Rabu, 28 Juli 2010

Potongan Kecil

Aku tak dapat lagi membedakan mana yang benar-benar terjadi dan mana yang fatamorgana. Suatu ketika ku jumpai diri berjalan dalam selasar yang gelap, sangat gelap bahkan tak kujumpai terang sejauh mata mengedar pandang. Tapi seketika pula yang ku jumpai aku yang berjalan dalam lorong-lorong pertokoan padat, penat. Lalu ku jumpai diriku terjaga berpeluh dengan jatung berdetak mengguncang serta napas yang memburu. Lain lagi ku dapati diri ku duduk santai membuang semua yang ada dikepala dengan secangkir minuman hangat yang sering berganti-ganti.

Diwaktu yang berbeda dari semua itu, ku kenang-kenang yang telah ku lakukan. Tapi tetap sulit mengatakan yang ini nyata atau mimpi atau sebaliknya. Lalu apa maksudku juga mengais-ngais yang telah ku lewatkan. Pertanyaan itu pun sulit ku jawab, atau karena memang yanga ada dalam benakku ini hanya pertanyaan bukan jawaban? atau aku tak berani menjawab dan menghianati sisi lain hati ku? atau karena memang aku sungguh-sungguh tak tau apa-apa?

***

Bukan sekali-kali aku duduk beratap langit. Berbincang dengan sesuatu yang ada diketiadaannya. Apa maksud pembicaraanku mungkin Dia pun kurang mengerti, Aku lebih suka berputar melirik-lirik mood lawan bicaraku, dan menggali sedikit apa yang ada dikepalanya. Saat ku tau lawan bicaraku juga menyimpan sesuatu dan akan dikeluarkan karena caraku meminta atau sekedar menggugah, maka ku urungkan niatku memintanya mendengar. Begitu pula dengan-Nya, Kalau bukan sedang di atas sajadah aku tak ingin memaksa untuk mendengar keluh ku, ku buang semua ego, membuka mata, melihat lebih jauh betapa banyak masalah yang dibebankan pada pundak-Nya. Semua terekam oleh-Nya dari yang berbisik, terisak hingga meraung dan ku dengar suara itu jelas begitu jelas diantara yang lainnya. Aku malu, yang keluar dari mulutku hanya tuntutan-tuntutan dan tuntutan.

aku tersadarkan, apa yang telah ku lamunkan? Pikir ku, aku memang tak berguna.





+24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan