Jumat, 28 Desember 2012

12-24-12

Hohohoho... merry Chrismast

Malam Natal yang untuk umatnya begitu sakral dan waktu untuk mengenang yang disebut kelahiran tuhannya. tak jauh berbeda denganku, duduk di teras rumah yang tepat menghadap ke tempat kebaktian Natal, diiringi lantunan sayup-sayup "Malam Kudus" dengan teh hangat dan beberapa potong silverqueen chunkybar sembari membayangkan kehadiran seorang kawan. hmmm untuk ku itu sesuatu

Aku tak tau apakah dia tau atau pernah mendengar lagu itu, hingga bisa merasa tenang bersamaku -andai.

Menghela nafas dan membiarkan bibir ini mengukir senyum. Iya, senyum, aku senang tersenyum bukan agar terlihat menawan aku toh tak pernah merasa lebih menarik saat tersenyum jika ada orang yang senang melihat ku tersenyum itu toh maunya mereka yang ga suka melihatku tersenyum ..hmm ah biar saja. 

Hari ini semua berjalan seperti diluar kendaliku. hari kejepit seperti ini biasanya aku memilih berontak dengan tidak datang ke kantor, tapi hari ini berbeda. sebenarnya dari minggu malam berpikir keras untuk mencari alasan tidak datang ke kantor, dari mulai menyenangkan diri ke bioskop atau ngajak Bunda makan dimana gitu, tapi tidak ada yang ku realisasikan. Aku toh lebih memilih untuk datang ke kantor mengisi hari bertatapan dengan monitor. setiba dikantor dikabari kalau hari ini hanya setengah hari, hmmm ada senang ada juga bingung "pulang setengah hari sampai rumah ngapain". Ntah kenapa yang terpikir kawan ku itu dan bukan yang lain. kalau ditanya kenapa aku pun tak punya jawaban selain aku ingn bertemu dengannya. kalau ditanya untuk apa ingin bertemu aku tak punya banyak alasan, aku hanya ingin bertemu dengannya. Tiba-tiba tanpa planing ah kedengerannya bohong kalau benar-benar tanpa planning. Beberapa saat setelah terpikir akannya sebelum memutuskan untuk menghubunginya aku berpikir kok apa yang akan ku lakukan dengannya. Sampai akhirnya ku putuskan mengajaknya Main Bowling (gaya sekali diri ini), kenapa aku mengajaknya main bowling karena ku kira dia bukan film addict. ku ajak makan pun dia bukan pemakan segala, ku kira asik bisa tertawa dengannya saat pin-pin diujung berjatuhan terkena lemparan bolakuatau bolanya atau menarik melihatnya mengeluarkan mimik sebal saat bola yang dilempar tak mengenai pin-pin. Dan seketika kami sudah ada di tempat Bowling, agak ga percaya waktu dia bilang ini kali pertama dia main bowling, mengingat tempat tinggalnya dan tempat bergaulnya dekat dengan sarana bowling (sekarang sudah ga ada), mungkin menurutnya permainan itu ga keren, bukan permainan yang cocok untuknya. -disenyumi saja.

Caranya berlaku menunjunjukan benar dia belum pernah bermain bowling, lucu melihat mimik ketidaktahuannya, tapi buat ku menyebalkan saat dia berkali-kali mengulang "gak ngerti deh", saat dia mau bertanya. Aku kira harusnya dia mengerti saat dia mulai bertanya itu sudah menunjukan dia tidak mengerti dan tidak perlu diberitahu lagi kalau dia ga ngerti, terdengar tidak ingin cari tau buat ku. Aku sempat marah, ah bukan sempat marah tapi memang memarahinya, dan caraku memarahinya atas kalimat tidak mengertinya saat ini jujur ku akui kurang bijak. Nyatanya kami lahir dari keluarga yang berbeda, lingkungan yang berbeda dan tuntutan yang berbeda. Aku ga lontarkan kata maaf, semoga buatnya bukan hal yang penting (memang apa selama ini yang menurutnya penting? :D)

Hari ini memang benar-benar ga ter-plan, Aku lapar dan begitu saja mengajaknya mencoba menikmati mie ayam tapi sayang hanya aku yang menikmati mienya karena habis menurut penjualnya. beberapa saat menjadi tontonannya, tanpa bisa menyelami apa yang dikepalanya saat memandang ciptaan-Mu satu ini Tuhan. semoga melihatku bisa sekaligus mengingat-Mu. Amin

lalu ntah memang sudah ada dikepalanya atau juga seperti aku, dia mengajakku kesuatu tempat yang tak dikatakannya. ternyata sebuah taman kota. kali ketiga menginjakkan kaki bersamanya di sebuah taman, Baiklah lihat apa yang akan kami lakukan dan apa yang akankami bicarakan, ada adegan tak terdugakah, hahahahaha..

Dimulai dengan menelusuri jogging trek, duduk diantara rimbun pepohonan. yang kami bicarakan kebanyakan hanya tentang kami. Aku mulai menanyakan temannya yang disebutnya seorang sahabat, dan saat ini dia sedang merasa kehilangan sosoknya. sebelumnya sudah ku kira kali ini pun pasti wanita. profil wanita ini "namanya Widya seusia denganku, kota asalnya lampung, lulusan fisip yang tertarik dibidang marketing, kawanku mengenalnya saat sama-sama bekerja disebuah perusahaan farmasi bahkan berada disatu team kerja, dia adalah junior dari kawanku ini". Aku senyum-senyum saja mendapati ceritanya yang ga jauh dari masalah hati, gadis ini jatuh hati padanya. dan mendapat penolakan dari kawanku sampai dia memutuskan untuk melepas kawanku itu dari kehidupannya.

Aku ga ngerti kehilangan serupa apa yang dirasakan kawanku saat ini, adakah sesal dihatinya. yang ku tau dia begitu menghargai tindkan gadis itu. Menilikku dan berkata dia memang berbeda dari ku (baiklah), pernyataannya ku iyakan, sebesar apa pun rasa yang ku miliki aku hanya akan menunggu. Jauh dari pribadiku, aku salut dengan tindakan gadis itu baik keberaniannya nyatakan rasa sukanya juga caranya bersikapmemutuskan hubungan. Dan aku ga heran kenapa dia bisa jatuh hati ke kawanku satu itu, sikapnya memang selalu manis ke banyak wanita. apa lagi wanita-wanita yang meluangkan waktu untuknya :D. pikiran kalau kawanku ini menjadi lebih dari sekedar kawan untuk ku, bisakah dia lebih menjaga sikapnya ke wanita lain, sanggupkan dia menjadikanku dunianya toh aku sadar aku bukan orang yang senang berbagi. Aku tak bisa memberi warna pada rasaku saat mendengar ceritanya, aku ga bohong saat bilang senang saat tau selama ini dia punya teman-teman untuk bercerita, bercanda, memperhatikan. Maklum karena bukan sekali ini dia mendapati hal ini. Menerima saat dia manis padaku mungkin dilain waktu dilain tempat dia juga manis ke yang lain. Diam karena saat ini dia sebatas kawan untuk ku.

Mengalihkan pembicaraan dia balik melontarkan tanya untuk ku akan hubunganku dengan yang saat ini disampingku, dengan teman-teman yang pernah ada cerita. yang membuatku bergeming dia tanyakan "apa yang membuatku katakan ya ke yang disamping ku saat ini" Aku hanya diam, aku ga tau harus menjawab apa :). sampai detik ini pun masih terngiang pertanyaan itu. Mungkin dia geram juga melihatku bersikap :D.

Membicarakan waktu dan rencana-rencana kami, Aku merasa memang sepertinya dia hanya mengalir tanpa keinginan keinginan yang mendesak. 

***

ketika hidup itu sendiri adalah sebuah anugrah tidak berarti kita tidak perlu melakukan apa-apa.

ketika segala sesuatu sudah dijaminkan oleh sang pencipta tak berarti kita hanya perlu menunggu.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan