Rabu, 26 Desember 2012

My saturday Night

untuk yang terkasih,

Aku belum lagi bisa melepas emoticon smile dari wajah ini. rasanya semua yang nampak selalu bisa membuatku tersenyum. Aku malu mengakuinya, kalau ak menikmati kebersamaan ini. ntah harus ku jabarkan dalam bentuk seperti apa. sampai detik ini pun aku bingung.

Hari sabtu duduk bersama, memandang hujan walau tidakhanya berdua dan tidak ada coklat panas. jauh dari suasana romantis, sedikit miris melihat wajahnya yang letih. Rasa saat itu ingin memeluknya membiarkannya beristirahat sejenak dalam dekap tangan ini juga ingin memarahinya yang telah membiarkan dirinya terlihat sekacau itu. tapi tak ku lakukan, aku toh ;lebih senang memandangnya lekat-lekat. menelusuri setiap detail wajah lelahnya. memandang untaian-untaian pembuluh darah yang mencuat disana sini sepanjang lengan kurusnya. melihatnya berjalan yang hampir tak kusuka gerakannya. berusaha mengenyahkan segala pertanyaan untuknya.

Sabtu malam sendiri, duduk diantara senyap. bertanya pada diri sendiri apa yang sebenarnya ku cari? saat ketika nanti ku temukan, apa yang akan kulakukan? apa yang ku harap ada diujung nanti?

mengesampingkan semua hal yang akan berdampak padaku. tak seketika membuatku merasa lebih nyaman. Aku malah semakin liar berpikir akan sosoknya. Apa sebenarnya yang membentuknya seperti itu, diantara teman-temannya yang sedikit ku tau dia begitu berbeda. diantara temannya yang juga teman ku dia begitu tak sama. Ingin berusaha mengetahui akan dirinya lebih kalau bisa membuatnya lebih dinamis (mungkin ini hanya kiraku saja, dan memang ini hanya dimataku).

Aku berusaha mengingat-ngingat banyak percakapan kami untuk menyatukan mozaik-mozaik hidupnya dimataku. berusaha merekatkan satu dengan lainnya. mengingat-ingat kisah kecilnya, permainannya, masa remajanya, masa-masa aku mulai mengenalnya, mengingat-ingat rutinitasnya, lingkungannya, orang -orang yang berkemungkinan memberi dampak atas hidupnya saat ini.

mengapa aku merasa hidupnya tidak lengkap. mengapa ak merasa ada sesuatu yang tak kutemukan didirinya. aku belum tau itu apa

Saat kebanyakan orang bilang dia adalah dia, ak semakin berpikir -No. pasti ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

Mungkin sebagian kepala akan menilaiku sok iya. but it's me. 
Aku terlalu sayang padanya jika hanya melihatnya mengikuti arus, layak ikan mati.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan