku jadi tertarik akan diriku, tertarik untuk menulis apa yang kupikirkan. Yah, aku tertarik mencari sesuatu yang Kau katakan berbeda, karena kau sendiri tak mampu mendiskripsikannya untukku bahkan mungkin untuk kepalamu sendiri, berbeda dengan yang lain yang saat dia tersenyum dapat mengatakan kamu baik, kamu pintar, kamu energik, kamu keras kepala atau kamu manis. Aku tertarik, mungkin juga karena kita punya sudut pandang berbeda pada hal-hal normal yang nampak, Ntahlah.

Sayang, ceritakah aku akan yang ku lalui minggu tanggal 6 maret lalu kalau Aku ikut Fun Bike di Alam Sutera. Ku ceritakan perjalanan pulang dari sana, Karena keponakanku ikut jadi Aku harus gantian pakai sepeda mini, kakinya cape. Sepanjang perjalanan ditemani temannya wahyu melaju dengan kecepatan rendah. Melihat rumah-rumah disekitarnya rupanya menggelitiknya untuk bertanya padaku apakah aku ingin memiliki satu diantaranya. Spontan Aku tergelak, “siapa yang tidak mau, tapi realistis aja. Punya rumah mungil dengan sedikit halaman untuk saat ini lebih mungkin”. Dia tanya “kalau mba nanti punya rumah mau seperti apa?” aneh juga nih anak tapi lumayanlah dari pada mikirin kaki “biasa aja, penampilan gak terlalu penting. Tapi aku maunya Toilet dibelakang, kamarku harus diatas standart, ngak terlalu banyak sekat, plafond gak boleh pendek dan didepan ruang tamu gak boleh carport”, dia bilang sambil ngeliatin aku aneh “bisa detail ya, kalau aku cuma pingin bikin rumah minimalis modern, gak kepikiran kesananya. Hahahahaha.. boleh juga tuh buat referensi nanti. Seru juga ngobrol sama mba endang. Aku sih suka tanya-tanya sama temen designku soal trend rumah mba, mba sering-sering aja baca, liat atau dengar soal griya”. Aku balik ngeliatin dia “Aku gak akan tinggal sendiri di rumah itu, aku Cuma akan kasih tau apa mau ku dan akan ada orang yang membiayai untuk semua itu jadi pasti ada orang yang harusnya tau yang ini bagusnya pakai ini, produk ini kwalitas ini.gitu aja, gak mau dipikir sendiri”. Dia tertawa “berarti siapa pun itu harus mau repot ya”. Memang seharusnya begitukan, Sayang. Lepas dari jalan Alam Sutera, masuk jalan ke jalan perkampungan (jalan tikus kearah melati mas lewat pondok jagung) dia tanya “kenapa lewat sini, mba. Emang lebih dekat?” kukira tidak akan ada yang mempermasalahkan itu, aku bilang “gak tau juga, yang kutau jalan ini relative aman, karena tidak terlalu ramai. Resikonya kecil”. Dia bilang “berarti mba tuh orang yang gak mau ambil resiko ya? Atau boleh dibilang orang yang lari dari masalah?” Aku tersenyum, kamu tau pikirku terbang padamu. Kamu ingat pernah bicara padaku kalau aku tipe orang yang suka bermain aman, Aku mulai sedikit mengerti sekarang. Ku katakana padanya “Aku terima kalau aku dibilang gak mau ambil resiko karena buatku kalau resiko bisa dihindari kenapa repot-repot menghadapi. Tapi kalau dibilang lari dari masalah tunggu dulu. Jalan ini atau jalan yang itu destinasinya sama, Rumah. ini hanya pilihan yang aku putuskan”. Dia bilang “jadi dibawa gampang semuanya gitu?” ku bilang sama dia “kadang-kadang manusia itu terlalu sombong sam dirinya sendiri. Kayak gini, banyak orang yang mengambil keputusan sama dengan orang-orang kebanyakan karena dianggap itu yang biasa dan normal, dan aku sering gak sepaham walau idealnya seperti itu tapi aku sadar kapasitasku. Setiap masalah yang kuhadapi paling sedikit aku siapin dua opsi untuk menyelesaikannya. Jadi ngejalaninnya fun, gak ngerepotin banyak orang. Hahahahahaha… pilih yang enak-enak aja pokoknya(jawab ini aku ingat kata-katamu, lihat apa yang bisa kita lihat jangan maksa liat yang lebih tinggi kalau belum sangup atau liat terlalu kebawah(trimakasih))”. Dia bilang “Iya juga sih, emang gak takut dibilang aneh? Karena emang banyak orang yang lebih ikut apa kata kebanyakan orangkan” ku jawab “Hahahahahahaha… hidup itu gak gampang jadi jangan dipersulit, santai aja”. Dia teriak “Gokil..!!” aku Cuma angkat bahu.

Serupa itukah “beda”

***

Sayang, semalam denger radio Pro dua Fm. Topiknya perlu gak sih keep in touch sama mantan, Jadi kepikiran Aku, Kamu dan tulisanmu. Buatku aku gak pernah mau buang siapapun yang pernah masuk dalam hidupku, biasanya mereka yang membuangku J . kadang-kadang aku ngerasa salah kalau tau kamu cari cara buat bisa tetep jadi deket dengan status apapun denganku, tapi sadar kamu juga bukan anak kecil lagi sampai gak tau apa yang kamu kerjain, pilihanmu. Ku tau juga berpisah bukan hal baru untukmu (bukan meremehkan rasamu),tapi mengapa kali ini berbeda. Terkadang ingin rasanya tidak mencari-cari dirimu agar kamu tak perlu tau akanku lagi dan lebih mudah menganggapku biasa saja. Aku pun sadar, aku tak mempengaruhi apapun untuk sosok semenjulang kamu. Kamu punya cara sendiri untuk melakukan apapun yang kamu mau.

Sayang, terimakasih ya. Mengenalmu membuatku semakin kaya dalam berpikir, bukan sekedar menarik lebih dari satu perspektif dalam satu masalah. Kita harus melompat sejauh-jauhnya yang kita mampu, walau gak yakin sudahkah kamu lakukan itu (:D). Sayang, aku mau minta maaf karena aku sering mencuri-curi aroma tubuhmu, karena aku sudah mengaku kelak jika kita bertemu ku usahakan tidak. Sayang, Aku juga ingin lihat kamu, semoga Tuhan mempermudah jalannya, Kalau sesekali kamu punya waktu kirimi aku kabarmu satu halaman, satu paragraph atau hanya satu kalimat.

Sayang aku mencuri jam kantor untuk menulis ini, peluk hangatku untukmu. Kita jaga diri kita baik-baik ya.

Jumat, 11 Maret 2011

Deep Blue

Lagi suka lagu ini

***

Belakangan kepalanya lagi seru. Mengenang sisa Februari yang tidak diinfeksikan kelingkungan dan hanya milikku. Terlepas dari banyak kata dari dan keluar, lepas dari tidakan dari dan keluar, berkutat hanya dikepalaku.

Buku dari seorang kawan sampai saat ini belum kubaca. Jangankan ku baca, sampulnya aja masih rapi tanpa sobek, hanya ku coret tangan tanggal diberinya padaku. Bukan tak menghargai apa yang diberinya, ada hal yang mengganggu saat melihat covernya "cemburu". Iya hari ini aku mampu mendeskripsikan apa yang ada di hati dan kepalaku saat tiap kali ku pegang dan mencoba merobek sampulnya, seolah semua darahku mengalir kekepala dan wajahku tibatiba memanas dan ku pastikan warnanya merah juga untuk kali pertama ku baca sinopsisnya ntah atas alasan apa pelupuk mataku terasa berat (saat seperti ini aku tak yakin banyak orang percaya jika ku ceritakan akan hal ini, "perempuan sedikit ekspresi bisa berekspresi hanya karena sebuah buku" kalau dikenang sendiri juga terasa lucu). Aku katakan pada dunia "Aku pasti akan cemburu saat membaca perjalanan dan pencapaian hidup mereka" (pernah melihat wawancara eksklusif dengan BJ di salah satu stasiun TV swasta tentang buku ini, tak sanggup dengar dan lihat sampai selesai).

Januari sibuk menamatkan Novel 'A Thousand Splendid Suns' (gak seberapa lama sih, biasalah kalau sudah memulai pasti kecanduan untuk segera menamatkan, sekarang rehat dari baca e-book (PSP kandas)). Membaca novel itu, aku merasa dibawa berayun-ayun dari tertawa, hampir menangis sambil tersenyum. Terkadang aku bermain-main dengan salah satu tokoh di dalamnya "bagaimana jika aku diposisi itu?". Aku sempat melupakannya, tapi saat berita-berita di tv atau radio menggulirkan kabar pergolakan massa di kairo, Mesir yang menentang pemerintahan yang bertahan selama 33 tahun dibawah kepemimpinan Husni Mubarak (menurutku wajahnya kharismatik), dan banyak isu menunggangi peristiwa itu dari campur tangan luar negeri sampai pergerakan kaum mujahidin (saya tidak tahu dan tidak berusaha mengerti) mampu menarikku kembali ke novel itu. Berapa banyak kepala cemas (seperti gambaran novel itu). Lalu gak sengaja liat email dari teman yang terlewat ku baca, ntah kapan dia kirimkan itu aku lupa, isinya ternyata link pemerkosaan terhadp perempuan iran oleh beberapa tentara, miris. Konsekuensi dari sebuah perubahan. Membaca dan melihat semua itu aku jadi bersyukur setidak dihargainya perempuan dinegaraku tapi masih mempunyai hak untuk melawan. Melihat dari tokoh takohnya, aku salut untuk penulisnya (karakter tokoh disini tak digambarkan begitu luar biasa dan masih bisa dicapai logikaku (tidak terlalu pintar, tidak terlalu kaya, tidak terlalu cantik/tampan, tidak dibuat terlalu menonjol dibanding yan lain), Kalau ditanya siapa tokoh yang buatku berkesan ku jawab semuanya, kalau ditanya siapa tokoh yang paling aku sukai, ku hanya bisa diam. Semuanya menarik :
ibunya mariam dan jalil; aku belajar tanggungjawab atas salah-salah yang di perbuat
dari guru mengaji mariam; aku belajar pengabdian
dari ketiga istri jalil;aku belajar memanusiakan diri sendiri
dari adik tiri mariam; aku tau yang polos itu yang kecil
dari rasyed; aku belajar berhati-hati dengan kebaikan orang
dari toriq; aku mencoba melihat cinta dan logika
dari mariam; aku melihat ke ikhlasan
dari laila; aku melihat kekuatan berpikir

Perempuan tidak selembek agar-agar, kalau novel ini bisa menggambarkan wanita-wanita kuat ini, bukan tidak mungkin diluar sana masih lebih banyak lagi yang lainnya.

Belum lama pergolakan di mesir, di Libya ikut memanas. Dari layar kaca terlihat lebih mengerikan (setting Novel lebih mendekat di Libya). Aku takut!

***

Dihari jadi Aku tak menerima satu bingkisan pun (Versi;lebay). Gak setragis itu keadaanya, Sebelum hari H, sudah ada bingkisan kuning dari kakakku yang sudah ku buka sebelum waktunya. Dari bapakku, aku diberi helm sepeda juga sebelum hari H. dan bingkisan-bingkisan kecil tanpa bungkus dari orang-orang sekitar. Tahun ini aku hanya tidak bisa memberi apa pun pada siapa pun termasuk Ibuku, rasanya sedih. Karena lupa atau sibuk yang tak mau ku ambil pusing, hanya beberapa teman dekat yang memberi ucapan. Itu saja cukup untuk membuatku berterimakasih, Hal lucu tiap kali mereka memberiku ucapan dan berbagai macam doa satu doa yang selalu ku tolak "Panjang umur ya", lucu bahkan aneh itukan kebiasaan. Semuanya tanya kenapa, aku bilang "aku ingin hidup bahagia sampai akhir hidupku dan berumur panjang bukan solusi untuk bisa hidup bahagia".

Sampai tanggal 3 Maret, Aku kaget. Seperti biasa seorang kawan kadang menyempatkan diri mampir mengajakku sekedar untuk menemaninya makan siang, begitu juga kali ini pikirku. Sampai di parkiran dekat kantor dia bilang "tunggu, nih(menyodorkan kantong plastik indomaret)", dari siluetnya aku tau itu coklat "Makasih (tanpa tau ada apa lagi)". Setelah dia putar motornya dan ku genggam plastik itu bukan lagi ku pegang sebagian, aku tau ada yang lain dikepalaku berputar perkiraan-perkiraan mungkin kartu ucapan (mau gaya), suratkah (masa sih, tulisannya kan jelek :D), ok tunggu sampai dimeja aku juga akan temukan jawabannya. Awalnya kutarik coklatnya, sumringah liatnya (mata coklatan, hahahaha.. salah ya yang adakan mata duitan). Setelah itu menarik amplopnya, "wew gak ada amplop yang lebih gede lagi nih" aku kaget, marah, kesel, kecewa pingin langsung nangis liat isi didalamnya lima lembar alat tukar tunai berwarna merah bergambar soekarno-hatta. Ingin langsung menelponnya atau membahasnya lewat sms atau chat atau e-mail tapi urung ku lakukan, rasanya tak pantas lagi pula kepalaku penuh dengan emosi yang keluar dari mulutku pasti sampah nanti. Ku kirimi dia pesan untuk singgah ke kantor jam berapa pun dia bisa, walau berarti aku harus memberi alasan ke kantor untuk keluar. Terimakasih coklatnya mampu menguatkan hati untuk tidak berpikir yang tidak-tidak akan dirinya. Aku tidak merasa tersinggung atas yang diberinya, yang lain juga pernah memberi atau Bapakku atau rekan-rekan kerja tapi aku tau mereka memberi atas alasan apa. Bahkan tanpa diminta penjelasan, mereka memberitahu alasan memberi, biasanya untuk jajan aja atau sangu waktu masih bolak-balik ke kampus. Tidak pernah yang seperti ini, tidak pernah ada amplop segede gaban, tidak pernah tidak ada alasan, sebelum ini semuanya rasional. Aku berpikir apa ini? untuk apa? hadiahkah? tak adakah yang lebih pantas? setidaknya harus ada penjelasan untuk semua ini? apa ini caranya menilaiku? apa ini bayaran atas 60 atau 45 menit ku bersamanya (kalau iya, lain waktu aku yang beri tarif)?

Jumat jam 3 sore dia sampai di tempat yang ku janjikan. Setengah jam bersama tanpa ada apa-apa. Dia tanya, ada apa? yang ku jawab dengan menyodorkan amplop itu di meja dan balik bertanya, jelaskan ini? jawabnya gak ada, gitu aja, aku kasih ke kamu, sudah, tau gini aku gak akan datang ke sini, abis liat-liat gak tau mau ngasih apa yang udah itu yang ada (Kira-kira baca kalimat ini gimana rasanya). (Dari kemarin ku niatkan untuk mengembalikan amplop ini atau ku buang sekalian, aku gak perduli) Aku minta diri untuk balik kekantor, dia bilang kita sama-sama aja, dia sempat memintaku menerimanya dan mengucapkan maaf (bukan kata maaf yang ku cari, aku tak menyimpan atau berpikir negatif akan hal ini). Sampai kami diluar dia gak berusaha memegang amplop itu sedikitpun (aku mengerti, bukan laki-laki kalau dia mau ambil apa yang sudah diberinya), Aku kesel. Kalau saja bukan dia yang memberiku, aku tak peduli uang itu ditinggal dimeja itu. Kalau saja saat dia datang kutak menangkap bau matahari yang melekat ditubuhnya, aku juga tidak mau mengerti. Kalau saja aku sanggup membuat diriku malu dimuka umum, mungkin aku akan berteriak. Untuk kali pertama aku sungguh tak menyukai kata "Kalau". Sampai saat ini lembaran-lembaran itu masih tersimpan di amplop dalam tasku, dan sampai saat ini aku tak tau akan ku apakan atau malah sampai kemudia hari tidak akan pernah aku apa-apakan, karena kenangan hanya segitu nilaiku dimatanya. Untuk perhatiannya, Aku berterimakasih karena aku tau pasti jauh di hati dan kepalanya ada alasan baginya untuk memberiku ini semua yang tak mau atau tak bisa dia bagi denganku dan itu hak pribadinya.


Jangan khawatir menulis ini semua sudah jauh dari rasa marah. Satu minggu sudah berlalu dari saat kejadian itu, cukup waktu untuk membuatnya terkunci di satu buku hatiku. Aku tak menyayangkan apapun yang sudah terlewati. Tiga hari setelah kejadian itu pun dia berusaha menghubungiku, tapi tidak ku respon. Harusnya aku yang meminta maafnya untuk itu :) . Aku juga yakin seminggu ini dia mungkin sesekali melintas didepan kantor ku.

Senin, 07 Maret 2011

LET'S sING PART.6

Oh, secret admirer
When you're around the autumn
Feels like summer
How come you're always messing
up the weather?
Just like you do to me....

My silly admirer
How come you never send me bouquet of flowers?
It's whole lot better than disturbing my slumber
If you keep knocking at my door

Last night in my sleep
I dreamt of you riding on my counting sheep
Oh how you're always bouncing
Oh you look so annoying

Dear handsome admirer
I always think that you're a very nice fellow
But suddenly you make me feel so mellow
Every time you say hello

And every time you look at me
I wish you vanish and disappear into the air
How come you keep on smiling?
Oh! You look so annoying.

My secret admirer
I never thought my heart could be so yearning
Please tell me now why you try to ignore me
'Cause I do miss you so
['cause I do miss you so...]

My silly admirer
['cause I do miss you so...]
My handsome admirer
['cause I do miss you so...]
Dear secret admirer
['cause I do miss you so...]
'Cause I do miss you so

Let's sing Part.5

Dalam benakku lama tertanam
Sejuta bayangan dirimu...
Redup terasa cahaya hati...
Mengingat apa yang telah kau berikan...
Waktu berjalan lambat mengiring Dalam titian takdir hidupku
Cukup sudah aku tertahan Dalam persimpangan masa silamku...

*
Coba tuk melawan...getir yang terus kukecap...
Meresap ke dalam relung sukmaku...
Coba tuk singkirkan...aroma nafas tubuhmu...
Mengalir mengisi laju darahku...

Reff.
Semua tak sama...tak pernah sama
Apa yang kusentuh...apa yang kukecup...
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu...
Apalah arti hidupku ini memapahku dalam ketiadaan
Sgalanya luruh lemah tak bertumpu hanya bersandar pada dirimu...
Ku tak bisa (sungguh) tak bisa
Mengganti dirimu dengan dirinya...

Back to *, Reff
Sampai kapan kau terus bertahan
Sampai kapan kau tetap tenggelam
Sampai kapan kau mesti terlepas
Buka mata dan hatimu, relakan semua...

Let's sing Part.4

Oh her eyes, her eyes
Make the stars look like they’re not shining
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying

She’s so beautiful
And I tell her every day

Yeah I know, I know
When I compliment her
She wont believe me
And its so, its so
Sad to think she don’t see what I see

But every time she asks me do I look okay
I say
When I see your face
There’s not a thing that I would change
Cause you’re amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you’re amazing
Just the way you are

Her nails, her nails
I could kiss them all day if she’d let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think its so sexy

She’s so beautiful

And I tell her every day

Oh you know, you know, you know
Id never ask you to change
If perfect is what you’re searching for
Then just stay the same

So don’t even bother asking
If you look okay
You know I say

When I see your face
There’s not a thing that I would change
Cause you’re amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you’re amazing
Just the way you are

The way you are
The way you are
Girl you’re amazing
Just the way you are

When I see your face
There’s not a thing that I would change
Cause you’re amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you’re amazing
Just the way you are

let's Sing Part.3

I miss your body

I miss your face

I miss your breathe

And I miss your finger

I miss your cards

On your credit cards

I miss your house

And I miss your dog

I miss your neck

And I miss your eyes

Miss your carrying your Belly Button

I miss your love

And I miss your laugh

Miss your life

And I miss your lies

I miss you smell of your body

Miss the smell of your breath

I miss the way you laugh

Aku kangen matamu

Dan aku rindu

Caramu melihat aku

I miss some of your voice

I miss you when you talk

I miss the way you walk

Aku kangen pelukmu

Aku rindu belaimu

Aku kangen aku rindu

Sumpah aku rindu kepadamu

Sumpah aku kangen kepadamu

I never talk

I could be on this way

Cinta setengah mati

I miss the shape of your lips

I miss the taste of your lips

Aku kangen cium kamu

I miss the shape of your lips

I miss the taste of your lips

Aku kangen aku rindu

Sumpah aku rindu kamu selalu

Sumpah aku ingin bersama selalu

I never felt this out of place before

Cuma kamu yang bisa

Buat aku begini

I miss your body

I miss your face

I miss your breathe

And I miss your finger

I miss your body

I miss your finger

I miss your cards

On your credit cards

I miss your house

And I miss your dog

I miss your cards

I miss your dog

I miss your neck

And I miss your eyes

Miss your carrying your Belly Button

I miss your eyes

I miss you hand

I miss your love

And I miss your laugh

Miss your life

And I miss your lies

I miss your life

I miss your battle

Sumpah aku rindu kepadamu

Sumpah aku kangen kepadamu

I never talk

I could be on this way

Cinta setengah mati

Sumpah aku rindu kamu selalu

Sumpah aku ingin bersama selalu

I never felt this out of place before

Cuma kamu yang bisa

Buat aku begini

Let's Sing part.2

Sumpah tak ada lagi

Kesempatan untuk ku

Bisa bersamamu

Kini ku tau

Bagaimana cara ku

Untuk dapat trus denganmu

Reff:

Bawalah pergi cintaku

Pada ke mana pun kau mau

Jadikan temanmu

Temanmu paling kau cinta

Di sini ku pun begitu

Trus cintaimu di hidupku

Di dalam hatiku

Sampai waktu yang pertemukan

Kita nanti

Back to *, Reff

Back to Reff

Let's Sing ... yuk

Ingatkan Kawan Kita Pernah Saling Memimpikan
Berlari-lari Tuk Wujudkan Kenyataan
Lewati Segala Keterasingan
Lalu Jalan Sempit Yang Tak Pernah Bertuan

Ingatkan Kawan Kita Pernah Berpeluh Cacian
Digerayangi Dan Digeliati Kesepian
Walaupun Sejenak lepas Dari Beban
Tuk lewati Ruang Gelap Yang Teramat Dalam

Reff I :
Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Memendam Kepedihan

Tapi Kita Juga Pernah Duduk Bermahkota
Kucup-kucup Mimpi Yang Berubah Jadi Nyata
Dicumbui Harumnya Putik-putik Bunga
Putik Impian Yang Membawa Kita Lupa

Reff II :
Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Memendam Kepedihan

Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Merubah Jadi Tawa

Ahaa.......Haa......Ahaa...(11x)