Kamis, 06 Desember 2012

Desember nih

Ga terasa sudah bulan Desember, bulan penghujung tahun dan masih seperti bulan-bulan lalu tanpa banyak perubahan dalam skala kualitas hidup.

lupa sapa. selamat pagi menjelang siang dear

sedang apa dirimu saat ini? kurasa mungkin sibuk adakah hasil real dari kesibukkan-kesibukanmu selama ini baik materi maupun imateri. Banyak cerita yang tak kau bagi dengan ku. ntah kau tak tau harus memulai dari mana atau berpikir untuk apalagi berbagi cerita denganku atau kau pilih berbagi dengan yang lain. Dan itu hak mu. ak toh tak berhak scuil pun untuk keberatan. mencoba mensupport dari jauh agar selalu dalam kebaikan.

Beberapa hari ini semakin tenggelam dalam diam. sejak masalah di kantor, Aku memang terlalu egois dan saat ini aku tak ingin kompromi. Aku lebih menarik diri dari pembicaraan jauh dari sebelumnya, ku akui aku merasa atmosfer kantor berubah yang sebelum kurang nyaman sekarang lebih menjadi jauh dari nyaman.

Aku memang ga suka sangat dengan teman yang bisa dengan mudah menceritakan keburukan atau bahkan mengarang-ngarang keburukan teman yang lainnya dengan lancar. menurutku munafik dan tak perlu lagi dianggap ada. sampai saat ini selain masalah pekerjaan tak ada cerita yang ku bagi, sebenarnya bukan cerita karena aku ga suka mengekspose hidupku ke orang yang tidak berkepentingan hanya sesekali menebar lelucon agar suasana lebih hangat, tapi belakangan tak ku lakukan. selalu ada konsekuensi dari setiap langkah yang ku ambil, aku juga sekarang tidak lagi mendengar cerita-cerita kurang penting sekitar hidup teman-teman disini. aku ga menyimpan amarah atau dendam dari setiap kata dan tindakan temanku kepada ku hanya aku memilih untuk tidak terus-terus memenangkan ego agar menghadik atau memukulnya membiarkan waktu memberi kesempatan untuk perubahan, akan bisa kembali seperti dulu atau terbiasa dalam diam.

ganti topik yuk, tinggalkan masalah kurang penting ini dibelakang.

***

Awal bulan ini, walau tidak dihari yang sama berbagai fase kehidupan nyata dihadapanku.

tanggal 2 Desember, seorang teman melangsungkan resepsi pernikahannya. Karena Akad nikah sudah dilangsungkan beberapa minggu sebelum tanggal ini. melangkah satu step kearah tanggungjawab lebih. mengenal sosoknya membuat ku bertualang diruang pikir tak bersudut. aih bahasanya. mendatangi acara resepsinya untuk ikut merasakan kebahagian mereka adalah alasan terakhir di kepalaku (faktanya aku datang atau tidak, mereka saat ini bahagia). Datang kesana aku berharap dapat melihat seorang kawan yang lama tak kulihat, dan aku beruntung bisa melihatnya bahkan menerima senyumnya, tapi sedih melihatnya lebih kurus dari sebelumnya, walau tak ada perbincangan diantara kami. saat ku tinggal menyalami mempelai, dia meninggalkan tempat acara, aku berusaha mengerti kalau aku yang mengambil keputusan saja masih merasa aneh disituasi seperti itu apa lagi dia yang menerima keputusan. Mau tersenyum dan menyalami saja buat ku sudah luar biasa. Datang kesana aku ingin memuaskan ego ku untuk melihat seperti apa tempat kehidupan nyata seseorang yang menurutku sombong. heeh mempelainya sombong, ku perhalus bukan sombong hanya saja aku tidak terbiasa dengan caranya berlaku, berucap dan berpikir dan yah ternyata memang kurang dari sama dengan.

tanggal 4 Desember, seniorku kehadiran titipan Tuhan yang cantik. yang sampai saat ini belum ku sempatkan waktu untuk menjenguknya. mendapat gambar damainya gadis kecil itu membayang kan kalau dulu aku pun pernah sepolos itu, sedamai itu. Ditanggal yang sama tante dari temanku pulang kerumah-Nya, ga ada hal yang abadi.

tanggal 5 Desember, didepan mata sendiri ak mendapati seongok jasad yang belakangan ku ketahui kalau jasad itu adalah perempuan 20-an tahun. mati sia-sia terlindas mobil pengangkut tanah. Aku gemetar seketika, bersyukur karena begitu banyak orang yang peduli pada ku yang sebisa mungkin tak membiarkan ku bermotor sendiri di jalan raya padat kendaraan. merinding membayangkan saat Allah berkehendak sekejab nyawa pun menguap. terhenyuk membayangkan duka dikeluarga yang menantikannya pulang berpikir seandainya jasad itu aku bagaimana sedihnya Bunda. Tersita pemikiran, apa yang masih Ia tunda siang tadi, sudahkah hari itu  dilaluinya dengan maksimal, dan seandainya kemarin aku yang tergeletak apa yang belum sempat kulakukan. merasa benar-benar beruntung masih diberi kesempatan menghirup udara, menikmati sepoi angin. berniat untuk tidak menyisakan penyesalan tiap harinya.

Hidup dengan semangat merangkai puzzle.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan