Menurut Cerita suara yang pertama ku dengar adalah seruan-Nya ditelingaku. Yang tak kutanya suara siapa yang menyerukannya ditelingaku, yang kutau bukan suara laki-laki yang membuat ku ada dibumi sampai saat ini. Ntah kenapa dia tak ada saat itu, tak juga kutanya lebih dari itu. selentingan yang ku tahu dia diluar kota urus usahanya.
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun terlewati. dari yang hanya mengenal A-Z, a-z, 0-9, simbol, gambar sampai mengenal kalimat aku dijejali semua yang bermuatan positif. Kecilku bermain selalu ada mata yang sedia mengawasiku, Pengawal dan penasehat pribadi "Bunda". setiap kata yang kudengar selalu diterjemahkan dalam bahasa yang ringan terkadang kedaerahan yang sama sekali tak mengandung nilai negatif. semua kata terfilter apik masuk ke telingaku untuk diproses dan disimpan.
Sampai ketika saat bermain tak ku jumpai mata itu. semakin banyak kata yang kudengar dan aku memulai belajar, kutampung semua kata, ku tanya teman yang kurasa mengerti kata itu kalau tak puas kubawa pulang kata itu, kutanya kan ke Bunda.. (berawal dari sini mungkin) tak jarang seringai muncul disudut sudut bibirnya tak pelak matanya melotot bertanya siapa yang bicara itu... tetap dengan keibuan dijelaskan semua walau banyak edit sana-sini..
Diluar rumah aku mengenal sumpah serapah (yang sampai saat ini tak pernah ku gunakan), aku mengenal orang berbohong. Aku belajar menggunakan logika memilah-milah kata, memilah-milah tindakan.
Aku belajar beradaptasi,
Saat lingkungan mendorongku untuk berprasangka buruk, kukembalikan pada yang kuyakini " tidaklah patut kita berprasangka buruk pada orang lain"
dan aku mulai berhati-hati
Saat lingkungan mengajakku untuk mencela, kukembalikan pada yang ku percaya " Jangan engkau saling menghinakan sesama saudaramu" atau "mencela/... sama dengan memakan bangkai saudaramu" dan aku mulai untuk berjaga
hidup adalah serangkaian pelajaran yang gak pernah putus kalau saja kita mau terus membacanya
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun terlewati. dari yang hanya mengenal A-Z, a-z, 0-9, simbol, gambar sampai mengenal kalimat aku dijejali semua yang bermuatan positif. Kecilku bermain selalu ada mata yang sedia mengawasiku, Pengawal dan penasehat pribadi "Bunda". setiap kata yang kudengar selalu diterjemahkan dalam bahasa yang ringan terkadang kedaerahan yang sama sekali tak mengandung nilai negatif. semua kata terfilter apik masuk ke telingaku untuk diproses dan disimpan.
Sampai ketika saat bermain tak ku jumpai mata itu. semakin banyak kata yang kudengar dan aku memulai belajar, kutampung semua kata, ku tanya teman yang kurasa mengerti kata itu kalau tak puas kubawa pulang kata itu, kutanya kan ke Bunda.. (berawal dari sini mungkin) tak jarang seringai muncul disudut sudut bibirnya tak pelak matanya melotot bertanya siapa yang bicara itu... tetap dengan keibuan dijelaskan semua walau banyak edit sana-sini..
Diluar rumah aku mengenal sumpah serapah (yang sampai saat ini tak pernah ku gunakan), aku mengenal orang berbohong. Aku belajar menggunakan logika memilah-milah kata, memilah-milah tindakan.
Aku belajar beradaptasi,
Saat lingkungan mendorongku untuk berprasangka buruk, kukembalikan pada yang kuyakini " tidaklah patut kita berprasangka buruk pada orang lain"
dan aku mulai berhati-hati
Saat lingkungan mengajakku untuk mencela, kukembalikan pada yang ku percaya " Jangan engkau saling menghinakan sesama saudaramu" atau "mencela/... sama dengan memakan bangkai saudaramu" dan aku mulai untuk berjaga
hidup adalah serangkaian pelajaran yang gak pernah putus kalau saja kita mau terus membacanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda Pikirkan