Tanggal 5 Juni 2010, Seorang kawan "Andika" menikah, dia seorang kristiani. Dua minggu sebelum acara berlangsung, undangan sudah ku terima. Layaknya hal membahagiakan serupa yang juga pernah dialami dan mungkin juga akan dialami banyak orang selalu menciptakan atmosfer berbeda, dan perbincangan kurang enak didengar saat diketahui pasangannya seorang single parents, hampir setiap kepala menyayangkan hal tersebut da mulai memberi idealisme sendiri-sendiri (kamu masih muda, belum pernah menikah, berpenghasilan, gak jelek emang susah ya cari pasangan yang sma-sama single) semula ku wajarkan statement-statement itu, karena wajar sebagai bentuk peduli dari seoarang kawan.
setelah itu Aku berpikir jika Aku yang berada di posisi wanita tersebut apa rasanya hati ini, atau jika wanita tersebut sanak kerabatku. bukankah yang dikepalaku semua bunga-bunga. tak berpikir akan itukah mereka sebelum berucap.
Aku bertanya pada banyak kepala akan hal ini, tapi semakin membuatku meradang. Ku bawa pulang apa yang ku pikir, bercerita pada 2 sahabatku dirumah. ku katakan kenyataan yang terjadi dan rumor yang terlanjur menjamur. setali tiga uang dengan ku mereka meyakinkan apa yang dikepalaku.
" Saat ini mereka sudah tidak perlu lagi pendapat apa yang baik atau tidak untuk hubungan mereka, undangan ini bukti kesiapan mereka hadapi dunia. Jauh sebelum ini mungkin orang tuanya sudah memberi pandangan dan jika mereka sampai di posisi ini berarti mereka bangga akan pasangannya masing-masing lagi pula single bukan jaminan berhasilnya sebuah hubungan"
Aku tersenyum puas, mendapati tak semua orang memberi tanggapan miring. Aku tergelitik 'single' tak bermaksud menertawai mereka yang terlihat suci tapi coba mereka sadar tanpa menikah pun banyak yang bisa melakukan hubungan intim, dan aku tau siapa kawanku itu. Single secara fisik atau psikis bukan jaminan.
Sekali lagi ku tertawai dunia...
* lembar kepalaku yang ini masih terlalu konvensionalkah?menghadapi modernisasi dirimu apa aku masih terlihat konvensional? jangan samapi dunia menertawai mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda Pikirkan