Selasa, 29 Juni 2010

My lesson -8-

Hari ini, Sakit perut sangat. Terlalu lelah Badannya, tahun ini sudah tak lagi terlalu sakit tapi kali ini sukses sakitnya menjajah. dari pulang kerja kemarin sore bantu bunda sama kaka masak (hahahahahaha..boong..cuma bantu bersihin cabe, ngupas bawang merah, bawang putih, buncus, wortel hal-hal remeh temeh dalam jumlah yang tak pernah ku kerjakan tentu  .... lebay anak diatas 10 tahun juga bisa kali). Jam 11 urusan ku dah beres, tapi tidak untuk mba-mba ku, masih sibuk ngurusin masakannya. seperti biasa aku gak boleh bobo duluan, semua beranjak tidur baru jam 1.30 pagi. Hah, ngantuknya dah hilang.. baru jam 2.30 benar-benar bisa tidur. terpaksa menguatkan hati untuk tidak bangun, walau mendengar Bunda dan yang lainnya sudah bangun lagi. Aku baru bangun jam 4.45, sudah tidak terlalu banyak yang bisa ku bantu, hanya tinggal mengemas hasil masak-masakan. Gila makanan numpuk gak ada yang dicolek, pagi ini cuma teh manis hangat sama crackers. Selesai bantu pindah-pindahin kursi kedepan kutinggal kekantor.

^_^ bingung ya ngapain sih cerita gak jelas. Bunda minta anak-anaknya buat ambil pengajian, kirim doa buat yang sudah lebih dulu berpulang, sebentar lagikan puasa ramadhan. Sebagai EO yang baik, ku utarakan keinginan Bunda ke kakak dan adikku. Sebenernya semua setuju buat ngadainnya bulan Juli, tp setelah dapat konfirmasi dari Bunda gak bisa "Full chedule" cuma bisa ambil tanggal 29 Juni kalau mau. Biasa tukang tampil satu ini angkat suara, "Ok, Bunda tanyain aja yang lain mau gak? mau gak mau ambil aja pengajiannya". sombongnya, gak gitu pertama inginnya Bunda baik dan selama inginya Bunda untuk kebaikan akan jadi perintah buat kepalaku, kedua aku yakin untuk urusan yang kayak gini gak ada kompromi dari keluarga kecilku pasti hayuk. makanya acaranya jadi juga terlaksana.

Padahal sebelum hari  minngu kaki Bunda sakit, efek dari asam urat. Sampai ku ancam sampai hari minggu kaki Bunda masih sakit semua makanan kita pesan gak ada yang dibuat sendiri. Subhanallah, gak tau sugesti dari mana kondisi Bunda membaik atau menguatkan diri untuk terlihat baik, ntahlah. Selain buah Bunda memang agak anti beli pesan makanan buat acara di rumah maunya masak sendiri, yang kadang menurutku repot. Ku lebih suka pesan gak seberapa beda secara nominal, gak seberapa jauh masalah rasa, gak capek dan kepanasan (kata bunda "alih-alih kamu males aja" :D)

***
untuk kedua kalinya ku ucapkan subhanallah, cuaca pagi hari ini teduh (rumah kecilku menghadap timur, jadi kalau pagi  jam 9 sampai jam 12 dengan cuaca cerah, gak kebayang panasnya. Bahkan sampai sore cuaca masih teduh. baru hujan saat sore menjelang. Tuhan begitu baik Engkau pada umatmu yang beniat baik.

Hidup ku hari ini penat, sensitif karena pengaruh haid atau apa ga ngerti. yang jelas serba menyebalkan, siang gak bawa bekal turunin si red dari parkiran ngarep dapet mood buat makan. memacu si red 20 km/hour sambil menikmati udara graha yang teduh gak terasa sampai di masjid Bani Umar. ku tengok jam sudah jam 12.30 harus berputar kembali ke kantor. Menunggu putaran didepan masjid aku merasa melihat siluet dua anak muda yang setengah dewasa, setengah gila atau setengah bodoh duduk di salah satu meja menikmati jus. Hah! putarannya kelewatan. berputar satu blok lebih jauh lagi. ku lewati lagi Masjid itu kali ini tak takut kelewatan putaran karena memang jalanya benar untuk kembali. aku berhenti di depan, berpikir untuk masuk dan duduk mengulang kejadian 29 Mei lalu. Ku urungkan, sambil berpaling ku tersenyum dan memacu si red kembali. Di depan rumah-Mu saat ini aku berada, mengingat keberadaan-Mu aku merasa lapang, semua hal baik selalu mendapat jalan yang baik, Aku percaya diri-Mu bersama ku setiap saat kalau ku bawa juga diri-Mu dalam setiap langkahku, Ku akan berusaha melakukan hal-hal baik selebihnya kuserahkan pada kuasa-Mu. Bukankah tak kan lari gunung dikejar. Kerinduan ini terbayar oleh Mu, terimakasih.

* "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang tamak". dimata dunia mungkin aku hanya gadis penuh ego, untuk urusan yang satu ini aku gak peduli. yang ku tau aku orang yang sedang dalam proses, yang berusaha baik dan sesuai...mempelajari kehidupan give and take (bukan take and give). Trimakasih Bunda, kakak, adik, keponakan, mas ku yang menjadi guru kehidupan untuk ku. Pribadi yang penuh keterbatasan yang baru bisa membutuhkan belum dibutuhkan. Terimakasih Tuhan untukku Kau kirim mereka semua kedunia, untuk rasa yang tak tergambar ini, untuk rasa sayang yang ku ingin tak berbatas ini. Hari ini diberitahu-Nya agak tak tamak menjalani hidup, tanpa rasa tamak sungguh Tuhan tau apa yang kita butuhkan

Senin, 28 Juni 2010

My Lesson -7-

Hahahahahaha..rasanya Aku memang pantas ditertawai minggu-minggu ini. Aku terlalu asik dengan duniaku, segala-gala tentang ku, tentang mereka yang hidup dikepala dan hatiku, tentang mata-mata mereka yang tertangkap oleh mataku, tentang hatiku untuk semua yang terjadi dan masih hanya tentang ku.

Aku asik membuat rencana tetang ingin Bunda untuk selasa minggu ini. Aku asik membuat rencana minggu-minggu ini untuk keponkan-keponakanku. Aku sibuk membuat rencana perjalanan keluar kota bulan depan. Yang terpikir lagi-lagi banyak angka yang mesti keluar, sedikit untuk ini sedikit untuk itu menjadi jumlah yang menawan juga. Untuk semua yang kurencanakan Aku terkikik, hidup ku lucu. Aku menikmati setiap yang ku kerjakan aku nikmati pikiran ini setiap detailnya yang kualihkan dengan terpejam.

Aku begitu risau saat mata-mata yang kulihat menyiratkan sesuatu yang lain, tak biasa. Aku bukan gadis bodoh, rasanya semua mata bisa membacanya saat pertama mengenalku, Aku gadis menarik rasanya pantas dengan laku ku sehari-hari yang sudah mengenalku dekat tak mungkin rela meninggalkan ku kecuali terasuk iri. Aku gadis manis, ah sudah menjadi rahasia umum. Semua mata masih menyiratkan hal yang sama sayang, kagum, bersahabat karena mereka melihat dengan mata terbuka semua hal yang ku lakukan walau mereka tetap tak mengerti jelas isi kepalaku. Tapi komunitas kecil ini, kantor yang hanya berkapasitas lima kepala rasanya begitu menyesakkan. Semakin hari progress yang terbentuk lebih negative, yang selalu ku evaluasi tiap waktu. Karena bukan aku kalau bisa menjudge hanya pada mereka, berusaha mencari celah yang mereka lakukan adalah refleksi dari yang telah ku perbuat, yang sampai saat ini tak ku mengerti apa salah yang ku perbuat. Ku jawab apa yang di tanyakan padaku dari kenal sampai saat ini masih dengan gaya bahasa yang sama, Ku nilai semua hal masih dengan gaya bahasa yang sama, Ku bicarakan secara terbuka masalah kantor yang memang untuk konsumsi umum. Dari dulu sampai saat ini tak pernah ku cerita tentang hidupku, karena emang tak seharusnya dan tak perlulah mereka tau lebih dari apa yang mereka lihat. Cara mereka bergaul diluar konteks kerja berubah menjadi tidak hangat, yang ku tangkap hidup dalam komunitas kecil membuat satu sama lain ingin tahu lebih dari yang terlihat dan tak mereka temui dai ku, yang ku tampilkan selalu hal-hal menyenangkan dan memang yang terlihat dimanapun aku ada selalu hal itu. Manusia easy going yang rasanya jauh dari masalah, maaf yang satu ini ku artikan iri. Hal-hal baik yang ku kerjakan menjadi sesuatu yang baik juga untuk pribadiku yang kadang ku terima dari orang yang juga mereka kenal dan mereka tidak mendapatkan hal yang sama. Dari perubahan cara mereka bergaul dengan ku merubah suasana kerja menjadi jauh tidak menyenangkan, yang ku rasakan perlahan tapi pasti ruang gerakku dibatasi, setiap langkah yang ku ambil selalu menjadi perhatian lebih dan terkadang di lebih-lebihkan. Untuk rumah kedua ku ini perasaan ku timbul tenggelam, ada saat dimana aku berpikir Emang gua pikirin tapi jauh dari itu aku ada diantara kalian sudah lebih dari lima tahun tak berhargakah itu untuk bicara apa yang membuat kalian yang menurutku berubah, karena jika aku yang memulai pasti “Gak ada apa-apa” yang akan kuterima. Sekarang Cuma baru bisa sabar, membuka jalan untuk keluar dari komunitas ini mungkin memang sudah harus ada yang mengalah. Huufff..lelah sangat

Aku tersenyum, terkikik, tak urung menangis saat mengingat seorang kawan disana. Saat denting sms, ku dengar masih saja ku kira darinya, hal ini mebuatku tersenyum membodohi diri karena yang kuterima bukan darinya. Yang terkadang terasa sangat bodoh bisa berlama-lama kupandangi 2505 ku terkadang ku coba tulis sesuatu yang tersimpan didraft dan pada akhirnya ku hapus dan masih juga ku berpikir dia lakukan hal yang sama. Aku menangis, ah bukan! Hanya tanpa terasa pipi ini basah jika tak kutemui jalan dikepala yang berujung padanya tapi tak bisa lakukan apapun. Sekuat hati kualihkan pikirku yang satu ini, sengaja aku duduk berlama-lama berbincang dengan Tuhan ku. Walau bukan jalan nyata ku terima tapi cukup untuk ku mengerti yang ku pilih dan lebih dari cukup untuk tetap tersenyum dengan semua. Bukankah aku ingin mencintai cinta, Ok! Wake up lakukan kebaikan untuk mendapat kebaikan begitu seharusnya. Ku titipkan salam lewat-Nya untuk kawan ku itu.

***

Hingga tanggal 27 Juni 2010

Tawa dunia semakin kencang ditelinga ku, Kamu kehilangan banyak hal selama mengurung diri, sobat.

Beberapa hari yang lalu ku dapati seorang kawan yang mengganti status dalam jejaring sosial FB, yang ku rasa wajar karena banyak teman berbuat itu sebagai lelucon. Tapi comentar dan kiriman teman-teman yang lain menanggapi serius mungkin karena memang mengenal pribadi teman ku yang satu itu. Tanpa rasa ingin ikut campur ku lihar profilnya dan pasangannya yang satu mendapat respon yang tak lebih lunak dari yang lainnya. Seperti biasa Aku acuh tak acuh, Bukan urusanku juga. Sampai berita simpang siur pun merebak sampai sabtu kemarin seorang kawan terang terangan membuat status “…… walaupun lo dah hamil duluan kita juga maklum..” Loh-loh-loh apa ini, Bukannya harus mengerti bnar duduk masalahnya sebelum menuliskan status seperti itu, hal bahagia seperti perkawinan memang Rosul menyuh memberitakan tapi memberitakan aib saudara tak pernah ada pembenaran apa lagi belum tentu benar bukankah akan timbul fitnah. Aku geram, geram bukan pada yang katanya telah hamil duluan karena itu haknya, Aku geram pada orang sok tau yang merasa benar.

Tanggal 27 juni 2010 di rumahnya ada perayaan dalam bentuk apa? Akupun tak tau. Tak datang karena hanya mendapat kabar dari teman. Yang menurutnya acara itu dadakan dan sederhana. Ntah lah…

Hari ini juga teman ku yang lain berbahagia menyambut 7 bulanan janin pertama dalam kandungannya. Acaranya siang pengajian biasa, tapi ada yang lucu, temanku yang lain geram pada si calon ibu, “Lo tuh ya, ngehubungi gua Cuma pas ada perlunya aja” Aku Cuma tergelak…

Teman Bengkel ku nikah…Subhanallah, gak tau keterbatasan materi atau apa. Acaranya begitu sederhana. Aku malu, cara-Nya mmbuka mataku begitu indah dengan sederhana tak mengurangi niat baik mereka menggenapi anjuran-Nya untuk beribadah dengan menikah. Astagfirulloh hal a’zim, sementara banyak yang menunda menikah hanya karena belum punya materi untuk menikah. Dan aku salah satunya, berkedok dengan belum ada modal menyembunyikan diri dari ketakutan hidup didunia. Ah.. Kenapa jadi menilai diri serendah itu. Itu hidupnya dan ini hidupku. Yang ku tahu pasti mereka secara sehat tau apa yang akan mereka temui didepan.

Untuk semua teman yang hari ini berbahagia dengan keadaannya sendiri-sendiri yang tak bisa membaca isi kepalaku ini, ku ucapkan selamat. Aku pun bahagia dalam kebahagiaan kalian

  • pelajaran yang ku terima hari ini, bukti dari kalam-Nya “Tak akan diubah nasib seorang kaum tanpa dia mau mengubahnya”  dan “kejarlah dunia mu seolah kamu akan hidup seribu tahun lagi dan akhirat mu seolah kamu akan mati besok”.. Maaf membuat mu kecewa. Tapi aku akan bergerak kea rah yang lebih baik untuk sekarang dan esok…sama-sama ya

Jumat, 25 Juni 2010

My lesson -6-

Sabtu 12 Juni 2010, maju mundur ku ambil keputusan. mengalahkan dua keinginan berbeda dalam kepalaku, yang satu ajakan seorang kawan untuk jumpa yang katanya hanya ingin jalan-jalan dengan ku. yang kedua yang mendadak permintaan separuh hidupku tuk pergi bersamanya. dengan pertimbangan? ah rasanya bukan aku, itu hanya statement pembelaan diri. Ku cancel janji dengan kawanku itu, tapi tak bohong bertemu dengnnya aku impikan.. konyol terkadang memang..

lewat sms kuberitahu apa inginku. jawaban singkat "Heeh" (atau "yasudah" ya? serupa itulah) yang ku artikan banyak hal. "Ya terserahlah, toh ini juga sudah terpikir saat ku ajak kamu" , 'tukang cari alasan', "sok sibuk" seperti yangs ering dia katakan padaku. ya sudah lah, toh itu hak nya.

minggu sore tak dengar kabarnya, pagi, siang, sore, malam dihari-hari berikutnya. Kehilangan? Iya, tapi aku sadar disana dia juga butuh ruang untuk membangun diri.

Satu bukti lagi ku terima, bahwa hidup adalah sekumpulan pilihan. Seperti ini, seperti aku memilih untuk tidak jalan-jalan bersamanya, seperti aku memilih untuk menunggu kabar darinya bukan memberi kabar padanya (kandas sabtu sore diminggu berikutnya ku telpon dia), seperti dia yang belajar untuk tidak terus menerus memberi kabar pada ku, dan seperti saat ini ku pilih menuliskan isi kepalaku ketimbang bicara untuk berbagi.

Pilih apapun mau mu, tapi usahakan jangan sisakan penyesalan 

Selasa, 22 Juni 2010

manusia Bodoh

ku bekap mulut ini lalu teriak ku
ku tutup mata ini lalu menangis ku
ku ikat kaki ini lalu berlari ku
ku tangkup telinga ini lalu semua bising

gemuruh tawa membahana
lihat! manusia bodoh itu

Iblispun enggan menggodanya melakukan hal bodoh
karena sungguh Ia sudah benar-benar bodoh

Isak tangis memilukan
lihat, manusia bodoh itu

Tak adakah tangan yang bisa mengangkatnya dari kolam kebodohan itu
karena sungguh bukan inginnya menjadi bodoh

sementara yang ditertawai balik menertawai
sementara yang diratapi balas meratapi
Sungguh Aku bingung
lagi, lagi, sekali lagi terperangkap kebingungan

Sungguh siapa yang ditertawai atau menertawai?
sungguh siapa yang diratapi atau meratapi?
manakah yang nyata dari semua ini?

Sedang yang kurasa Aku baik-baik saja
atas apa yang kulakukan
walau mungkin Aku manusia bodoh

Renungan Cruel - 6

Burung hantu tua yang bijak duduk di pohon ek

Makin banyak ia melihat, makin sedikit ia berkata

Makin sedikit ia berkata, makin banyak ia mendengar

mengapa kita tidak bisa seperti burung tua itu?


-Robert L. Montgomery-

Jumat, 18 Juni 2010

My Lesson -5-

Tanggal 12 Juni 2010, Kawan kecil ku membuka lembaran baru dalam hidupnya. Orang tuanya teman Bunda ku, Adikku pun mengenalnya. Alhasil serumah dapet undangan sendiri-sendiri, kadang kalau ingat suka geli sendiri. Untung gak terlalu banyak yang posisinya kayak gini, Gulung tikar lama-lama ngeluarin Double   ^_^

Hujan belum lagi bersahabat sampai ku pulang kerja jam 2-an. Bunda dah siap-siap angpau, Baju untuk nya, untuk ku juga. Eh, aku nya malah ketiduran di potongan sofa depan TV, untungnya hujan juga masih rintik-rintik. Sampai jam 4 sore, aku digugah "ayo bangun mandi berangkat sekarang" ujarnya. Tak ingin membuat Bunda gusar ku bangkit juga, kekamar mandi, gook gigi, cuci muka. ambil baju, diri depan cermin. tau tau Bunda bilang "Kamu gak mandi? Cewe kok jorok" akunya cuma nyengir-nyengir " Katanya mo berangkat sekarang?! kan biar cepet, lagian santai aja kali.. Bunda gak akan malu kok bawa anak Bunda ini :D" 

Hah! Bunda dah ngeluarin payung "Ah gila aja. ini kan cuma undangan Nikahan" ku keluarin aja Kamera ku  niat hati mengulur waktu biar gak keluar saat itu juga. hehe... ketauan juga niat udang dibalik tepungnya. Jam 5-an Bunda bilang " Udah ah.Ayo ntar malah gak jadi berangkat" dalam hati emang yang ku mau. "Ntar Bedak luntur nih, gimana?" eh Bunda malah ketawa.Berat ku jalan juga keluar buka payung, ngedumel "Hadouhh..Bunda! kenapa gak nanti-nati kek jalannya atau kalau hujan terus ya titip aja besok" selesai gembok rumah Bunda bilang gini  "Sayang, yang mereka tunggu bukan sekedar amplop yang kita bawa. mama juga males lah kalau gak dulu bapaknya dah banyak bantu kita dari rumah yang dulu sampai rumah yang kita pindah kesini.. Jadi orang tuh mesti tau balas budi walau yang kasih budi gak pernah nagih"

Sekali lagi aku ngerasa bukan apa-apa. Ringan juga akhirnya langkahku. terimakasih ya Bunda, Cinta kamu sampai nafasku putus
 

Rabu, 16 Juni 2010

My lesson -4-

Minggu 6 Juni 2010, Selesai ngerjain apa yang selayaknya dikerjain.. jam 10 tidur, bangun untuk ketemu Dia. Terus keluar kepikiran mau liat setu babakan dengan kampung beawinya, modal info dari uncle google untuk sampai kesana. Kepincut buat singgah ke kedai yang beberapa bulan yang lalu belum sempat di datangi sewaktu minta tanda tangan dosen ke Margonda, Waktu itu batuk-pilek membatasi buat minum es. Hahaha.. tergelitik juga waktu sampai disana, Gak ada menu yang bener-bener bikin jatuh cinta. Belom bilang ya nama kedainya? 'Es pocong' 200 m' dari BSI margonda diseberang jalan dekat gang Kampus Guna Dharma kalau gak salah sampingnya rental buku/komik.

Yang seperti ini diriku,Mas. Tak benar-benar tertarik atau tak tertarik pada sesuatu, hanya tak ingin kecewa dengan keinginan-keinginan yang belum tentu mau aku usahakan atau ku dapatkan tanpa timbal balik dan perencanaan, yang kalau dalam bahasamu bermain aman. Biasanya kemana-mana aku bawa cermin, mas. Jadi seandainya bertemu sesuatu yang menurut ku menarik aku bisa melihat kemampuanku dulu untuk mengusahakannya.

Mungkin menurut mu ribet atau malah konvensional, tapi ini pilihan ku. Seperti kedai itu, mungkin kalau seketika itu ku singgah mungkin tak menjadi momok yang bisa menguak kapan saja tapi lebih mungkin aku bisa berhari hari dalam kamar dengan suhu badan tinggi. Aku tak ingin membahayakan tubuhku, yang mengerti tubuh kita sungguh hanya kita. Bener gak sih?

Pulang agak malam, Bersihin badan, buat coklat panas, duduk di muka rumah menatap langit. Indah! lalu aku berpikir perjalananku siang tadi. Langit itu, Indah itu gratis, Kecil-besar, tua-muda, kaya-miskin semua bisa melihatnya tanpa pajak. Lalu mengapa banyak orang masih merasa kurang, terus bergerak maju. Tak salah memang, tapi salah ketika saat maju ada saling sikut, saling khawatir. Sedang beberapa yang lain hidupdengan kebingungannya untukdapat memberi makan anak nya sore nanti, bingung membayar uang sekolah anaknya dan ketika pulang didapati anaknya penuh harap menunggu dimuka rumah sedang disaku  tak sesenpun didapat.  Ini  nyata, ini  ada
Masih berjalan dikepalaku kebingungan-kebingungan yang menurutku salah. Tah sikap mental yang mana tapi menurutku ini salah. Tiba-tiba Bunda menghampiriku dengan kursi kayu ditangannya dan segelas susu ditangan yang lain. Ceritanya padaku " Yang, nenek dibelakang yang jatuh minggu lalu belum berobat. Anak-anaknya masih lempar-lempar tanggung jawab, tadi pagi di periksa dokter gratis disuruh rontgen tapi bingung gak ada uangnya. baru tadi sore tuh dibawa ke tukang urut patah tulang, kasihan (lalu diam, akupun diam)..." lalu diciumnya keningku "makasih ya sayang" ku lihat ada bulir tipis disudut matanya, aku hanya tersenyum.

Dalam diam ku dan diamnya, maafkan ku Bunda. Bukan ku gak bisa bantu tapi gak mau bantu, Bukan kapasitasku dalam masalah ini, masih ada yang berhak dan berkewajiban mengurusnya. Ku cuma ingin Bunda bisa rasa yang orang-orang rasa kalau bisa lebih. Ingin rasanya bilang 'sayang bunda sangat', tapi yang begitu bukan aku kan?! Aku hanya bisa tersenyum. Aku yang harus nya mengucap terima kasih setiap hari mungkinjuga setiap jam.

Apa ini baru saja kepikir Tukang bakso dorong di jalan tadi, rumah-rumah gerobak, pengamen, sekarang dirumah yang hanya beberapa meter jaraknya. Ini bedanya banyak orang yang lebih memikirkan hari ini daripada menyiapkan hari depan. Waktu tak selalu dapat memihak pada kita

Hati tak perlu mata untuk melihat, tak perlu telinga untuk mendengar. Besar-kecil pasti singgah dalam hati.
ini mungkin konvensional tapi ku tau tak ada yang benar-benar setia, sang waktu pun sering kali berkhianat.
Biarlah jika banyak yang menerima hidup apa adanya, tapi aku harus membuat hidupku ada apanya.



*Materi bukan segalanya tapi segalanya butuh materi

Senin, 14 Juni 2010

My Lesson -3-

Tanggal 5 Juni 2010, Seorang kawan "Andika" menikah, dia seorang kristiani. Dua minggu sebelum acara berlangsung, undangan sudah ku terima. Layaknya hal membahagiakan serupa yang juga pernah dialami dan mungkin juga akan dialami banyak orang selalu menciptakan atmosfer berbeda, dan perbincangan kurang enak didengar saat diketahui pasangannya seorang single parents, hampir setiap kepala menyayangkan hal tersebut da mulai memberi idealisme sendiri-sendiri (kamu masih muda, belum pernah menikah, berpenghasilan, gak jelek emang susah ya cari pasangan yang sma-sama single) semula ku wajarkan statement-statement itu, karena wajar sebagai bentuk peduli dari seoarang kawan. 

setelah itu Aku berpikir jika Aku yang berada di posisi wanita tersebut apa rasanya hati ini, atau jika wanita tersebut sanak kerabatku. bukankah yang dikepalaku semua bunga-bunga. tak berpikir akan itukah mereka sebelum berucap.

Aku bertanya pada banyak kepala akan hal ini, tapi semakin membuatku meradang. Ku bawa pulang apa yang ku pikir, bercerita pada 2 sahabatku dirumah. ku katakan kenyataan yang terjadi dan rumor yang terlanjur menjamur. setali tiga uang dengan ku mereka meyakinkan apa yang dikepalaku.

" Saat ini mereka sudah tidak perlu lagi pendapat apa yang baik atau tidak untuk hubungan mereka, undangan ini bukti kesiapan mereka hadapi dunia. Jauh sebelum ini mungkin orang tuanya sudah memberi pandangan dan jika mereka sampai di posisi ini berarti mereka bangga akan pasangannya masing-masing lagi pula single bukan jaminan berhasilnya sebuah hubungan"

Aku tersenyum puas, mendapati tak semua orang memberi tanggapan miring. Aku tergelitik 'single' tak bermaksud menertawai mereka yang terlihat suci tapi coba mereka sadar  tanpa menikah pun banyak yang bisa melakukan hubungan intim, dan aku tau siapa kawanku itu. Single secara fisik atau psikis bukan jaminan.

Sekali lagi ku tertawai dunia...





* lembar kepalaku yang ini masih terlalu konvensionalkah?menghadapi modernisasi dirimu apa aku masih terlihat konvensional? jangan samapi dunia menertawai mu

Minggu, 13 Juni 2010

My lesson -2-

Tiga minggu terakhir penuh pelajaran, penuh perdebatan tenang bukan dengan manusia lain tapi dengan hati dan logika. Tanggal 28 mei jatuh peringatan hari raya waisak, kebiasaanku menghargai perbedaan terbawa hingga kini tida hanya untuk teman-teman Budhis tapi untuk yang lain juga tak beda. Dengan sms atau sekedar posting via FB ku beri ucapan selamat yang sedari dulu ku tau mungkin aku sebagian dikit dari keluarga muslim ku yang lain mungkin bersedia memberi ucapan untuk perayaann agama lain, aku pun tak memermasalahkan toh itu paradigma mereka. tak sedikit pula yang mendebat cara ku bergaul dan apa yang kubaca tapi jauh sebelum ini, mungkin banyak dari mereka enggan sudah memberiku warning, toh tak lebih membuatku lebih fanatik.Aku tak ambil pusing dengan pandangan keluarga muslim ku selama bertahun.  kakak kelas ku sewaktu SMU tempat ku meminta pandangan masalah kehidupan, caranya menyikapi masalah begitu sederhana tetapi penuh tanggungjawab menurutnya hidup penuh pilihan. Budhis satu ini menghargai perbedaan atau karena aku pun tak peduli perbedaan, sampai tanggal 28 mei lalu saat usia ku setua ini. 

Aku memberi ucapan yang menurutku wajar-wajar saja, malah terkesan basa-basi walau aku benar-benar ingin mengucapkannya. Dia menjawab pesan ku yang berisi terimakasih dan harapan semoga semakin banyak orang yang bisa menghargai perbedaan. beberapa waktu ku kaitkan kalimat itu dengan banyak hal yang terjadi dalam dunia nyata, Gaza, Tailand, Naga Mas Singkau seolah ku pahami isi nya, tapi saat ku tilik dirinya, sungguh ku pahami kata-katanya.
Aku berpikir Apa menurutnya yang ku lakukan tak wajar?Tak biasa?atau sebaliknya senangkah?Ah...apa salahnya mengucapkan kata selamat toh tak membuat iman ku jauh berkurang atau bertambah. Setiap hal punya porsinya sendiri-sendiri tak perlu khawatir berlebih.

Jadi ingat seorang kawan kuliah, Tri namanya. Saat natal tahun 2009, saat banyak teman kampus merayakannya. dan dengan suka cita ku beikan mereka selamat ditariknya aku, sambil lalu dia tanyakan "bukannya gak boleh ya ngucapin selamat ke agama lain?", "Aku bingung juga tuh gak ngucapin gak enak tapi kalau ngucapin takut dosa" serta merta aku ketawa "Aku gak peduli itu, Tri. yang ku tau yang ku lakukan baik untuk hidupku di masyarakat, tidak membuat sekat yang ekstrem karena perbedaan agama. Lagi pula setau ku agama yang ku yakini gak suruh kita membeda-beda orang. Kalau Allah aja bilang yang membeda kan manusia cuma amal ibadah, sombong kalau aku ngebuat perbedaan-perbedaan lain. Selama di kepala ku masih yakin Lakum diinukum walliadinn, buat ku gak masalah"

Ingin banyak orang melihat indahnya perbedaan

Selasa, 08 Juni 2010

Cinta diatas perahu cadik

Malam selalu memberi ketenangan. Banyak kenangan yang begitu mudah dikais dalam ruang-ruang kegelapan. Kenangan yang memang hanya layak mendekam dalam gelap itu seolah mengacung-ngacungkan telunjuknya meminta waktu untuk diingat setiap kali malam bergulir, diatas pembaringan tanpa kekasih yang tak akan hadir

-Gerhana Mata-

Call Him "J" (the end)

Bunga memang selalu misterius bahkan dirinya sendiri sadar akan hal itu. dalam situasi yang sama dengan masalah yang serupa di waktu yang berbeda selalu terjadi penyelesaian yang berbeda.

Di duduknya saat berkomunikasi dengan Empunya, tah berapa banyak air mata yang bisa keluar bukan hanya saat meratap mohon ampunan dan perlindungan sering juga saat ingat kesalahan yang seharus bisa tak terjadi andai dilakukan langsung tanpa pertimbangan a atau b. atau saat sebelum ini Ia mampu berkata kasar pada yang lain tanpa kontrol, saat yang dia bisa hanya bicara bukan bertindak atau sekedar melepas penatnya pada semua yang terjadi. Saat diamnya dikeramaian diam-diam juga ia tetap berkomunikasi dengan-Nya terkadang gumam pun keluar (yang selalu dikomentari aneh oleh yang lain).

Dibersamanya dengan yang lain ntah berapa banyak ungkapan sinis yang terlontar menyikapi pikir, laku atau tutur yang lain. ntah berapa banyak gelak tawa yang terurai terbawa suasana ceria membat lelucon yang terkadang gak masuk akal atau sekedar menjadi bahan lelucon. ntah berapa banyak senyum yang terlempar bahkan saat seorang kawan menangis dalam dekap "Lo mau cerita ? g denger, Lo mau nangis? lo boleh pinjam bahu g" atau hanya karena melihat seekor kucing garuk-garuk.

Banyak diantara memberi label Sombong, Bunga peduli tapi sungguh tak terbeban dengan label tersebut. Buatnya tak akan ada sayang kala tak mengenal, biar jika itu yang dipikir. tak ada yang merugi dengan label tersebut. walau kadang pernah juga Ia ingin tesedu di depan yang lain, berbagi cerita sedih tapi tak pernah tau harus dimulai dari mana atau terkadang berpikir semua yang Ia lewat wajar yang lain tentu pernah juga rasakan ini. Lalu .. Boomm sudah tak ada air mata yang tergambar hanya cuek, cengengesan, pemarah. tak pernah benar-benar menjadi bagian dari sesuatu.

Mungkin sama halnya dengan kebersamaan Bunga dengan "J" yang terkesan ada dan tiada, tak bisa dikatakan ada karena banyak ke tiadaan tapi juga sulit dikatakan tiada karena sungguh terasa. mungkin ini juga dirasa "J".

Berbincang dengan "J" dari hal sepele selalu menarik, melihat gerak atau mimiknya wajahnya saat tersenyum atau saat meghela nafas kesal terlihat lucu bahkan bisa membuat bunga tersenyum. walau tak pernah mengerti bunga, selalu semanis inikah "J" berlaku atau akan selalu semanis ini kah "J" berlaku. setiap bicara dengan "J" semakin juga bunga mengenalnya dan selalu saja bunga temukan sesuatu yang lain dari dirinya sendiri.

Saat kali pertama "J" komentari sikap bunga yang bertolak belakang dengannya kala berada dalam lingkungan pergaulan. Bunga yang di bilang memilih tertutup sedang "J" memilih terbuka, keduanya mengalir dalam idealisme masing-masing, keterbukaan "J" menjadi sesatu yang menarik seolah menemukan bagian tubuh yang terpenggal waktu.

Saat berbincang keberadaan-Nya dan cara mereka mengakui ada-Nya. perdebatan mereka yang jika didengar yang lain kurang penting. tapi dari sini bunga mendapati "J" sebagai telinga bahkan buku yang siap dicorat-coret tanpa edit malah banyak penambahan. seru menurut bunga.

saat hanya dengan tatapan "J", bunga dapat menyanggupi permintaannya. yang tak pernah terjadi pada orang lain sebelumnya. yang ingin di kepala bunga adalah perintah untuk semua organ tubuhnya.

Saat mendengar sisi nakal "J" dari seorang kawan sebelum mengenal "J", mind set bunga untuk tak jauh mendekat terbentuk, tapi seiring waktu warning itu pun berlalu dari kepala bunga. Jadi ingat rest area, duduk berbincang dengan "J" diceritakannya keintiman-keintiman yang terjadi dengan kawan dekat nya sebelum ini. memang tak serta merta cerita, tapi bunga tak ingat dari mana awalnya. shock mendengar semua cerita "J" , pembenaran warning teman yang tadi. Dengan ini pun tak bisa lebih menjauh, mungkinkah "J" berbahaya sedang saat bersama nya bunga merasa nyaman. kali ini logika bunga mengalah, mengalah rasanya kurang pas untuk sosok bunga. Logika bunga kali ini kalah telak, ntah yakin dari mana bunga rasa "J" tak akan melakukan apapun padanya.

mendengar, berbisik, mengecap, membaui mungkin wajar saat kau datangi satu dan lain tempat. Tak begitu dengan bunga, belum ada tempat yang mengusik. diakui bunga setiap inc tubuhnya, pikirnya, lakunya, tuturnya menghipnotis.

terjadi sesuatu, bunga sungguh sayang pada sosoknya. ntah sama atau tidak yang "J" rasa. Dan sungguh menjadi sesuatu yang menyakitkan saat bukan sosok sepertinya yang separuh hidup bunga inginkan untuk mendampingi bunga. Jika tak banyak yang mereka berikan untuk bunga ingin rasanya bunga membantah, tapi tidak mereka memberikan banyak bahkan terlalu banyak untuk diuraikan satu-satu. dan yang mereka katakan penuh kewajaran yang tak dapat bunga bantah hanya karena keinginan yang mungkin sesaat.

Harus memilih yang ada dikepala bunga, karena tak punya dasar selain suka dan sayang untuk dijadikan pembelaan, yang hanya akan menjadi bulan-bulanan tak kunjung usai. terlebih tak mungkin meminta seorang asing tiba-tiba mengerti kondisi bunga, dengan merubah banyak hal yang selama ini sudah dijalaninya.

Bunga terluka? Iya. tapi ini egonya, ego yang tak terdefinisi oleh banyak orang bahkan dengan kepala kecilnya. Bunga menyemangati diri, "J" pasti bisa melupakannya dengan mudah bukankah banyak hati yang keluar masuk dalam hidupnya, bukankah "J" selalu menemukan jalannya dikuatkan hatinya jika yang telah berbagi banyak hal mampu dilupakannya dan memulai yang baru dengan yang lain bahkan yang lebih apalagi bunga yang belum siapa-siapa. dan kalau "J" bisa waktu juga akan membantu bunga meletakan "J" dalam ruang yang tepat dalam hatinya.

Banyak warna, banyak kesan di waktu yang terasa sangat singkat, seperti Zahir hadirnya dihidup Bunga.

Diantara keputusannya Bunga masih nakal mengusik hidup "J" bahkan sampai saat ini dan entah sampai kapan atau akan berakhir seperti apa. Semua masih rahasia-Nya



*sayang sangat pada sosok"J"

peluk

bukan karena dingin nya udara malam ini aku ingin memeluk
bukan pula karena tak ada yang bisa ku peluk malam ini
membayangkannya saja mampu membuat ku tersenyum
ya..aku ingin memeluk mu

kapada Malam aku ingin mengatakan agar dapat memeluk mu
satu jam..dua jam..
lima jam..mungkin sepuluh jam
memeluk mu sampai aku tertidur
memeluk mu sampai aku terbangun
dalam kaadaan yang sama seperti saat aku tertidur
kau membiarkan aku tetap memeluk mu walau kau sudah terbangun terlebih dahulu
ya..aku ingin memeluk mu..




#teruntuk gadis kecil dalam mimpi ku

Senin, 07 Juni 2010

My lesson

Minggu pagi tanggal 6 juni, sengaja bermalas-malas dikamar. Baru sekitar jam 8.30 beranjak dari peraduan. Bunyi nada SMS hand phoneku, ku pikir dari seseorang disana. Ternyata dari seorang kawan yang butuh bantuan, niat hati ingin tak merespon. Tapi ada jeritan yang mengurungkan niatku, Ku raih Handphone, ku tanggapi keluhannya. Awalnya setengah hati ku dengar kesahnya, karena ku pikir orang dilingkungannya bukan hanya Aku seorang.

Lalu bisikan hangat merasuk, "bukankah ini kesempatan yang diberi Tuhan mu untuk kau syukuri, bukankah ini kesempatan yang diberi Tuhanmu untuk lebih mendekat padanya, bukankah segala sesuatu diawali dengan niat ayo niatkan hati mu sepenuhnya". Akhirnya kalimat yang mungkin sudah sedari tadidi tunggu di ujung sana terlontar dari mulut ini " Apa yang g bisa bantu?"

Dia butuh tambahan dana untuk biaya adiknya lanjut sekolah. Terkejut kenapa untuk masalah krusial dia mau menghubungiku. Aku bingung aku butuh tapi mungkin dia lebih butuh. Kusanggupi permintaannya.

Aku termangu, benar tidak tindakanku.Ku ingat kembali apa yang masih harus ku selesaikan. Ah payah, kalau DIA begitu baik memberiku jalan untuk melakukan tindakan berguna besar kemungkinan dibukakan nya pintu-pintu kebaikan yang lain. Amin
jadi inget teman "Kebahagian bukan atas apa yang kita dapat kan tapi bagaimana cara kita bersyukur atas apa yang kita miliki". Pelajaranku minggu ini kebahagian sungguh saat dimana kita merasa tak berdaya tapi masih bisa mengulurkan tangan untuk orang lain. Terimakasih Tuhan untuk orang-orang yang membantuku mendekat pada-Mu.

Kamis, 03 Juni 2010

Renungan Cruel - 5

" Hidup selalu menyisakan sejarah dan sejarah tidak akan pernah berubah"

" Tidak ada pijakan kokoh dalam dunia ini, Komitmen dapat berubah setiap saat, ikatan tidak mengikat dan logika tidak punya validitas "