Jumat, 18 Maret 2011

$AY@Ng

Sayang, rasanya ingin bicara denganmu dengan suara, melihat matamu bicara atau sekedar tau ada senyum tersungging diujung bibir keabuanmu. Maafkan aku memanggilmu dengan kata sayang, mungkin untuk sebagian orang terdengar kurang pantas mengingat yang terjadi antara kita tapi siapa peduli itu bahkan jika kamu keberatanpun itu hal pribadimu. Aku pernah menginginkan bisa duduk santai diatas longer mengenakan piyama berteman coklat panas dan sedikit camilan di pinggir pantai atau di dak rumah atau sekedar dihalaman rumah yang hanya beratap langit, penuh kesederhanaan yang bukan apa adanya, sambil mendengar nyanyian sang malam yang benar-benar bicara bukan sekedar menikmati kesunyian diantara kita seperti yang sudah-sudah.

Sayang, Kamu selalu katakan komunikasi dari pertama kita berjumpa memang aneh terkesan salah, Aku mengerti dan tidak sekaligus. Setiap kali Kamu menatap dan mengatakan aku berbeda, Aku mengerti dan tidak sekaligus. Saat Kamu tergelak atau berkaca-kaca, Aku mengerti dan tidak sekaligus.

Sayang, Kamu tau terkadang aku pun merasa tak mengenal siapa diriku. Kalau dunia meneriakiku aneh, aku pun tak merasa keberatan. Kalaupun dunia katakan aku berbeda, terkadang akupun tak ingin merasa sama. Yang jauh sebelum ini aku tau, dan mengenalmu aku jadi tertarik akan diriku, tertarik untuk menulis apa yang kupikirkan. Yah, aku tertarik mencari sesuatu yang Kau katakan berbeda, karena kau sendiri tak mampu mendiskripsikannya untukku bahkan mungkin untuk kepalamu sendiri, berbeda dengan yang lain yang saat dia tersenyum dapat mengatakan kamu baik, kamu pintar, kamu energik, kamu keras kepala atau kamu manis. Aku tertarik, mungkin juga karena kita punya sudut pandang berbeda pada hal-hal normal yang nampak, Ntahlah.

Sayang, ceritakah aku akan yang ku lalui minggu tanggal 6 maret lalu kalau Aku ikut Fun Bike di Alam Sutera. Ku ceritakan perjalanan pulang dari sana, Karena keponakanku ikut jadi Aku harus gantian pakai sepeda mini, kakinya cape. Sepanjang perjalanan ditemani temannya wahyu melaju dengan kecepatan rendah. Melihat rumah-rumah disekitarnya rupanya menggelitiknya untuk bertanya padaku apakah aku ingin memiliki satu diantaranya. Spontan Aku tergelak, “siapa yang tidak mau, tapi realistis aja. Punya rumah mungil dengan sedikit halaman untuk saat ini lebih mungkin”. Dia tanya “kalau mba nanti punya rumah mau seperti apa?” aneh juga nih anak tapi lumayanlah dari pada mikirin kaki “biasa aja, penampilan gak terlalu penting. Tapi aku maunya Toilet dibelakang, kamarku harus diatas standart, ngak terlalu banyak sekat, plafond gak boleh pendek dan didepan ruang tamu gak boleh carport”, dia bilang sambil ngeliatin aku aneh “bisa detail ya, kalau aku cuma pingin bikin rumah minimalis modern, gak kepikiran kesananya. Hahahahaha.. boleh juga tuh buat referensi nanti. Seru juga ngobrol sama mba endang. Aku sih suka tanya-tanya sama temen designku soal trend rumah mba, mba sering-sering aja baca, liat atau dengar soal griya”. Aku balik ngeliatin dia “Aku gak akan tinggal sendiri di rumah itu, aku Cuma akan kasih tau apa mau ku dan akan ada orang yang membiayai untuk semua itu jadi pasti ada orang yang harusnya tau yang ini bagusnya pakai ini, produk ini kwalitas ini.gitu aja, gak mau dipikir sendiri”. Dia tertawa “berarti siapa pun itu harus mau repot ya”. Memang seharusnya begitukan, Sayang. Lepas dari jalan Alam Sutera, masuk jalan ke jalan perkampungan (jalan tikus kearah melati mas lewat pondok jagung) dia tanya “kenapa lewat sini, mba. Emang lebih dekat?” kukira tidak akan ada yang mempermasalahkan itu, aku bilang “gak tau juga, yang kutau jalan ini relative aman, karena tidak terlalu ramai. Resikonya kecil”. Dia bilang “berarti mba tuh orang yang gak mau ambil resiko ya? Atau boleh dibilang orang yang lari dari masalah?” Aku tersenyum, kamu tau pikirku terbang padamu. Kamu ingat pernah bicara padaku kalau aku tipe orang yang suka bermain aman, Aku mulai sedikit mengerti sekarang. Ku katakana padanya “Aku terima kalau aku dibilang gak mau ambil resiko karena buatku kalau resiko bisa dihindari kenapa repot-repot menghadapi. Tapi kalau dibilang lari dari masalah tunggu dulu. Jalan ini atau jalan yang itu destinasinya sama, Rumah. ini hanya pilihan yang aku putuskan”. Dia bilang “jadi dibawa gampang semuanya gitu?” ku bilang sama dia “kadang-kadang manusia itu terlalu sombong sam dirinya sendiri. Kayak gini, banyak orang yang mengambil keputusan sama dengan orang-orang kebanyakan karena dianggap itu yang biasa dan normal, dan aku sering gak sepaham walau idealnya seperti itu tapi aku sadar kapasitasku. Setiap masalah yang kuhadapi paling sedikit aku siapin dua opsi untuk menyelesaikannya. Jadi ngejalaninnya fun, gak ngerepotin banyak orang. Hahahahahaha… pilih yang enak-enak aja pokoknya(jawab ini aku ingat kata-katamu, lihat apa yang bisa kita lihat jangan maksa liat yang lebih tinggi kalau belum sangup atau liat terlalu kebawah(trimakasih))”. Dia bilang “Iya juga sih, emang gak takut dibilang aneh? Karena emang banyak orang yang lebih ikut apa kata kebanyakan orangkan” ku jawab “Hahahahahahaha… hidup itu gak gampang jadi jangan dipersulit, santai aja”. Dia teriak “Gokil..!!” aku Cuma angkat bahu.

Serupa itukah “beda”

***

Sayang, semalam denger radio Pro dua Fm. Topiknya perlu gak sih keep in touch sama mantan, Jadi kepikiran Aku, Kamu dan tulisanmu. Buatku aku gak pernah mau buang siapapun yang pernah masuk dalam hidupku, biasanya mereka yang membuangku J . kadang-kadang aku ngerasa salah kalau tau kamu cari cara buat bisa tetep jadi deket dengan status apapun denganku, tapi sadar kamu juga bukan anak kecil lagi sampai gak tau apa yang kamu kerjain, pilihanmu. Ku tau juga berpisah bukan hal baru untukmu (bukan meremehkan rasamu),tapi mengapa kali ini berbeda. Terkadang ingin rasanya tidak mencari-cari dirimu agar kamu tak perlu tau akanku lagi dan lebih mudah menganggapku biasa saja. Aku pun sadar, aku tak mempengaruhi apapun untuk sosok semenjulang kamu. Kamu punya cara sendiri untuk melakukan apapun yang kamu mau.

Sayang, terimakasih ya. Mengenalmu membuatku semakin kaya dalam berpikir, bukan sekedar menarik lebih dari satu perspektif dalam satu masalah. Kita harus melompat sejauh-jauhnya yang kita mampu, walau gak yakin sudahkah kamu lakukan itu (:D). Sayang, aku mau minta maaf karena aku sering mencuri-curi aroma tubuhmu, karena aku sudah mengaku kelak jika kita bertemu ku usahakan tidak. Sayang, Aku juga ingin lihat kamu, semoga Tuhan mempermudah jalannya, Kalau sesekali kamu punya waktu kirimi aku kabarmu satu halaman, satu paragraph atau hanya satu kalimat.

Sayang aku mencuri jam kantor untuk menulis ini, peluk hangatku untukmu. Kita jaga diri kita baik-baik ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan