Selasa, 25 Mei 2010

Call Him "J" (chapter 5)

Rabu sore diteras Otista duduk menunggu jam perkuliahan dimulai Bunga terusik dengan kantong plastic putih berstempel Gramedia yang dibawa tebalik dari kantong itu tatapan Bunga mulai beredar keatas. Beberapa menit tertegun “Hah! Kenapa mesti dia” gumamnya sendiri. U can Call him “J”, padahal hampir aja aslinya keluar Karena liat kantong itu. Andai saja bukan di gedung ini dan bukan pula “J” yang bawa kantong itu pasti sudah dibujuknya untuk meminjamkan saat itu juga, yang akan terasa berbeda jika bener itu dilakukannya.

Dikelas selalu terbayang kantong itu dan wajahnya, menimbang-nimbang “ngomong, nggak,ngomong, nggak, ngomong, nggak, ngomong, nggak..hadooh” Kelas selesai lebih cepat. Yang lain ke musola sementara bunga pilih duduk di teras, ditemani siapa tak ingat lagi. Hiks kantong plastic itu lewat di depannya lagi, yang empunya ambil helm. Akhirnya, diluar kebiasaan Bunga. Di sapajuga yang empunya, SKSD gitu. Gak kebayang kalau yang disapa Cuma nengok terus berlalu, untungnya enggak walau mimic wajahnya jelas berubah, mungkin merasa kaget juga dia.

Ternyata bukan cuma sombong tapi juga medit. Masa mau pinjam harus barter, kira-kira kalau bunga bilang gak punya dikasih pinjem gak ya? Atau antisipasi merekakan belum sama-sama kenal sejauh ini hanya saling tau. Bunga tukar dengan novel “Burn A Live” yang tak diserahkan langsug tapi dititip ke kawannya. Gengsi kalau dibilang gak bisa di percaya, Mau kasih tau dia Kalau dia berurusan dengan Bunga bukan yang lain. Seneng karena tau laki-laki sombong itu tak lebih baik dari bunga karena nyatanya Novel yang dijanjikannya baru diterima bunga beberapa hari berselang. Rupanya seperti kebanyakan juga. Beberapa hari berselang ditangga depan madding tanpa janji bunga mengembalikan Novel yang telah di sampul plastic dan dia telah menyelesaikan Novel yang dipinjamkan bunga. Sungguh sebuah kebetulan atau memang bukti kalau Bunga dan “J” memang penggila kata layaknya penggila kata yang lain yang dapat menyeleaikan bacaannya dengan durasi singkat.

“Twilight” judul novel milik “J” yang sekarang masih ada di tangan bunga. Bunga Bicara dengannya untuk pertama kali. Sebenarnya bukan benar-benar bicara hanya lewat sms. Karena bunga ingin “J” membantunya menanyakan kabar Tri yang Nomor nya didapat dari Mumun (Mumun berpikir yang tidak-tidak rupanya yang di share kebeberapa teman yang juga menganggap itu aneh). Yang disana sedang main PS, Tak tau bagaimana ekspresi wajahnya terima sms dari Bunga. Tapi dari tulisannya yang bunga tangkap pribadi yang lain apa sama yang dirasa “J” tak juga bunga tau.

***

Janji bertemu untuk pertama kali, tanggal 31 Desember 2008. Hari rabu janji ketemu didepan kantor jam 2 dengan menyalahkan cuaca terulur sampai jam 4 atau jam 5 sore. Sudah didepan sport center katanya, Mau tak mau bunga jemput kesana. Dengan tak berhenti diajaknya “J” meninggalkan sport center, Bunga memperlakukan “J” seolah sudah mengenalnya dan itu ditangkap aneh setidaknya wajahnya bicara. Bunga gak pernah basa-basi menyambut tamunya, di pikir mumpung berada diluar ditanya kalau-kalau tamunya yang belum terbiasa dengan pribadinya ini “sudah makan belum? Mau mampir makan? Disini banyak kok makanan enak?” dia bingung dengernya tapi tetap dijawab “sudah…..”. sampai dirumah dipersilahkan duduk, saat itu dirumah sudah mulai ramai sanak keluarga. Lupa apa yang disuguhi Bunga saat itu, untung “J” dating saat cuaca dingin karena jika cuaca normal paling bunga Cuma kasih air putih untuk teman-teman yang cukup dikenalnya. Yang dirasa bunga saat itu, “J” bukan sekedar melihat Bunga tapi lebih. Tambah tau “J” tidak terlalu pandai membawa diri, bersikap dengan orang yang belum pernah ditemuinya, kurang pandai beramah tamah, kurang pandai membaca situasi. Dalam kebingungannya yang ditampilkan hanya diam bahkan saat tri datang kerumah. Mungkin baginya semua asing, Bunga pun tak ambil pusing hanya bersiap mendapat komentar dari keluarga dirumah.

***

Janji bertemu yang kedua minggu pagi saat bunga menawari Tri dan “J” Jogging di graham, tanggal 4 januari 2010, saat itu Tri bermalam di rumah “J”. yang sebelumnya diawali dengan telpon malam-malam ternyata semua hal didirinya aneh. Tanggal 4 berakhir di teras dengan susu kacang kedelai, bacang, bubur kacang hijau air putih dan kerupuk sekitar jam 9-10 an. Dari sini semua bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda Pikirkan